Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

THR itu Tiba-tiba Raib

6 Juni 2018   14:25 Diperbarui: 6 Juni 2018   15:10 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai mantan pekerja kantoran ada suka duka selama Ramadan yang pernah juga saya rasakan. Pengalaman bekerja di tiga perusahaan yang membuat saya mencicipi peraturan-peraturan yang dibuat perusahaan selama Ramadan. Akhirnya membuat saya belajar kalau tidak ada perusahaan yang sempurna. 

Masuk bulan Ramadan, obrolan bagi para pekerja kantoran tidak jauh dari bahasan mengenai THR atau Tunjangan Hari Raya. Kadang setiap saya mendengar obrolan teman-teman kantor apabila sudah bahas apa yang akan mereka lakukan dengan THR yang didapat membuat saya berdecak kagum.

THR selayaknya dibilang sebagai Gaji 13 atau tambahan uang khusus bagi kita yang bekerja dalam kurun waktu tertentu. Uang tambahan ini nantinya dapat digunakan untuk keperluan lebaran atau hal lainnya. Maka wajar sekali kalau THR sangat dinantikan oleh banyak pihak untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Mulai dari untuk membetulkan rumah yang bocor, tambahan membeli perlengkapan lebaran, tiket mudik atau sebagai foya-foya semata tanpa ditabung. Bagaimana kalau yang tidak dapat THR?

Waktu Tepat Memberikan THR

Sewaktu masih bekerja di perusahaan lokal dengan status buruh lepas tidak ada ikatan kontrak karyawan yang jelas. Resiko yang dirasa adalah saya tidak memiliki hak untuk mendapatkan uang segar tersebut. Namun, perusahaan menggantikan uang THR dalam bentuk kue kering atau minuman kaleng. Pikir saya, ya bersyukur masih dikasih buah tangan daripada tidak.

Berbeda cerita ketika saya pindah kerja di perusahaan lain yang memiliki budaya pembagian THR berdasarkan hari raya keagamaan. Mayoritas pembagian THR diberikan pada saat hari raya idul fitri dengan tujuan agar bagian keuangan kantor tidak perlu repot mendata kembali karyawan yang non muslim. Namun, satu sisi ada perusahaan yang membagikan THR juga disesuaikan hari raya keagamaan lain misalnya natal dan tahun baru imlek. Alasannya supaya uang THR tersebut tidak langsung habis. 

Jika saya boleh memilih, saya lebih senang diberikan pada saat hari raya idul fitri. Oleh sebab, alokasi dana untuk saya menghabiskan uang bisa sesuai kebutuhan. Mall biasanya akan memberikan promo murah mulai dari pakaian hingga elektronik. Berbeda kalau pada saat hari natal atau tahun baru imlek, promo tidak sebanyak seperti idul fitri. Kemudian bisa mendapatkan raut kebahagiaan ketika dirasakan oleh teman-teman muslim ketika mendapatkan THR.

Sudah dapat THR? (sumber : istimewa)
Sudah dapat THR? (sumber : istimewa)
Tiba-Tiba Raib 

Ketika mendapat gaji lima koma, yaitu tanggal lima langsung koma karena tiba-tiba saja uang gaji yang didapat raib begitu saja tanpa bekas. Coba kalian cek dengan keuangan kalian apakah juga mengalami problem yang sama. Selesai gajian, uang yang didapat langsung kita putar kembali untuk membiayai cicilan, uang bulanan hingga biaya tak terduga.

Hal yang sama dengan THR ternyata berlaku demikian. Tiba-tiba raib tanpa sisa karena pada saat hari raya justru menjadi pengeluaran tambahan yang tidak tertulis. Misalnya, apabila kita tinggal di komplek perumahan maka kita juga ikut memberikan "THR" bagi satpam, tukang sampah, bahkan asisten rumah tangga. Maka kadang bukan raut kebahagiaan yang kekal abadi melainkan sehabis itu menjadi keluhan, kok uangnya jadi raib ya?

Kemudian ada yang membuat kadang rasa jengkel adalah orang-orang yang tidak saya kenal datang meminta THR. Dalam hati, ini yang lebaran siapa dan siapa kasih THR ya? Kejadian, saat hari raya agama lain seperti natal dan tahun baru imlek. Orang yang sama juga datang untuk meminta THR. Maka memang diperlukan sikap tegas saat membelanjakan uang THR dengan langsung mengalokasikan uang ke pos-pos yang telah ada.

THR Bisa Membuat Hubungan Ibu dan Anak Harmonis

Saya masih ingat saat saya memberikan ibu saya kejutan di hari raya ketika mendapatkan THR pertama kali. Waktu itu saya sedang jalan ke mall dan melihat barang elektronik sedang ada promo diskon yang lumayan menggiurkan, harga yang didapat lebih murah dari harga normal. 

Di rumah kami belum memiliki mesin cuci, sehingga mau tidak mau cuci baju dengan cara manual. Saya juga tidak tega ketika melihat ibu saya harus capek mencuci baju, sampai niat  itu saya kumpulkan andai ada rejeki saya ingin membelikan mesin cuci. Waktu jalan di mall, saya tidak sengaja melihat ada promo hari raya elektronik, salah satunya mesin cuci dengan harga yang masuk dalam budget dan bisa saya gunakan dari THR.

Setelah menghitung dana lebih THR akhirnya mesin cuci tersebut saya beli dan bawa pulang ke rumah. Tentu saja tanpa sepengetahuan ibu, mesin cuci baru itu seolah benda yang mengagetkan dia.

Ketika ibu melihat ada penghuni baru di dalam kamar mandi, tiba-tiba kepala saya ditoyor sama ibu, "Nah gitu kenapa bukan dari dulu beli? Kan mama sudah kasih kode buat beli," seru ibu.

"Ya maaf ma, baru dapat THR. Doakan anakmu ini supaya rejeki banyak dan lancar," cengegesan saya tapi hati saya senang melihat raut bahagia ibu ketika di rumah sudah ada mesin cuci baru. Ya, mendapatkan THR ternyata tidak buruk juga kan.

THR sudah di tangan (sumber : istimewa)
THR sudah di tangan (sumber : istimewa)
Bagaimana dengan kalian? Apakah THR sudah di tangan?

Dapat atau tidak THR memiliki suka duka tersendiri. Apalagi bagi saya yang awalnya dapat kemudian tidak mendapatkan uang tambahan tersebut seperti ada ruang kosong. Namun saya juga tidak ingin kebahagiaan saya hilang begitu saja. Sebab rejeki tiap orang tentu berbeda. THR itu adalah hak bagi tiap orang pekerja yang harus diberikan. Kita tidak tahu ada rencana apa dari tiap orang untuk membahagiakan orang lain. 

Ingat ya mengucapkan Selamat Hari Raya harus menggunakan THR, kalau tidak menjadi selama ari aya.

Baca tulisan saya lainnya seputar THR Kompasiana, yak!

Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun