"Halal itu beyond shariah. Karena halal juga terkait persepsi, keyakinan, kenyamanan, gaya hidup, hingga nilai-nilai sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat. Â Memang agak kompleks. Untuk itulah kami hadir sebagai lembaga riset halal. Supaya halal logo yang tercantum dalam banyak produk di Thailand adalah benar-benar teruji content-nya. Halal logo tak berarti apa-apa apabila tanpa didukung riset terhadap konten ke-halal-annya. Nah perihal 'content' ini, halal logo di Thailand telah diakui oleh banyak pihak bahwa ia selaras antara logo dan content halalnya. Hal mana diakui pula oleh seorang professor terkenal dari Inggris," tukas Ajarn Winai.Â
"Larutan buatan kami ini lebih baik dari sabun ataupun cairan lain dalam membersihkan najis. Ini mengikuti hadits Nabi bahwa membersihkan najis adalah dengan tanah (liat)." ujar Ajarn Winai. Pernah scientists bertanya kepada saya mengapa tanah liat (clay) buatan Halal Research Chulalongkorn ini lebih efektif dalam membersihkan najis daripada sabun?" Saya jawab, "Please ask the Prophet. Â Prophet Muhammad knew better than me. Â He is the one who told about it at his hadits," papar Ajarn Winai lugas.
"Halal itu bukan tuntutan syariah semata. Â Halal itu telah terbukti sehat, hygiene, dan aman. Â Pernah suatu ketika ketika wabah sapi gila (mad cow) menyerang dunia, Â para importir di Amerika Selatan (South America) malah mensyaratkan daging sapi yang masuk ke South America adalah yang telah bersertifikat halal. Â Padahal mereka bukan Muslim. Â Mereka hanya yakin bahwa daging sapi bersertifikat halal adalah sehat, hygiene dan aman," tutur Ajarn Winai.Â
Sambil menumpang Mercedes E200 -nya menuju hotel kami di Petchburi, Ajarn Winai berujar lagi: "Halal product itu ibadah sekaligus juga bisnis. Saya juga memiliki empat outlet berjajar di dekat kampus Chulalongkorn sebagai halal start-up." Dan peluang pengembangan halal product ke arah bisnis amat potensial sekali. Â
"Sains dan shariah itu tak perlu dipertentangkan. Keduanya saling mendukung. Ibaratnya majma'ul bahrain (pertemuan dua buah laut)Â dalam Al Qur'an surat Al Kahfi. Sebagian orang meyakini bahwa majma'al bahrain adalah pertemuan dua laut di satu tempat di dunia. Lalu orang Sudan meyakini bahwa majma'ul bahrain adalah pertemuan antara sungai Nile Biru dengan Nile Putih di Khartoum, Sudan. Saya sendiri berpendapat bahwa majma'ul bahrain adalah pertemuan antara Shariah dan Sains. Yang antara lain dapat diwujudkan pada riset produk halal...
Khob khun mak mak khrub, Ajarn! Â Kakeknya memang "Sang Pencerah" untuk Nusantara, alhamdulillah ternyata cucu-nya juga "Sang Pencerah" untuk Thailand dan dunia riset halal pada umumnya, Â buah memang tak akan jatuh jauh dari pohon-nya...
Petchburi, Bangkok 22 August 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H