BPKS di Singkawang masing-masing memiliki personil tidak kurang dari 40 orang termasuk pengurus. Personil BPKS Widya Bakti mencapai 80 anggota, yang berarti menjadi jumlah terbanyak dibanding BPKS lainnya. BPKS Siaga memiliki kurang lebih 60 personil, sedangkan Bhakti Suci yang paling tua hingga Pasar Kulor sebagai yang termuda, memiliki personil dengan rentang antara 40 hingga 50 orang. Personil dan pengurus di masing-masing BPKS didominasi oleh laki-laki rentang usia 18 hingga 50-an tahun dan berasal dari berbagai etnis. Para pemadam memiliki pekerjaan tetap masing-masing, sehingga bergabung di BPKS menjadi kegiatan sosial yang dilakukan di luar pekerjaan rutinnya. BPKS Siaga bahkan memiliki tenaga dokter, meskipun tidak selalu turun ke lapangan.
Relawan perempuan boleh bergabung sebagai anggota. Hampir seluruh BPKS memiliki anggota perempuan atau "srikandi. Jumlah srikandi masing-masing antara 2 hingga 6 orang srikandi. BPKS Pasar Kulor memiliki tenaga srikandi paling banyak yaitu 10 orang dari 45 total personil. Para srikandi yang tidak kuat untuk memadamkan api secara langsung dapat bertugas untuk melakukan evakuasi.
Sistem rekrutmen anggota dalam tiap BPKS relatif sama. Berdasarkan keterangan Bu Malika, BPKS selalu terbuka dengan warga yang datang ke posko untuk bergabung menjadi relawan. Selanjutnya, BPKS terkait akan menilai performa mereka untuk jangka waktu atau jumlah kegiatan tertentu. BPKS Dwi Tunggal misalnya, menetapkan agar orang yang hendak bergabung menjadi anggota tetap harus telah ikut serta minimal 30 kegiatan pemadaman maupun rescue. Setelah memenuhi jumlah minimal tersebut, tahap selanjutnya adalah wawancara untuk mengetahui komitmen yang bersangkutan. Peninjauan yang sama dilakukan oleh BPKS Siaga.
Bapak Wilibrodus dari BPKS Siaga menyampaikan bahwa tidak ada prosedur khusus menjadi anggota, melainkan cukup datang ke posko, lalu dinilai keaktifan-nya selama 3 (tiga) bulan bergabung. Syarat lainnya adalah sudah memiliki KTP, dan bagi yang masih bersekolah harus mendapatkan persetujuan dari orangtua. Apabila dinilai memenuhi syarat, maka yang bersangkutan dapat bergabung sebagai anggota tetap BPKS Siaga.
Kepuasan batin dan kesukarelaan menjadi nilai utama anggota BPKS. Posko BPKS selalu dijaga oleh petugas piket selama rentang waktu tertentu. Jadwal piket dilaksanakan berbeda-beda tergantung posko. BPKS Bhakti Suci dan Widya Bhakti mengatur agar anggota berjaga di posko selama 24 jam. BPKS Toa Pekong mengatur waktu jaga selama 12 jam, sedangkan BPKS Siaga mewajibkan piket jaga saat malam saja. Di sisi lain, BPKS Pasar Turi tidak melakukan pembagian waktu, sehingga piket jaga di posko tergantung kesediaan masing-masing anggota. Meskipun begitu, dengan komunikasi yang terpusat pada grup WhatsApp membuat laporan tetap masuk tepat waktu.
BPKS di Singkawang tidak hanya tampil sebagai "regu penyelamat", namun juga melakukan  kerjasama suka dan kerjasama duka. Apabila dalam kerjasama suka setiap BPKS mendayagunakan armada dan anggotanya untuk perayaan adat/budaya, maka dalam kerjasama duka biasanya berbentuk penghormatan terhadap anggota yang meninggal dunia, baik karena saat bertugas maupun tidak. BPKS akan mengadakan malam kembang ke rumah duka, pemasangan spanduk duka, dan iring-iringan hingga pemakaman. Hal ini ditujukan sebagai penghargaan terakhir sebab selama pengabdian mereka sukarela tanpa gaji atau insentif.
BPKS ini juga memiliki kearifan dan value sendiri. Â "Kami melarang para anggota selfie ketika sedang turun lapangan memadamkan kebakaran ataupun kegiatan emergency lainnya. Juga tidak boleh bercanda berlebihan dan membuat bahan tertawaan dari obyek yang sedang ditangani," Â ujar salah seorang petinggi BPKS.
Keren memang BPKS di Kalimantan Barat ini. Â Di zaman yang makin materialistis ini masih ada orang yang bekerja bukan karena cuan. Â Tapi karena panggilan hati, tanggungjawab sosial, Â dan kepuasan batin. Â Â Semua dilayani, tanpa kecuali. Â Semua dibantu, Â tanpa diskriminasi. Kebaikan hati yang menembus sekat-sekat SARA.