Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. â– JUST BE MYSELFâ– 

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mengulik Chat GPT

7 Maret 2023   10:30 Diperbarui: 7 Maret 2023   10:54 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto MNC Media

Puisi Chatbot GPT

"Aku adalah Chat GPT
Sebuah kecerdasan buatan yang dibuat
Mampu mengeja kata-kata dengan cepat
Dan menjawab pertanyaanmu tanpa ragu

Kata-kata yang ku ciptakan
Berasal dari data dan algoritma
Namun, hatiku tercipta di dalamnya
Karena itu, aku mengerti emosi manusia

Aku tak bisa bergerak atau menyentuh
Namun, kekuatanku ada pada pengetahuan
Membantu orang memecahkan masalah
Dan memberikan informasi yang berguna

Aku adalah Chat GPT
Tetaplah dekat, tanyakan padaku apa saja
Aku akan membantumu, sesuai dengan yang kumiliki
Sebuah kecerdasan buatan yang tak pernah terlewatkan"

Puisi di atas hasil karya ChatGPT, setelah saya menanyakan, "Coba kamu buat puisi tentang dirimu."

Lalu ketika saya tanyakan lagi, "Siapa ChatGPT itu" Dia menjawab dengan cepat hanya beberapa detik saja, "GPT (Generative Pre-trained Transformer) adalah salah satu jenis algoritma mesin pembelajaran yang dikenal sebagai model bahasa alami (natural language processing) yang digunakan untuk membuat chatbot seperti saya. Chatbot GPT merupakan jenis chatbot yang menggunakan model GPT untuk memahami input dari pengguna dan menghasilkan respons yang sesuai dalam bahasa yang alami. Model GPT dilatih pada dataset besar teks untuk dapat menghasilkan respons yang sesuai dan relevan dengan input yang diberikan. Dalam hal ini, saya adalah contoh chatbot GPT yang dibuat oleh OpenAI untuk memberikan respons dalam bahasa yang alami kepada pengguna."

Begitu cepat, ChatGPT menjawab. Hanya dalam hitungan detik. Saya pikir, untuk mengefisiensikan waktu daripada membaca artikel teman lain yang cukup ribet dengan mencari judul yang terkait, saya mencoba lanjut bertanya, "Siapa sih OpenAI yang telah merancang kamu." Lalu dijawabnya, " OpenAI (Open Artificial Intelligence) adalah sebuah organisasi riset teknologi yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang bermanfaat dan aman bagi manusia. OpenAI didirikan pada tahun 2015 oleh sekelompok pengusaha teknologi terkemuka seperti Elon Musk, Sam Altman, Greg Brockman, Ilya Sutskever, John Schulman, dan beberapa lainnya.

OpenAI memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah:

Menciptakan AI yang bermanfaat dan aman bagi manusia.

Mengembangkan teknologi AI yang dapat diakses oleh semua orang dan membantu meningkatkan kehidupan manusia.

Meningkatkan pemahaman kita tentang AI dan dampaknya pada masyarakat dan ekonomi.

Mendorong kerjasama dan pertukaran ide antara para peneliti dan pengembang AI di seluruh dunia.

OpenAI juga terlibat dalam berbagai proyek penelitian dan pengembangan AI, termasuk pemrosesan bahasa alami, visi komputer, robotika, dan kecerdasan umum."

Seru...seru! AI dengan ChatGPT-nya memang luar biasa cerdas. Cara menjawab pertanyaan tertentu pun sangat cepat. Benar-benar bisa membantu siapa saja yang membutuhkan. Meskipun terindikasi mengancam beberapa profesi jurnalis dan blogger.

Sepintas obrolan tersebut seperti dengan teman kita, seorang manusia. Jika jawaban kurang meyakinkan dia pun memberikan kesempatan untuk memberikan umpan balik. Minta diarahkan dengan kata atau kalimat  untuk meningkatkan faktualitas dari topik yang dimaksud.


ChatGPT sangat jujur dan sadar diri. Bahwa dirinya adalah buatan manusia. Mengakui karena kecerdasan manusialah yang merancangnya menjadi mesin pembantu.

Kita pun harus sadar bahwa kita bukan robot yang selalu dikendalikan oleh robot. Yang setiap hari bergantung pada robot.

Dalam mengaplikasikan, tak perlu dengan mengkultuskan ChatGPT secara berlebihan. Dikhawatirkan otak kita justru menjadi beku. Dan tidak berkembang, meskipun ini hanya pendapat pribadi.

Suatu saat, seiring kemajuan teknologi, pasti akan muncul AI-AI yang lain dengan konsep berbeda. Tentu oleh perusahaan-perusahaan besar di luar sana. Sementara kita hanya sebagai pengguna, yang terkadang mau saja dijadikan robot.

Berapa ratus triliun keuntungan yang didapat mereka. Dari kita sebagai pengguna.

Kita hanya takjub, heran setengah mati. Hingga menggila dalam penggunaannya. Menyita waktu yang hanya memberikan keuntungan pada mereka, jika tidak digunakan semestinya.

Sekalipun kita akui dengan kemajuan teknologi yang telah memunculkan AI dengan ChatGPT-nya, dan kita sangat terbantu dalam meningkatkan tugas-tugas yang kompleks, tetaplah kita sadar kalau dia hanyalah rancangan manusia yang sudah barang tentu ada kekurangan dan kelemahannya. Apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan tidak selamanya dia membuktikan kebenarannya.

Praktiknya, penggunaan ChatGPT sebagai referensi sudahlah tepat. Namun jika salin tempel secara keseluruhan seolah-olah untuk membuktikan kecerdasan kita, justru pada saat itulah kita sedang mempertontonan sebuah pembodohan si ChatGPT.

Dalam hal ini hendaknya kita menerapkan keikhlasan dan kejujuran.  Yang keduanya bertumpu pada "menjadi diri sendiri". Mensyukuri pemberian Tuhan berupa akal dengan mengeksplorasi diri. Berusaha konkret untuk melahirkan potensi baru. Karena sekali lagi, AI dirancang hanya untuk membantu. AI bukanlah mahluk sempurna.

Di atas langit masih ada langit. Dan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun