Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kisah Marpuah Nyaris Tertipu Suara Jantan Jason Mamoa

11 April 2020   11:05 Diperbarui: 11 April 2020   11:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rusuh oleh rombongan Nindy, Selfi dan Bimo (sumber : tangkapan layar hapeku)

Persoalan muncul ketika orang belum sadar sepenuhnya menjaga keamanan data digital. Kejadian seperti Marpuah tentu bukan hanya dia yang alami. Kalau saja Marpuah tidak sadar, maka terkuras semua uang di tabungannya berpindah ke tabungan si penipu.

Kalau sudah kejadian, mau lapor ke pihak polisi dan bank pun seperti menepuk angin. Betul kan? Ya ada cuma orang bilang kasihan.

Ngobrol ringan bareng praktisi bank (sumber : IG KompasianerPalembang)
Ngobrol ringan bareng praktisi bank (sumber : IG KompasianerPalembang)
Melalui KOMPAL yang berkolaborasi dengan Dues Arbain, petinggi di bank BUMN warna biru, berbagi jurus menjaga keamanan data digital di masa pandemi Covid 19 tadi malam (10/04). Sekitar 10 pendengar lewat Instagram LIVE @kompasianerpalembang terjadilah duet maut tersebut yang dimoderasi oleh Bikcik Tika, salah satu advokat cukup terkenal di Palembang.

Mang Dues pun bercerita kalah sistem keamanan digital bisa dilihat dari dua sisi, yakni sistem keamanan bank dan user atau nasabah. Dari sisi keamanan bank boleh dikatakan sudah aman lewat pengamanan data informasi, kecuali kalau data nasabah bocor untuk ditelepon telemarketing asuransi dan sebagainya.

Permasalahan yang terjadi adalah sisi nasabah yang ternyata membocorkan sendiri data diri mereka sehingga dimanfaatkan oleh orang lain untuk bertindak jahat, seperti cerita Marpuah.

Kenali Jenis Kejahatan Data Digital

Dalam perbankan, approval lebih ketat. Misalnya dengan memberikan user id, password, sms notifikasi, dan OTP (One Time Password). Sehingga bijaknya nasabah juga harus menjaga keamanan data digitalnya melalui sejumlah cara. 

Pertama, menggunakan email dan password yang berbeda untuk masing-masing kebutuhan. Semisal ponsel hilang, satu akun terbuka tidak mudah membuka akun lainnya. Kedua, mengganti PIN dan password secara berkala. Ketiga, nasabah tidak boleh memberikan data pribadi terhadap siapapun.

Rusuh oleh rombongan Nindy, Selfi dan Bimo (sumber : tangkapan layar hapeku)
Rusuh oleh rombongan Nindy, Selfi dan Bimo (sumber : tangkapan layar hapeku)
Modus kejahatan yang bisa terjadi adalah penipuan yang mengaku dari pihak perbankan atau pihak lain meminta nasabah untuk memberikan nomor kartu, password, dan sebagainya. 

Seandainya nasabah sadar bahwa apabila mendapatkan hadiah biasanya pihak pemberi yang akan menghubungi lewat jalur resmi. Dari sisi bank, tidak pernah meminta data confidential atau rahasia pribadi nasabah.

Akibat tidak sadar atau mawas diri, makanya nasabah bisa saja mengalami phising, vising, atau impersonation. Phising sendiri merupakan jenis kejahatan dengan memanfaatkan umpan balik agar penipu mendapatkan informasi akun kita. 

Contohnya bisa lewat pesan singkat yang mengharuskan kita klik link tertentu. Alamat link dibuat seolah mirip padahal bukan berasal dari link resmi. Kalau kita tidak sadar maka kita pun akan klik dan memasukkan data informasi dengan santai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun