Mohon tunggu...
Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Sampang, Madura

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna dan Hakikat Berkurban di Masa Kekinian

19 Juni 2024   01:44 Diperbarui: 19 Juni 2024   02:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Ekonomi Umat

Ibadah kurban berdampak positif terhadap perekonomian umat, terutama sektor peternakan dan perdagangan hewan ternak. Di era modern, peningkatan aktivitas ekonomi ini membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Kesadaran Lingkungan

Dalam konteks kekinian, kesadaran akan kesejahteraan hewan dan lingkungan menjadi perhatian utama. Praktik berkurban yang etis dan ramah lingkungan semakin ditekankan. Ini mencakup perlakuan yang baik terhadap hewan kurban, kebersihan dalam proses penyembelihan, dan pengelolaan limbah yang tepat.

Hari Raya Idul Adha 2024 M

Pada tahun 2024, Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah 1445 H, yang bertepatan dengan tanggal 17 Juni 2024. Momen ini sangat dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia sebagai waktu untuk melaksanakan ibadah kurban dan merayakan kebesaran Allah SWT. Selain sebagai bentuk ibadah, Idul Adha juga menjadi kesempatan untuk memperkuat silaturahmi dan mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat.

Pandangan Ulama NU tentang Berkurban

Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang memiliki pandangan mendalam mengenai ibadah kurban. Para ulama NU memberikan penekanan pada aspek spiritual dan sosial dari ibadah ini.

Pandangan Spiritual

Ulama NU menekankan bahwa berkurban adalah manifestasi dari ketaatan kepada Allah SWT. KH Said Aqil Siradj, Mantan Ketua Umum PBNU, pernah menyatakan bahwa kurban adalah simbol pengorbanan dan ketaatan yang tulus kepada Allah SWT, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dalam konteks masa kini, ketaatan ini bisa berupa kesediaan untuk mengorbankan sebagian harta untuk kepentingan agama dan kemanusiaan.

Pandangan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun