Aroma nanas masak sudah mulai menyeruak masuk ke hidung. Kocokan mesin blender terus diputar. Cetakan-cetakan loyang kue berjejer rapi di ruangan tamu. Sesekali saya ikut mencolek adonan dan mencicipi apakah sudah sesuai atau belum. Ya, senang sekali kalau bisa membantu keluarga sedang memasak kue untuk lebaran.
Keluarga besar saya boleh dikatakan multikultur, tidak hanya sebagai orang Tionghoa tapi mereka juga ada yang sudah mualaf. Tradisi lebaran Idul Fitri di keluarga besar saya juga tidak ketinggalan meriahnya, walau sudah tanpa nenek atau kakek.
Biasanya saat menjelang hari lebaran banyak sekali keramaian yang bisa kita amati. Mulai dari tingkat kemacetan yang makin tinggi karena orang saling berebut tempat untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Palembang sudah memiliki beberapa mall dan pusat perbelanjaan yang dapat menjadi alternatif warga lokal untuk berbelanja.
Kejahatan Menjelang Ramadan Meningkat
Bulan Ramadan juga identik dengan tingginya kriminalitas di sekitar kita, seperti kejadian yang saya alami kemarin. Rendahnya kesejahteraan di Indonesia memang membuat para sobat miskin terdesak kondisi yang membuat mereka gelap mata. Salah siapa? Salah karena mereka tidak mau berusaha.
Saya sering melihat tayangan berita kriminal entah di televisi atau Youtube. Pelaku kejahatan sekarang ini bukan saja pria melainkan perempuan dengan kerudung. Tampang santun yang bisa mengecok mata kita seolah mereka orang baik tapi siapa sangka hati busuk.
Modus operasi yang mereka kerjakan adalah ketika kita sedang lengah dengan barang belanja kita, maka bisa saja barang berharga kita sudah berpindah tangan di komplotan mereka.
Tukang Copet dan Tukang Jambret
Ternyata tanpa kita sadari bahwa 'tukang copet' dan 'tukang jambret' sudah menjadi profesi dan mata pencaharian mereka. Aslinya dua kejahatan ini berbeda. Kalau kalian ingat cara kerja seorang tukang copet memiliki keahlian tangan, kecepatan, kehalusan dan menunggu momentum yang tepat. Mereka telah mempelajari sekaligus trik-trik yang akan membuat calon korban lengah. Barangkali mereka sendiri memiliki 'sekolah khusus'. Seorang tukang copet juga harus tahu kelemahan dan kelebihannya yang membuat aksi mereka bisa berhasil.
Ciri-ciri tukang copet ini mereka memiliki gerakan mencurigakan. Misalkan di pusat perbelanjaan si pelaku ini berusaha untuk mengecoh korban saat sedang memilih baju. Ketika momentum pas maka tanpa disadari dompet atau barang berharga kita sudah masuk dalam genggaman. Hal ini sering terjadi ketika kita berhimpit-himpitan dengan orang lain saat sibuk memilih barang. Selain itu, tukang copet kadang pun tidak bekerja sendiri. Mereka ada kompotan lebih dari dua orang yang bertujuan untuk membuat satu cerita dan seolah tidak saling kenal.
Berbeda pula dengan tukang jambret. Biasanya cara kerja tukang jambret ini sudah mengincar korban dari arah kejauhan. Kemudian saat korban lengah maka barang berharga korban langsung ditarik paksa. Efek dari jambret bisa saja nyawa menjadi taruhan. Tidak sedikit korban penjambretan yang terjadi di atas motor dapat mengakibatkan kematian, seperti teman saya.
Semoga Kita Lebih Waspada
Tahukah kalian selama Ramadhan banyak sekali fenomena kejahatan yang muncul. Mulai dari copet di pasar dan mall, jambret, rampok, hipnotis, dan pencurian rumah kosong. Mereka si penjahat juga ingin membeli baju lebaran baru. Oleh karena itu, berikut ini langkah pertama bagi kita agar terhindar dari aksi kejahatan tersebut.
- Pencurian dan perampokan. Korban umumnya yang ingin menyetor uang ke bank, mengambil gaji karyawan dan uang THR dihimbau agar meminta pengawalan kepolisian. Dan untuk pemilik toko emas dan pegadaian diharapkan agar lebih meningkatkan pengamanannya.
- Pencurian rumah kosong. Dihimbau untuk lebih meningkatkan pengamanan di lingkungan rumah. Usahakan ada salah satu kerabat keluarga yang di rumah atau apabila ingin pergi lebih lama bisa minta tolong tetangga untuk ikut menjaga.
- Pencopetan atau pencurian. Saat akan pergi keluar untuk tidak menggunakan perhiasan mencolok, atau memamerkan barang berharga lainnya di tempat ramai. Sebab kondisi itu seolah-olah "mengundang" pelaku untuk melakukan kejahatan.
- Teman-teman jangan lengah ketika membawa tas, karena bisa saja dijambret. Saya juga pernah mengalami tas disobek menggunakan cutter atau silet. Apabila sedang berada di antrian dan berdesakan, tas dapat diposisikan depan.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan para pelaku kejahatan di Indonesia. Dunia ini memang tempat kumpulnya orang jahat hingga akhirnya meninggal barulah segala perbuatan akan mendapat hukuman setimpal dengan perbuatan. Hari lebaran selayaknya menjadi hari bahagia dan berkumpulnya keluarga, namun ada orang yang jahat ingin merebut kebahagiaan kita.
Cara penjahat beraksi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Semakin hari, cara yang digunakan semakin beragam dan semakin pintar.
Dunia ini banyak orang baik, namun juga tak sedikit orang jahat. Maka waspadalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H