5. Berbicaralah dengan intonasi yang bervariasi. Aturlah nada, dan tinggi rendah suara ketika sedang berbicara. Sebab yang kita dengar hanya suara.
6. Kuasai aplikasi digital apapun. Gunanya agar kecuali tidak monoton, kita akan membuat pendengar juga merasa terlibat dalam pembicaraan. Misalnya yang sekarang populer digunakan adalah aplikasi word cloud, kuis, dsb.,
7. Jangan monoton. Berganti-ganti mode bicara. Penggunaan aplikasi dalam pembicaraan virtual akan membuat pendengar tidak tegang,
8. Waktu dalam berbicara secara virtual bersifat relatif. Adakalanya kita merasa jenuh, dan sebal mendengarkan pembicaraan seseorang. meskipun belum lama (Prof. Ekoji mencontohkan baru 5 menit), tetapi di suatu kesempatan yang lain, kita dibuat terpesona dengan pembicaraan seseorang (mungkin materinya, cara bicara, suaranya, dll), sehingga kita bisa tahan berjam-jam,
9. Latihlah kemampuan bicara dengan tanpa menggunakan power point. Anak sekarang mengistilahkan dengan ilfil (ilang feeling). Ppt atau gambar hanya media yang membantu kita dalam menyampaikan materi.
10. Practice make perfect. Jika ingin mahir berbicara, banyak-banyaklah manfaatkan kesempatan berbicara. Jam terbang menentukan. Semakin sering kita berkesempatan berbicara, maka akan makin mahir.
Oke, Sahabat Kompasiana, mari kita latih kemampuan bicara kita. Mudah-mudahan kita bisa menjadi pembicara yang menarik, dan dirindukan kehadirannya oleh mitra bicara.
Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadlan, mohon maaf lahir dan batin. Salam Literasi. Wassalamu'alaikum,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H