Perasaan adalah semesta bagi yang berhati luas.
Baginya seperti tinggal di rumah berkamar banyak.
Setiap hari adalah kasur dan jendela yang berbeda.
Kata banyak sering kali membuat kita merasa kaya dan atau membuat kita merasa kesepian.
Kata yang sering pula membuat orang lupa menghargai hal-hal yang sedikit.
Tetapi dengan alasan yang sama mampu menggoda banyak orang untuk sekedar merasa tidak apa-apa jika yang sedikit itu hilang tidak dicari.
Â
Perasaan adalah penjara bagi hati yang hanya selebar kamar.
Baginya dinding itu televisi dan langit-langit akan mengabulkan mimpi.
Kegelapan adalah samudera tempat kedua matanya karam bermalam-malam.
Pagi adalah tubuh dan jiwanya yang sedang saling mencari.
Pikirannya selalu seperti kerongkongan yang haus atau daun yang pasrah pada arus—menyajikan bimbang di tepi sebuah sungai.
Haruskah menghirup semua airnya atau berenang ke dalamnya?
Â
Suatu hari di bawah lampu lalu lintas pikiranmu yang merah kau ingin sekali bertanya:
Apakah kau ataukah perasaan yang memilihkan definisinya untukmu?
Perasaan yang menjadi bagian dari dirimu ataukah kau yang menjadi bagian darinya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H