Mohon tunggu...
Muhammad Dicky Nur Fuadzi
Muhammad Dicky Nur Fuadzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saintis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Pendidikan UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Urgensi Bersih Pantai dan Tanam Bakau untuk Kelestarian Ekosistem Daerah Perairan

20 Mei 2022   13:42 Diperbarui: 20 Mei 2022   19:16 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Yuwono (1992), Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh proses alami dan kegiatan manusia di lingkungan darat. 

Kata mangrove/bakau berasal dari bahasa latin yaitu Rhizophora sp (bakau). Menurut MacKinnon (2000) hutan mangrove adalah nama kolektif untuk vegetasi pohon yang menempati pantai berlumpur di dalam wilayah pasang surut, dari tingkat air pasang tertinggi sampai tingkat air surut terendah. 

Jadi bisa dikatakan hutan mangrove itu merupakan sekumpulan tanaman bakau yang ditanam di daerah pantai atau pesisir.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Agenda bersih pantai yang dimaksud pada pembahasan kali ini ialah membersihkan sampah plastik yang ada di daerah pantai, karena plastik merupakan sampah yang membutuhkan waktu sampai ratusan tahun untuk dapat terurai secara alami.

Indonesia merupakan negara yang wilayahnya didominasi oleh laut, yaitu mencapai 3.257.357 km (atau 62% dari total luas wilayah negara) dengan 17.500 pulau, bergaris pantai sepanjang 81.000 km.

Dengan laut yang sangat luas tersebut. Indonesia memiliki 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, 950 biota terumbu karang, sehingga 37% spesies ikan dunia berada di Indonesia.

Dengan kekayaan lautnya yang luar biasa, akan sangat disayangkan apabila kekayaan tersebut tercemar oleh limbah sampah plastik yang ada di laut dan pantai. Karena sampah plastik yang masuk ke daerah laut dan pantai akan merusak habitat dari spesies-spesies makhluk hidup di daerah perairan tersebut.

Selain itu ketika sampah plastik tersebut termakan oleh makhluk hidup yang ada di laut hal tersebut tidak hanya memberikan dampak bahaya pada spesies-spesies laut saja, akan tetapi juga dapat memberikan dampak negatif bagi manusia. 

Misalnya ada ikan di laut yang tercemar sampah plastik, kemudian sampah tersebut termakan oleh ikan itu, ketika ada orang yang menangkap ikan tersebut dan mengkonsumsinya, kandungan plastik yang ada di dalam tubuh ikan memiliki potensi yang besar untuk masuk ke dalam tubuh orang yang mengkonsumsinya, sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kanker dan penyakit bahaya lainnya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Berdasarkan data riset yang dilakukan oleh Tim Koordinasi Sekretariat Nasional Penanganan Sampah Laut, total sampah yang masuk ke laut Indonesa pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 521.540 ton. Dari data tersebut sangat terlihat jelas betapa mirisnya kondisi laut Indonesia saat ini akibat sampah plastik.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kemudian terkait tanaman bakau pada pantai, hutan mangrove/bakau yang ada dipantai dapat memberikan banyak manfaat baik untuk makhluk hidup di daerah pantai maupun untuk manusia. Hal tersebut karena hutan bakau mempunyai lokasi yang strategis dan berbagai potensi yang terkandung di dalamnya.

Dilihat dari segi ekosistem perairan, hutan mangrove memiliki fungsi ekologis. Fungsi ekologis ekosistem hutan mangrove diantaranya yaitu:

1. Dengan sistem perakaran yang kuat dan kokoh ekosistem hutan mangrove mempunyai kemampuan meredam gelombang, menahan lumpur dan melindungi pantai dari erosi, gelombang pasang dan angin topan.

2. Sebagai pengendali banjir. Fungsi ini akan hilang apabila hutan mangrove ditebang. 

3. Hutan mangrove dapat berfungsi sebagai penyerap bahan-bahan pencemar lingkungan di daerah pesisir (khususnya untuk bahan organik).

4. Sebagai sumber energi bagi lingkungan perairan sekitarnya, seperti biota-biota yang hidup dan bernaung di dalamnya.

5. Dapat mensuplay bahan-bahan organik bagi lingkungan perairan.

6. Menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumber daya hayati wilayah pesisir. Seperti untuk asuhan dan pemijahan udang, ikan, kerang.

7. Melindungi garis pantai dari erosi.

8. Menahan gelombang air laut ketika terjadi tsunami.

Mengingat banyaknya manfaat yang dihasilkan tanaman bakau tersebut, sehingga kita patut untuk terus melestarikan keberadaannya. Seperti melakukan tanam bakau di daerah pesisir pantai, tidak merusak tanaman bakau, memanfaatkan tanaman bakau dengan baik dan bijak (tidak mengeksploitasi), membersihkan limbah sampah plastik, dll.

Jika masalah sampah plastik yang mencemari dan merusak ekosistem laut Indonesia tersebut tidak segera ditangani, pasti akan menjadikan problem yang besar negara dan masyarakatnya.

Misalnya sumber daya dari ekosistem laut Indonesia yang telah dijelaskan di atas bisa saja berkurang atau bahkan menghilang/punah sehingga banyak masyarakat yang bekerja sebagai nelayan kekurangan penghasilan atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan bencana alam yang merugikan masyarakat sekitarnya, dan berbagai masalah lain yang berpotensi timbul.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Saya selaku mahasiswa sekaligus bagian dari masyarakat tentunya ikut prihatin akan masalah tersebut. Oleh karena itu saya mengajak masyarakat lain, terutama para pemuda dan mahasiswa untuk melakukan aksi bersih pantai dan tanam bakau.

Aksi tersebut dilakukan di pantai tiram pojok tapak, Tugurejo, Kecamatan Tugu, kota Semarang. 

Kami berangkat ke lokasi menggunakan kapal yang disewa dari salah satu nelayan desa tersebut.

Ketika di perjalanan (menggunakan kapal), kami melewati hutan bakau, dan kami melihat begitu banyak sampah yang terapung di atas perairan. Bahkan ketika sampai di pantai kami tetap melihat sampah yang tersebar disana.

Kami memulai membersihkan sampah-sampah anorganik yang ada di pantai tiram pojok, terutama sampah plastik yang pengaruh negatifnya paling besar dan menanam bakau disana.

Semoga nantinya semakin banyak teman-teman mahasiswa, pemuda desa, dan masyarakat lain yang tergugah kesadarannya akan pentinganya melakukan aksi bersih pantai dan tanam bakau mengingat mirisnya kondisi laut Indonesia saat ini akibat sampah plastik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun