Mohon tunggu...
Anis YuniAstuti
Anis YuniAstuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masih menjadi seorang Mahasiswa Di STKIP PGRI TRENGGALEK

Gemini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tugasku adalah Melawan

10 November 2023   08:48 Diperbarui: 10 November 2023   08:51 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak menyangka akan mendapat tugas berat ini. Tugas yang memang tidak mudah untuk kuselesaikan. Membunuh seorang Jenderal yang memimpin pasukan Brigade 49. Pasukan brigade tempur yang menjadi veteran perang dunia. Pasukan ini juga yang dulu pernah menghajar Jepang pada perang Burma tahun 1944. Aku senang sekaligus takut. Tubuhku tiba-tiba menjadi berat. Seakan aku memikul beban tak kasat mata di pundakku. Apa jadinya jika aku gagal dalam tugas ini?. Tapi jika berhasil, aku akan membuka pintu gerbang sebuah perang suci. Sebuah perwujudan cinta terhadap Ibu Pertiwi.

Malam itu, aku dipanggil untuk menghadap oleh Kyai di kediamannya. Tak biasanya beliau memanggilku secara pribadi. Beliau ingin berbicara empat mata denganku. Sepertinya ada hal yang teramat rahasia yang akan dibicarakan denganku.

"Assalamu'alaikum Abah" Aku mengucap salam dan mencium tangan beliau.

"Wa'alaikum salam warahmatullah"

"Abah memanggil saya?"

"Iya, duduklah anakku. Ada hal penting yang akan kusampaikan. Jadi dengarkanlah baik-baik.

Beberapa hari yang lalu aku bermimpi, mendung gelap akan menyelimuti kota Surabaya. Dan aku melihat darah di mana-mana. Banyak sekali mayat-mayat bergelimpangan. Firasatku mengatakan bahwa akan terjadi perang yang tak dapat kita hindari. Perang yang memang harus terjadi, seperti Baratayudha di dalam kisah wayang. Perang untuk mempertahankan harga diri kita sebagai bangsa yang merdeka dan tak ingin dijajah kembali. Pasukan Sekutu akan datang. Maka bersiaplah. Persiapkan dirimu untuk menyambut mereka. Para Kyai juga telah sepakat bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah Perang Sabil, maka menjadi suatu kewajiban yang melekat pada semua muslim. Para Kyai dan santri dari seluruh Jawa Timur hari ini telah mulai bergerak menuju Surabaya. Anakku, Apakah kamu rela jika negeri ini dijajah kembali?"

"Tidak Abah!"

 "Ingatlah satu hal, bahwa cinta tanah air adalah bagian dari ajaran agama kita. Niatkan dirimu untuk membela negeri ini. Bahkan jika nyawa yang menjadi taruhannya. Gugur di medan tempur, syahid."

"Maksud Abah?"

 "Iya nak. Jadi aku mengutusmu untuk menembak pemimpin pasukan penjajah ini. Dengan begitu mudah-mudahan dapat melemahkan kekuatan musuh. Sanggupkah kau anakku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun