1. Pembuatan Taman Sekolah yang Terstruktur: Dengan membuat taman yang dilengkapi dengan berbagai jenis tumbuhan lokal, sekolah dapat meningkatkan keanekaragaman hayati yang ada dan menjadikannya sebagai tempat belajar yang ideal bagi siswa.
2. Kolaborasi dengan Lembaga Konservasi: Sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga konservasi atau instansi pemerintah untuk mendapatkan bantuan teknis dalam merancang dan mengelola lingkungan sekolah sebagai habitat belajar yang berkelanjutan.
Aksi Nyata Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber BelajarÂ
Untuk memaksimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, diperlukan langkah-langkah nyata yang dapat diterapkan secara langsung oleh guru dan siswa. Beberapa aksi nyata berikut ini bisa dijadikan contoh dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran biologi terkait keanekaragaman hayati:
1. Pembuatan Herbarium Sekolah
Herbarium adalah koleksi spesimen tumbuhan yang dikeringkan dan diawetkan untuk keperluan studi. Di sekolah, pembuatan herbarium dapat melibatkan siswa secara aktif. Guru biologi bisa mengajak siswa untuk mengumpulkan berbagai spesies tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Spesimen tumbuhan ini kemudian diproses, dikeringkan, dan disusun dalam herbarium sederhana yang disertai dengan label yang menjelaskan nama spesies, klasifikasi ilmiah, serta habitat aslinya.
Aktivitas ini tidak hanya memperkenalkan siswa pada proses identifikasi dan klasifikasi tumbuhan, tetapi juga mengajarkan mereka pentingnya dokumentasi ilmiah. Herbarium sekolah dapat menjadi sumber belajar jangka panjang yang terus berkembang seiring dengan penambahan spesimen baru dari lingkungan sekitar.
2. Proyek Pembuatan Kebun Keanekaragaman Hayati
Sekolah dapat memulai proyek pembuatan kebun keanekaragaman hayati yang berisi berbagai spesies tanaman asli daerah setempat. Proyek ini melibatkan siswa dalam setiap tahapannya, mulai dari perencanaan, penanaman, hingga perawatan kebun. Siswa dapat belajar langsung mengenai kebutuhan tumbuhan, seperti jenis tanah, sinar matahari, dan air, serta memahami interaksi antara spesies yang berbeda.
Kebun keanekaragaman hayati ini tidak hanya menjadi tempat observasi, tetapi juga laboratorium hidup di mana siswa dapat melakukan berbagai eksperimen biologi. Guru dapat merancang aktivitas seperti pengamatan polinasi oleh serangga, pertumbuhan tanaman di bawah berbagai kondisi lingkungan, atau siklus hidup tumbuhan.
3. Pengelolaan Kompos untuk Konservasi Lingkungan