Bob Talbert, seorang penulis dan editor mengatakan,Â
Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best. "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik".Â
Jadi guru itu tugasnya tidak hanya mengajar murid berhitung, membaca, menulis dan sebagainya. Tetapi, tugas mendidik jauh lebih penting. Guru akan membantu murid tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh sesuai kodratnya masing-masing.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita dan berkontribusi pada proses pembelajaran murid. Oleh karena itu setiap keputusan yang dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan, berpihak pada murid dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan. Seorang filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel menyatakan bahwaÂ
Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
Setelah melewati tahapan-tahapan pembelajaran sebelumnya, saya akan mencoba menarik kesimpulan, berefleksi mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1. ataupun kaitannya dengan materi di modul lain di materi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7.
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin
Pratap Triloka yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan semboyan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri Handayani. Semboyan ini artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang memberi dukungan.
Seorang pendidik harus menyadari bahwa setiap anak membawa kodratnya masing-masing. Pendidik hanya perlu menuntun segala yang ada pada anak, mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dan berkembang. Selama proses menuntun ini anak diberikan kebebasan.
Pendidik sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan sehingga anak tidak kehilangan arah serta membahanyakan dirinya. Kemudian diharapkan anak juga akan menemukan kemerdekaannya dalam belajar, membuat mereka memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Pendidik  pun tentunya harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana
Berdasarkan hal tersebut guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutunya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan
Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan dapat kita digunakan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. ketiga prinsip ini seringkali membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang penuh tantangan, yang harus kita hadapi sebagai pemimpin pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah:
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya.
Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter serta perilaku dan akan membimbing kita dalam mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid.
Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita.Â
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?Â
Kegiatan coaching merupakan keterampilan menggali kemampuan orang lain dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi coachee. Keterampilan coaching yang harus dimiliki diantaranya adalah mampu memberikan pertanyaan yang berbobot, memiliki pembawaan yang positif, kemampuan mendengarkan dan memotivasi, bisa memandu percakapan, berkomitmen untuk terus belajar.
Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya . Begitu pula seorang siswa harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya. Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Guru yang mampu mengambil keputusan terbaik adalah guru yang memiliki kompetensi sosial-emosional yang memadai. Guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar siswanya serta mengelola kapasitas sosial dan emosionalnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Proses pengambilan keputusan membutuhkan keterampilan sosial-emosional seperti kepercayaan diri, kesadaran diri, kesadaran sosial, dan keterampilan sosial. Guru harus mampu mengenali berbagai pilihan dan kemungkinan hasil serta meminimalkan resiko kesalahan dalam proses pengambilan keputusan, terutama masalah dilema etika dimana keduanya sama-sama memiliki nilai kebenaran.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Identifikasi hanya akan dapat dilakukan jika tertanam nilai- nilai kebajikan di dalam dirinya. Keputusan yang diambil olehnya akan berlandaskan pada prinsip " melakukan demi kebaikan orang banyak, menjunjung tinggi prinsip- prinsip/ nilai- nilai dalam diri dan melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita.
Maka seorang pendidik akan dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab melalui berbagai pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permasalahan yang terjadi.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Pengambilan keputusan yang tepat akan menyelesaikan permasalahan-ermasalah yang muncul di lingkungan sekolah. Pengambilan keputusan yang tepat akan mampu menumbuhkan lingkungan yang positif, kondusif dan aman.
Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kasus yang terjadi apakah merupakan dilemma etika atauan bujukan moral, kemudian pengambilan keputusan harus didasarkan pada analisis 4 paradigma berpikir, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan yang telah dipelajari dalam modul 3.1
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Pada suatu pengambilan keputusan, memang sangat sering terjadi perbedaan pandangan dan pendapat. Itu hal yang wajar karena setiap orang memegang nilai-nilai kebajikan dengan sudut pandang mereka masing-masing. Apalagi untuk kasus-kasus yang berkaitan dengan dilemma etika, di mana keputusan-keputusan yang mungkin diambil itu semuanya benar.
Oleh karena itu, evaluasi proses dan hasil pengambilan keputusan harus selalu dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keputusan yang dipilih. Perbedaan pandangan atau pendapat mengenai keputusan keputusan yang diambil juga seringkali berkaitan dengan perubahan paradigm yang terjadi di lingkungan sekolah.
Contoh kecil misalnya, beberapa guru mungkin setuju jika untuk mendisiplinkan murid harus dilakukan kesepakatan kelas dan perwujudan budaya positif, sementara beberapa guru yang masih berpegang pada cara-cara lama mungkin akan lebih meyaini bahwa peraturan dan hukuman akan membuat murid berdisiplin.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid, bertanggungjawab dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan akan mampu memerdekakan murid-murid kita. Pembelajaran yang tepat untuk murid kita adalah pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka. Pembelajaran yang berdampak baik kepada murid adalah pembelajaran yang memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, memerdekakan mereka dalam belajar sehingga mereka dapat menggunakan potensi yang dimiliki dan berkembang sesuai kodratnya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Ketika keputusan yang diambil untuk murid berpihak kedapa murid, maka seorang pemimpin pembelajaran akan mempengaruhi kehidupan mereka dan masa depan mereka. Murid-murid akan tumbuh sesuai kodratnya dan mampu memaksimalkan potensi yang mereka miliki, akan tercipta well being di dalam diri murid-murid, dan mereka akan melewati proses belajar di sekolah dengan suka cita dan bahagia.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini adalah bahwa materi dalam program pendidikan guru penggerak saling berkaitan erat. Materi pengambilan keputusan ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mencapai pendidikan yang memerdekakan kita harus memahami pandangan filosofis KHD,memiliki visi pendidikan dan pengajaran yang bagaimana yang akan kita berikan kepada murid, mengetahui bagaimana memenuhi kebutuhan belajar murid, memiliki kompetensi social dan emosional, memiliki keterampilan coaching hingga mampu mengambil keputusan secara tepat.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Seorang guru sebagaim pemimpin pembelajaran juga dapat menganalisis 3 prinsip atau pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika, serta menilai dirinya memiliki kecenderungan menggunakan prinsip yang mana pada saat pengambilan keputusan. Ketiga prinsip tersebut adalah:
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru juga harus memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.
Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
4. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
5. Pengujian paradigma benar atau salah
6. Prinsip pengambilan keputusan
7. Investigasi trilema
8. Buat keputusan
9. Meninjau kembali keputusan dan refleksikan
Pemahaman saya tentang konsep-konsep dilemma etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan cukup baik. Materi modul disusun runtut dan logis, dan dapat dengan mudah dikoneksikan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya di sekolah. Walapun demikian ada juga hal-hal di luar dugaan saya, bahwa ternyata keputusan yang terbaik itu kadang-kadang dapat juga berupa keputusan alternative yang merupakan buah pemikiran dari tahap trilemma dari 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilemma, saat itu saya hanya memutuskan dengan menggunakan intuisi semampu saya. Saya berusaha mencatat kemungkinan-kemungkinan keputusan yang dapat diambil, lalu kemudian memilah-milahnya sehingga menemukan 1 keputusan yang saya anggap baik dengan berpatokan pada berbagai nilai kebajikan yang ada di dalam diri saya. Tentu saja saat itu saya belum mengetahui konsep dilemma etika dan bujukan moral, 4 paradigma berpikir pengambilan keputusan, 3 prinsip dan 9 langkah seperti yang diajarkan di dalam modul ini
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan yang terjadi pada diri saya adalah, bahwa saya sekarang memiliki acuan atau prosedur dalam pengambilan keputusan, di mana sebelumnya saya tidak memiliki prosedur sama sekali dan hanya mengambil keputusan berdasarkan intuisi dan pemikiran sendiri tanpa alur yang jelas.
Seberapa penting mempelajari topik Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai pemimpin Pembelajaran bagi seorang individu dan sebagai seorang pemimpin?
Saya sangat gembira karena ternyata ada materi seperti ini untuk dipelajari oleh para pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan. Saya berusaha memahami dan mempelajari materi modul ini dengan sebaik-baiknya karena saya meyakini bahwa teknik yang diberikan dalam modul ini bersifat praktis dan sangat bagus diterapkan dalam mengambil keputusan.
Catatan: Tugas Koneksi Antarmateri Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai pemimpin Pembelajaran - Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 - Suhadi-SMP Negeri 4 Amuntai - Kab. Hulu Sungai Utara - Kalimantan Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H