Pernah ada kasus seorang karyawati membina hubungan pribadi dengan karyawati lainnya. Banyak karyawan tidak mengira kalau mereka adalah lesbian karena penampilan mereka tidak tomboy atau menunjukkan maskulinitas. Memang satu karyawati suka main bola, itu saja sinyal lemah yang teraba.
Kemana-mana mereka berdua selalu terlihat bersama-sama. Tidak banyak karyawan yang curiga atau menaruh perhatian khusus pada tingkah laku mereka berdua. Karyawan lain mengira bahwa pasangan itu sebagai kawan karib saja. Tapi lama kelamaan akhirnya ketahuan juga dari gosip sana-sini. Namun anehnya, banyak yang tidak peduli dengan kenyataan itu. Hubungan pribadi heteroseksual di tempat kerja biasanya akan segera menarik perhatian dan mengundang kritik dan desas-desus. Tapi ternyata tidak demikian halnya dengan hubungan pribadi sejenis.
Hubungan sejenis antar karyawati tersebut berlangsung tanpa ada gangguan. Bahkan beberapa karyawan malah mendukung hubungan itu. Sebuah hubungan emosi yang cukup langka terjadi. Kelangkaan ini seolah menjadi kasus tersendiri. Seolah dikecualikan dalam peraturan perusahaan.
Sampai kemudian hubungan mereka mengalami keretakan. Alasan terjadinya keretakan tersebut menurut desas-desus, karena faktor kecemburuan. Salah seorang karyawati tersebut dikabarkan amat pencemburu sehingga membuat pasangannya merasa terusik. Setelah mereka menyatakan saling putus hubungan, kasus hubungan personal yang dulunya dihiraukan kini justru berdampak amat tak mengenakkan bagi karyawan se departemen.
Pasangan lesbian tersebut ternyata jadi tidak bisa akur. Mereka menghindari satu sama lain. Sering tidak masuk kerja dan diasumsikan karena alasan saling tidak enak di hati itu. Retaknya hubungan sejenis karyawati tersebut makin menjadi-jadi hingga menjadi duri dalam daging terhadap departemen tempat mereka kerja. Kepala departemen sampai memanggil keduanya dan menasehati agar hubungan pribadi tersebut tetap disimpan sebagai masalah pribadi dan jangan sampai mengganggu kelancaran kerja perusahaan.
Setelah beberapa minggu, akhirnya si karyawati pencemburu tersebut mengundurkan diri dari perusahaan. Para karyawan merasa sedikit lega dan mulai kembali ke rutinitas keseharian mereka. Tapi ternyata masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Si Karyawati yang sudah keluar tersebut sering menelpon ke perusahaan dan ingin bicara dengan karyawati bekas pacarnya. Di dalam telpon kadang karyawati tersebut sambil menangis. Ia telah telpon ke mobile phone tapi tak pernah diangkat, maka ia nelpon ke kantor, begitu alasannya.
Pada suatu hari perusahaan menerima kiriman rangkaian bunga segar yang dialamatkan ke karyawati lesbian tersebut. Rangkaian bunganya cukup besar. Kami semua geleng-geleng kepala. Karyawati tersebut tak mau mengambil rangkaian bunga yang dikirim pasangannya tersebut dan akhirnya dibiarkan di ruang umum penerima tamu hingga layu. Rangkaian bunga tersebut dikirimkan sebagai tanda untuk minta maaf, begitu ceritanya. Namun sepertinya sudah tiada maaf bagi pengirim.
Setelah dikirimi rangkaian bunga tersebut, karyawati yang masih bertahan di perusahaan akhirnya menyatakan diri keluar juga dari perusahaan karena ia telah menjadi sorotan banyak orang dan membuatnya tidak kepenak. Ia tidak bisa bekerja dengan tenang lagi. Selesailah urusan emosi antar karyawati tersebut di dalam perusahaan. Sebuah kasus yang amat menyita perhatian hampir semua karyawan, tidak saja sesama departemen tapi juga departemen lain.
Hubungan Beda Hierarki
Hubungan pribadi beda kedudukan dalam hierarki perusahaan amat beresiko akan terjadinya penyelewengan kewenangan. Hubungan beda kedudukan amat disorot di Australia. Karena berpotensi merusak etika kerja perusahaan. Memang tidak semua jenis hubungan beda hierarki berakibat negatif. Tergantung masing-masing pribadi pelakunya.
Namun tidak dipungkiri bahwa atasan punya kekuasaan yang bisa diselewengkan karena faktor emosional. Jika seorang atasan menaruh hati pada bawahannya, ada kecenderungan kekuasaan tersebut akan digunakan untuk mempengaruhi kejiwaan bawahan. Sehingga bisa saja bawahan enggan menolak rayuan atasan karena faktor kewenangan ini. Bawahan takut jika karier kerjanya terpengaruh. Kadang bawahan juga berharap mendapatkan sesuatu dari atasannya dalam meladeni rayuannya.