Sifatnya yang menitikberatkan pada aspek kebangsaan dan pembelaan tanah air juga memperlihatkan respons nasionalisme NU.
Layaknya organisasi kepanduan lainnya, BANU saat itu menjalankan berbagai kegiatan seperti:
Pendidikan baris-berbaris
Latihan lompat dan lari
Latihan angkat-mengangkat
Latihan ikat-mengikat (pioner)
Fluit Tanzim (belajar kode atau isyarat suara) Isyarat dengan bendera (morse)
Perkampungan dan perkemahan
Belajar menolong kecelakaan (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau PPPK)
Musabaqoh fil Kholi (pacuan kuda)
Muromat (melempar lembing dan cakram)
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, banyak anggota Gerakan Pemuda Ansor umumnya dan Banser khususnya yang direkrut dalam pelatihan militer.
Laskar Hizbullah yang kemudian dikenal sebagai salah satu laskar penting dalam perang kemerdekaan diisi oleh banyak anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Banser.
Tidak semua anggota Ansor adalah anggota Banser, apalagi jika belum mengikuti Diklatsar. "Belum bisa disebut Banser kalau belum mengikuti Diklatsar," seloroh Ndan Jhoni salah satu anggota Banser yang sangat aktif.
Jumlah anggota Banser semakin meningkat dalam setiap tahunnya. Hingga tahun 2023 tercatat mencapai 10 juta seluruh Indonesia.
Semoga keberadaan Banser semakin jaya dan berkembang. Semakin menebar manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H