Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kok Tulisanku Jarang Terpilih Jadi Artikel Utama?

9 April 2020   23:08 Diperbarui: 10 April 2020   01:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orisinalitas tulisan itu perlu (sumber : tangkapan layar saat live)


Masing-masing kita punya 138 detik pertama supaya tulisan dilirik pembaca. Kecuali kalau kamu punya rasa percaya diri menulis yang tinggi dan sombong seperti saya, maka tulisan ini tidak ada manfaat.

Terus terang saja dua jam saya ditampar bolak balik sama Widha Karina. Bayangkan dia bukan pacar saya, pun bukan siapa-siapa.

Saya pahami kalau bagi sebagian orang, menulis di Kompasiana lalu tulisannya mendapat label Pilihan atau Artikel Utama adalah suatu kebanggaan tersendiri. Kalau tidak, buat apa seperti beberapa teman Kompal yang tampak girang sekali ketika ada tulisan yang menjadi Artikel Utama. Lantas, bagi saya yang tidak peduli mau tulisan saya mendapat artikel utama atau label centang biru. Apa masih perlu mengikuti blogshop (blogging workshop) dua jam tadi?

Mengintip Pola Kerja Kompasiana

Windha sedang memulai blogshop LIVE Youtube (sumber : tangkapan layar di Youtube)
Windha sedang memulai blogshop LIVE Youtube (sumber : tangkapan layar di Youtube)
Kalau saja Widha tidak bercerita bagaimana pola kerja Kompasiana, mungkin kita tidak tahu bagaimana dapur mereka. Hampir 20 ribu artikel yang masuk setiap bulannya masuk ke Kompasiana. Ini ya kalau dulu saya pas masih kerja urus konten website, sudah senang banget. Alasannya karena KPI saya tembus, lalu dapat bonus kerja! Bayangkan 19.575 tulisan setiap bulan, 631 artikel setiap hari dan setiap jam ada 26 artikel.

Namun, ternyata dari sebanyak artikel yang masuk ke dapur Kompasiana. Tidak ada penyaringan artikel, setiap Kompasianer bisa menerbitkan tulisan sendiri. Nyatanya ini membuat kerja para admin harus lebih cepat dalam 138 detik pertama atau 2,3 menit untuk mengoreksi pelanggaran tulisan para Kompasianer.

Konten apa yang ingin kamu bagikan? (sumber : tangkapan layar saat Live)
Konten apa yang ingin kamu bagikan? (sumber : tangkapan layar saat Live)
Orisinalitas tulisan itu perlu (sumber : tangkapan layar saat live)
Orisinalitas tulisan itu perlu (sumber : tangkapan layar saat live)
Data rekap pelanggaran tulisan bulan Januari 2020, dari total 12.814 artikel ada 2218 artikel pelanggaran atau sekitar 17%. Bulan berikutnya tidak jauh berbeda. Sehingga rata-rata hampir 20% (kalau dibulatkan) pelanggaran artikel yang dilakukan. Saya tidak menyangkal diri kalau artikel saya pun masuk di dalamnya.

Banyaknya temuan artikel pelanggaran tentunya membuat tim admin bekerja 24 jam. Tentunya kalian juga bertanya jenis pelanggaran seperti apa yang dimaksud?

Ternyata orisinalitas tulisan menjadi pokok penting ketika menulis di Kompasiana. Masih ditemukan tulisan yang copy-paste dari tulisan orang, quote atau gambar tanpa sumber asli. Bisa kalian bayangkan makin ditampar saya sama Widha yang sore tadi pembawaannya santai sekali berpakaian kemeja kotak-kotak.

6 Poin Penting untuk Diperbaiki

Menulis bagi saya menjadi sarana untuk melatih diri sekaligus melepas penat. Ketika saya menulis dan sudah ada perasaan negatif misalnya iri sama tulisan orang lain kenapa dia bisa lebih unggul, itu tandanya ada yang tidak beres dalam diri saya. Makanya sebagai tanda pertobatan agar bisa menulis kembali dengan baik dan benar, maka kita dikasih 6 poin tips menulis di Kompasiana agar tulisan bisa masuk Pilihan atau Artikel Utama.

Panduan agar tulisan kita lebih joss (sumber : tangkapan layar saat live)
Panduan agar tulisan kita lebih joss (sumber : tangkapan layar saat live)
1) Kreator
Siapa yang menulis artikel di Kompasiana menjadi acuan untuk kapabilitas ilmunya. Misalnya yang menulis adalah seorang dokter dan dia menulis isu terkini dan relevansinya tinggi. Maka tidak perlu menunggu lama tulisan tersebut memiliki daya pikat di hati para admin.

Akan tetapi ini bukan bicara mengenai profesi saja melainkan yang diinginkan oleh Kompasiana adalah seorang penulis yang dapat bertanggungjawab atas tulisan yang dia muat.

2) Kategori

Ada banyak kategori yang ada di Kompasiana. Kategori ini menjadi pokok bahasan yang bisa kita pilih ketika ingin menulis. Rahasianya adalah menulislah sesuai dengan kategori yang kamu kuasai sehingga tidak salah masuk kategori.

3) Judul Konten

Ada orang yang punya bakal untuk membuat judul clickbait atau judul yang bisa merangsang orang untuk klik artikel tersebut. Sayangnya, saya masih harus belajar buat belajar bikin judul yang clickbait seperti Tr*bun.

4) Gambar

Selama ini saya menggunakan gambar pribadi, jika tidak punya gambar maka saya mengambil dari gambar lewat Googling. Sayangnya, gambar yang saya ambil terkadang bukanlah berasal dari sumber asli sehingga pelanggaran ini membuat tim admin menjadi repot untuk mengoreksi gambar. Jujur saya salut sekali sama kerja admin untuk mengoreksi pelanggaran yang saya lakukan. Kecil sih, tapi ternyata hal ini disikapi agar Kompasiana sebagai wadah platform ini tidak dicari oleh polisi.

Gunakanlah gambar yang memang free royalty yang bisa kita gunakan misalnya lewat pexels atau freepik. Dua tempat ini sering saya gunakan ketika menulis. Namun akan lebih baik memang menggunakan gambar sendiri.

5) Isi/Konten

Konten tetaplah yang dilihat. Topik pembahasan apa yang kita buat dan bagi tim admin lebih menyukai tulisan yang baru dan orisinalitas. Rasanya mengenai isi konten tidak perlu bertele-tele dijelaskan.

6) Label

Label ini juga mempermudah dalam pencarian artikel yang ditulis. Biasanya dalam event lomba yang diadakan Kompasiana, label memudahkan peserta untuk membaca tulisan peserta lain.

Dari 6 poin yang dijelaskan, sekilas memang tampak gampang sekali bukan? Makanya kenapa saya bisa sombong sewaktu menulis di Kompasiana. Lagaknya itu kayak sudah pasti tulisan saya lolos sensor. Setidaknya kalau tidak masuk ke Artikel Utama, minimal masuk Pilihan.

Agar tulisan masuk Artikel Utama (sumber : tangkapan layar saat live)
Agar tulisan masuk Artikel Utama (sumber : tangkapan layar saat live)
Kesombongan saya itu harus sirna, rahasia untuk membuat sebuah tulisan agar menancap di hati haruslah tulisan yang dibuat dengan kasih sayang yaitu tidak melanggar ketentuan, mengandung unsur SARA dan politik, orisinal, otentik, dan komprehensif. Hal lain yang bisa kita lakukan bahwa tulisan kita memiliki value pesan yang berdampak bagi banyak orang sekaligus pemilihan diksi yang tepat. Akan lebih baik ketika menulis di Kompasiana berdasarkan momentum yang tepat. Makanya kenapa Kompasiana menjadi wadahnya citizen journalism dalam hal mereportasekan peristiwa berdasarkan momentum.

Selain itu jika tulisanmu sering terpilih jadi artikel utama, maka tim admin juga punya hak preogatif untuk membuatnya tidak menjadi artikel utama. Hal ini dikarenakan bukan berarti tulisan tidak bagus, tapi lebih ke memberikan kesempatan bagi Kompasianer lain mendapat kesempatan yang sama.

Penutup

Walau saya sudah bergabung sejak 2010 di Kompasiana tidak menjamin saya orang yang pandai di Kompasiana, aktif juga tidak seperti teman-teman senior yang setiap bulan namanya selalu bertengger di K-Rewards.

Alasannya, saya masih memiliki blog utama. Sama seperti Kompasiana yang membutuhkan iklan, blog saya pun juga harus bisa membiayai sendiri. Makanya, teman saya pernah bilang : sejak kapan Ded, dirimu peduli dengan centang biru di Kompasiana dan artikel utama?

Saya mengakui selama menjadi Kompasianer saya banyak mengenal teman baru dan relasi lewat tulisan. Semoga juga bisa mendapatkan rezeki dari sini.

Kalau kalian, apabila tulisanmu tidak terpilih jadi artikel utama akan tetap menulis di platform ini?

Salam,
Deddy Huang

KOMPAL (dok : Kompal)
KOMPAL (dok : Kompal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun