Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Pakai Baju Pink atau Jalan Berangkulan di Sydney

11 Oktober 2013   07:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:42 2433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah diskriminasi di Australia dianggap sebagai masalah serius.  Hak azazi manusia dilindungi tanpa membedakan gender, umur atau SARA. Semua manusia diperlakukan sama dan diberi kesempatan yang sama pula. Hingga akhir-akhir ini, Perdana Menteri Australia yang baru terpilih Tony Abbott, mengakui perkawinan sesama jenis mengundang polemik dalam masyarakat. Kabinet Tony Abbott yang minim perempuan juga disorot masyarakat. Kesamaan hak sepertinya oleh pemerintah Australia mulai ditarik lebih panjang hingga menyentuh hak perkawinan sesama jenis.

Di tempat kerja, memperlakukan pilih kasih antara pekerja perempuan dan laki-laki secara terang-terangan adalah tabu.  Maka tidak aneh jika seorang cewek cantik pun rajin jadi tukang angkat-angkat kursi dan meja. Pekerjaan adalah pekerjaan tanpa membedakan apakah ia laki-laki atau perempuan. Tentu saja hal ini dilakukan secara fleksibel. Kadang pekerja laki-laki pengertian dan mengerjakan yang dianggap berat bagi seorang perempuan. Jadi berdasar inisiatif pribadi.  Tidak secara langsung diutarakan secara formal untuk menghindari jeratan hukum diskriminasi. Karyawan juga tidak bisa menolak pekerjaan yang diserahkan padanya karena alasan jenis kelaminnya.

Masalah orientasi seksual ini amat pelik sekali bagi penulis. Kadang susah membedakan antara mana lelaki atau perempuan yang tertarik dengan pasangan sejenis karena susah membedakan jika hanya berdasar penampilan belaka. Untuk bertanya tentang orientasi seksual mereka pun sudah merasa tidak kepenak dan kuatir dianggap rasis atau diskriminatif.

Orientasi seksual adalah hak pribadi bebas dari penilaian orang lain. Ketika ada karyawan sesama jenis dan saling jatuh cinta, kami tanggapi biasa-biasa saja. Meski ada bisik-bisik di belakang.  Kami seolah ikut merasa bahagia dengan hubungan mereka. Ketika ditanya hadiah apa yang paling bagus buat pasangannya, kami pun memberikan pendapat seolah mereka pasangan lain jenis yang saling jatuh cinta tanpa terdengar kesan berolok-olok, apalagi sambil cekikikan. Tidak sebagaimana pengalaman penulis selama di tanah air. Teman yang orientasi seksualnya tertarik dengan sesama jenis sering kami olok-olok dan jadi bahan tertawaan.

Toleransi antar sesama tanpa membeda-bedakan manusianya di Australia disosialisasikan sejak usia dini ketika anak mengenyam pendidikan awalnya di sekolah dasar.  Kelas-kelas sekolah di Australia memang kaya budaya karena latar belakang anak yang datang dari segala macam bangsa di dunia.  Beberapa sekolah malah merasa bangga jika di sekolahnya terdiri dari beragam manusia dan mempromosikan sebagai sekolah multikultural.

Peranan pemerintah dalam menggalang kehidupan demokratis tanpa memandang orientasi seksual manusia bisa dilihat dari ramainya perayaan dunia gay dan lesbian, "Mardi Gras" yang mengundang perhatian dunia internasional.  Perayaan yang diadakan tiap tahun bulan Februari hingga Maret selalu mengundang peserta dari berbagai dunia dan merupakan daya tarik turisme tersendiri.  Dewan kota di Sydney bahkan menyediakan dana sekitar AUD $110 ribu untuk mengecat zebra cross berwarna pelangi menyambut suasana festival Mardi Gras  tahun 2013.

13814507851841511175
13814507851841511175
Zebra Cross warna pelangi menyambut festival gay dan lesbian tingkat dunia Mardi Gras. Sumber foto: http://resources0.news.com.au/images/2012/12/18/1226534/053884-tayor-square.jpg

Meski festival Mardi Gras selalu berlangsung meriah, penulis tidak pernah pergi untuk menonton langsung. Ada perasaan aneh melihat festival tersebut meski hanya lewat siaran TV.  Mereka berdandan minim.  Nampak gagah dan cantik. Glamour dan penuh warna. Tapi kok tidak juga mendorong penulis untuk pergi menyaksikan pandangan mata secara langsung.

Penulis sibuk meneliti baju atau kaos yang barangkali mengandung warna pink untuk disendirikan, disisihkan dan dikeluarkan dari dalam almari.*** (HBS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun