Mitos hantu Noni Yolanda yang sering muncul di Rest Area Heritage 260 B terutama di rumah tua bekas tempat tinggalnya dulu, selalu hangat diperbincangkan. Cerita dari mulut ke mulut yang saya dengar sejak masih kecil, menginspirasi saya untuk menulis cerita mistis di Kompasiana yang berjudul "Cerita Mistis Dibalik Rest Area 260 B Banjaratma".
Mengingat kembali kisah Noni Yolanda, berikut saya salin dari tulisan saya sebelumnya.
Yolanda hidup pada masa Nasionalis Radikal, dimana saat itu ada semangat anti Belanda yang sangat luas. Anti Belanda ini diwujudkan sebuah perlawanan yang dikenal sebagai Peristiwa Tiga Daerah yaitu revolusi yang terjadi di wilayah Brebes, Tegal, dan Pemalang pada masa awal Kemerdekaan Indonesia.
Pusat perlawanan masyarakat adalah dengan perebutan penguasaan perusahaan-perusahaan dari tangan Belanda serta terjadinya pembantaian keluarga-keluarga Belanda yang menguasai perusahaan, seperti yang terjadi di PG Banjaratma. Di sinilah kisah miris Yolanda dengan tragedi pembantaiannya mulai terjadi.
Konon pada saat itu sebagian massa sudah mengepung dan hendak menguasai Pabrik Gula Banjaratma. Melihat massa yang beringas merengsek di perumahan sekitar PG Banjaratma, Yolanda yang saat itu terbilang masih gadis, ketakutan dan mencoba lari dari kepungan massa. Diduga, Yolanda hendak bersembunyi di suatu ruangan kamar depan rumahnya, yang juga terdapat fasilitas kamar mandi dan WC untuk tempat berlindung Yolanda dari amukan massa. Namun nahas, saat Yolanda mencoba berlari, dia tersandung sebuah benda hingga dia terjatuh. Parahnya lagi setelah terjatuh, wajahnya sempat terkena benda tajam, hal itu mengakibatkan matanya tertancap benda tajam tersebut hingga mengeluarkan darah. Nyawa Yolanda pun akhirnya melayang, jasadnya kemudian dipulangkan ke negeri asalnya, Belanda. Di sanalah Yolanda dimakamkan.
Karena rasa penasaran, saya mencoba memasuki rumah peninggalan zaman Belanda yang sudah lama dikosongkan dan terkesan angker. Menurut para penjaga yang berkantor di sebelah rumah tua itu, tidak ada pengunjung yang berani memasuki rumah tersebut. Dari penjelasan itu saya justru ingin memasuki dan melihat-lihat ruangan terutama kamar dimana Noni Yolanda meregang nyawa saat hendak bersembunyi.
Setelah meminta izin pada pak Edy sebagai kepala keamanan, saya memasuki rumah angker itu dengan ditemani pak Imam, salah satu anak buah pak Edy.
Saya sengaja minta ditemani karena saya berpikiran jika terjadi hal-hal yang tidak terduga, ada orang lain yang mendampingi saya.
Semula saya ingin masuk melalui pintu samping yang dekat para pengunjung. Tapi pak Imam mengajak masuk lewat pintu depan.
Saat melangkahkan kaki di teras rumah sebenarnya saya cukup merinding. Tapi saya nekat masuk ke dalam rumah dan melihat kamar-kamar yang berukuran sangat besar.
Saya ingin melihat penampakan Noni Yolanda, gadis cantik putri seorang Administratur pada masa dulu.
Silahkan ikut menjelajah rumah yang berhantu dengan menonton video yang saya unggah di YouTube dengan judul "Bekas Rumah Noni Yolanda di Rest Area 260 B Banjaratma Brebes".
Rumah tua yang sering muncul penampakan hantu Noni Yolanda (dokpri/et's)
Ternyata saya tidak melihat penampakan Noni Yolanda. Mungkin karena siang hari, justru hantunya yang takut dengan manusia, hehe.
Setelah saya pamit pada pak Imam, saya langsung memasuki Rest Area Heritage 260 B. Saya takjub melihat bangunan bekas pabrik gula yang disulap menjadi Rest Area. Konon merupakan Rest Area yang paling indah di Indonesia.
Taman bunga dan lokasi yang menarik lainnya menjadi tempat selfie para pengunjung.
Bangunan yang beratap tinggi bekas pabrik gula itu masih utuh bentuknya, dengan dinding bata yang terlihat. Nilai artistik menjadi daya tarik pengunjung. Terlebih masih ada sisa benda-benda bersejarah saat kejayaan pabrik gula Banjaratma. Para pengunjung mengabadikan dengan foto-foto di dekat mesin penggiling tebu dan tungku untuk memasak gula.
Selain sebagai tempat istirahat Rest Area 260 B yang dipoles menjadi destinasi wisata sangat menarik pengunjung bukan hanya dari wilayah sekitar tapi juga banyak yang dari luar kabupaten Brebes.
Karena masih menyisakan peninggalan sejarah pabrik gula, konon aroma mistis terkadang masih dirasakan para pedagang. Bahkan ada kejadian-kejadian tanpa sebab, mendadak ada penjual yang kesurupan.
Meskipun banyak tersebar artikel-artikel dan video serem seputar Rest Area 260 B, pengunjung tidak merasa takut bahkan penasaran ingin melihat lebih dekat titik-titik yang biasa muncul penampakan.
Bagi yang belum pernah singgah di Rest Area 260 B Banjaratma bisa melihat video berikut yang saya ambil untuk kenang-kenangan meskipun hanya sebagian kecil dari sudut Rest Area.
Keindahan Rest Area Heritage 260 B (dokpri/et's)
Saya sarankan, jika anda singgah di Rest Area Heritage 260 B jangan lupa mampir ke rumah Noni Yolanda yang berada di belakang Rest Area tersebut. Ada paviliun juga kok, hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H