Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Raja Ampat, Surga Terakhir di Timur Indonesia

15 Desember 2016   08:12 Diperbarui: 16 Desember 2016   01:38 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil tangkap ikan laut yang segar|Sumber: deddyhuang.com

“Terima kasih pak. Selama datang di kampung Yenbuba kami. Kampung ini memang mampu membuat tiap orang merasa jatuh hati.”

Saya bertanya dengan kehadiran gereja di tengah kampung, apakah tidak menganggu dengan warga lain yang memeluk agama lain? Jawab bapak tersebut tidak, walaupun mayoritas kepala keluarga di kampung ini adalah nasrani tapi mereka tetap harmoni bersama pemeluk agama lainnya. Hati saya langsung bahagia mendengar jawabannya. Cinta damai akan membuat hidup lebih rukun dan nyaman. Makanya saya merasa damai sewaktu berada di kampung ini. Ditambahkan dengan cantiknya pemandangan bawah laut yang ada di Yenbuba.

Wajar sekali kenapa beberapa traveller mengatakan Raja Ampat merupakan destinasi terakhir mereka setelah puas menyambangi pulau-pulau yang ada di Indonesia Timur. Mereka takut sekali nantinya akan ternodai sewaktu menikmati alam Indonesia Timur seutuhnya. Sebab memang Raja Ampat merupakan surga tersembunyi di Timur. Potensi bahari yang masih alami dengan penduduk lokal yang sangat ramah tentunya membuat tiap orang yang pernah datang ke Raja Ampat akan balik kembali.

Hasil tangkap ikan laut yang segar|Sumber: deddyhuang.com
Hasil tangkap ikan laut yang segar|Sumber: deddyhuang.com
Masuk ke Raja Ampat kita sudah membayar pin sebagai retribusi awal. Belum lagi masuk ke tempat-tempat objek wisata seperti Wayag dan Painemo kita juga harus membayar sebagai tanda masuk. Harga sekali masuk ke wilayah Wayag adalah 1 juta rupiah sedangkan Painemo adalah 300 ribu. Adanya retribusi ini juga akan dikembalikan ke warga yang memiliki tanah di daerah tersebut. Nantinya akan dikelola kembali untuk menjaga tempat wisata tersebut tetap terjaga. Raja Ampat sebagai produk pariwisata tentunya harus dapat dikemas dengan baik untuk dapat dipasarkan ke wisatawan. Keunikan yang ada mulai dari kekayaan alam bahari sampai penduduk lokal yang ramah tentunya dapat dikemas dengan lebih baik lagi apabila travel-travel lokal setempat membuat paket perjalanan dengan harga yang lebih bersahabat dan mengutamakan pelayanan yang baik.

Datang ke Papua Barat dengan stigma penduduk lokal dengan baju rumbai-rumbai, bagi yang laki menggunakan koteka, ada perang antar suku dan sebagainya membuat pandangan saya berubah. Mereka tidak demikian, khususnya Raja Ampat. “Buktinya saya pakai handphone yang bisa terhubung internetnya, bang.” Ujar Bang Icad yang merupakan bagian dari tur lokal kami.

Sulit bisa menyangkal keindahan alam Raja Ampat|Sumber: deddyhuang.com
Sulit bisa menyangkal keindahan alam Raja Ampat|Sumber: deddyhuang.com
Harapan saya, suatu hari nanti apabila saya diizinkan berkunjung kembali ke Raja Ampat dan boleh bercerita dalam blog tentang tempat-tempat di Raja Ampat yang belum saya datangi. Saya masih ingin merasakan pengalaman terbaik saya bahkan bisa lebih. Keramahtamahan yang saya rasakan dari penduduk lokal setempat, bermain dengan anak-anak Papua, berjumpa dengan Nemo, menikmati sunset dari Pulau Mansuar atau menikmati hasil tangkapan ikan yang segar serta kedamaian yang saya rasakan akan kerukunan antar agama. Jujur, sulit sekali bagi saya mendeskripsikan Raja Ampat, Papua Barat sebab terlalu manis untuk saya nikmati sendirian.

Ayolah kita menabung receh kembali untuk bisa mendaki puncak Wayag!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun