Dengan sistem terbuka, memungkinkan pemuda dari keluarga kurang mampu untuk bekerja dulu mengumpulkan uang kemudian bisa diputuskan untuk meneruskan ke bangku kuliah jika sudah punya cukup uang. Di Australia, pelajar SMA kelas 2 bisa dinyatakan lulus dan bisa meneruskan untuk mencari pekerjaan atau kuliah D3 yang menyaratkan lulus kelas 2 SMA sebagai syarat masuknya. Jadi untuk lulus hingga kelas 3 adalah pilihan bagi mereka yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.
Itu hanya salah contoh saja dari macetnya sebuah sistem. Perubahan mentalitas rakyat menuju positif akan terjadi dengan sendirinya jika semua sistem yang melibatkan kehidupan mereka dibenahi. Efektivitas berjalannya sebuah sistem harus terus menerus dimonitor agar terjamin kepuasan masyarakat dan terbina kepercayaan dari mereka. Kepercayaan pada sistem itulah yang pada akhirnya akan membangkitkan sikap optimis dan positif pada masyarakat luas. Sistem yang bekerja dengan baik dan adil mendorong masyarakat untuk menghargai pemerintahnya dan merasa terlibat dengan kehidupan bernegara. Masyarakat yang merasa dilibatkan dalam urusan kenegaraan selanjutnya akan membangkitkan rasa nasionalisme mereka. Jika rasa nasionalisme sudah tumbuh subur, maka masa depan Indonesia dijamin pasti cemerlang sebagai bangsa besar. Ibaratnya cuma makan ketela dan pakai baju selembar bekas karung pun tidak masalah demi Indonesia. Itulah yang telah dicontohkan oleh para pahlawan revolusi kita semua, bangsa Indonesia.*** (HBS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H