Mohon tunggu...
Heru Susetyo Nuswanto
Heru Susetyo Nuswanto Mohon Tunggu... Dosen - Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si.M.Ag. Ph.D - Associate Professor Faculty of Law Universitas Indonesia

Associate Professor at the Faculty of Law University of Indonesia and Human Rights Attorney at PAHAM Indonesia. Studying Human Rights toward a degree (LL.M) at Northwestern Law School, Chicago, and Mahidol University, Bangkok (Ph.D. in Human Rights & Peace Studies). External Ph.D. researcher in Victimology at Tilburg University, Netherlands. Once a mountaineer, forever a traveler...and eager to be a voice for the voiceless people. Twitter : @herususetyo FB : heru.susetyo@gmail.com; e-mail : heru@herususetyo.com; IG : herususetyo2611

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jihad Professor Thailand Keturunan Jawa

22 Agustus 2016   09:10 Diperbarui: 24 Agustus 2016   10:47 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Winai Dahlan dan Pengembangan Riset Halal di Bumi Gajah Putih

"Halal itu beyond shariah. Karena halal juga terkait persepsi, keyakinan, kenyamanan, gaya hidup, hingga nilai-nilai sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat.  Memang agak kompleks. Untuk itulah kami hadir sebagai lembaga riset halal. Supaya halal logo yang tercantum dalam banyak produk di Thailand adalah benar-benar teruji content-nya. Halal logo tak berarti apa-apa apabila tanpa didukung riset terhadap konten ke-halal-annya. Nah perihal 'content' ini, halal logo di Thailand telah diakui oleh banyak pihak bahwa ia selaras antara logo dan content halalnya. Hal mana diakui pula oleh seorang professor terkenal dari Inggris," tukas Ajarn Winai. 

hsc2-57bd13968ffdfdf40e3e0a89.jpg
hsc2-57bd13968ffdfdf40e3e0a89.jpg
Sungguh menyenangkan berdiskusi dengan Professor Thai berdarah Jawa ini. Keilmuan teknologi makanannya tidak diragukan. Apalagi ia beroleh Ph.D di bidang BioMed dari Brussels, Belgia setelah sebelumnya menamatkan Bachelor dan Master di Chulalongkorn dan Mahidol, dua kampus nomor wahid di Thailand. Di luar itu, pemahaman agama-nya juga sangat baik. Laboratorium-nya membuat larutan pembersih najis berwarna putih yang berasal dari tanah liat (clay) vulkanik di Mongolia.  

"Larutan buatan kami ini lebih baik dari sabun ataupun cairan lain dalam membersihkan najis. Ini mengikuti hadits Nabi bahwa membersihkan najis adalah dengan tanah (liat)." ujar Ajarn Winai. Pernah scientists bertanya kepada saya mengapa tanah liat (clay) buatan Halal Research Chulalongkorn ini lebih efektif dalam membersihkan najis daripada sabun?" Saya jawab, "Please ask the Prophet.   Prophet Muhammad knew better than me.  He is the one who told about it at his hadits," papar Ajarn Winai lugas.

"Halal itu bukan tuntutan syariah semata.  Halal itu telah terbukti sehat, hygiene, dan aman.  Pernah suatu ketika ketika wabah sapi gila (mad cow) menyerang dunia,  para importir di Amerika Selatan (South America) malah mensyaratkan daging sapi yang masuk ke South America adalah yang telah bersertifikat halal.  Padahal mereka bukan Muslim.  Mereka hanya yakin bahwa daging sapi bersertifikat halal adalah sehat, hygiene dan aman," tutur Ajarn Winai. 

Sambil menumpang Mercedes E200 -nya menuju hotel kami di Petchburi, Ajarn Winai berujar lagi: "Halal product itu ibadah sekaligus juga bisnis. Saya juga memiliki empat outlet berjajar di dekat kampus Chulalongkorn sebagai halal start-up." Dan peluang pengembangan halal product ke arah bisnis amat potensial sekali.  

"Sains dan shariah itu tak perlu dipertentangkan. Keduanya saling mendukung. Ibaratnya majma'ul bahrain (pertemuan dua buah laut) dalam Al Qur'an surat Al Kahfi. Sebagian orang meyakini bahwa majma'al bahrain adalah pertemuan dua laut di satu tempat di dunia. Lalu orang Sudan meyakini bahwa majma'ul bahrain adalah pertemuan antara sungai Nile Biru dengan Nile Putih di Khartoum, Sudan. Saya sendiri berpendapat bahwa majma'ul bahrain adalah pertemuan antara Shariah dan Sains. Yang antara lain dapat diwujudkan pada riset produk halal...

Khob khun mak mak khrub, Ajarn!  Kakeknya memang "Sang Pencerah" untuk Nusantara, alhamdulillah ternyata cucu-nya juga "Sang Pencerah" untuk Thailand dan dunia riset halal pada umumnya,  buah memang tak akan jatuh jauh dari pohon-nya...

Petchburi, Bangkok 22 August 2016

hsc1-57bd13df187b61a337c718ee.jpg
hsc1-57bd13df187b61a337c718ee.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun