Mohon tunggu...
rizkatriyh
rizkatriyh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Politeknik Pekerjaan Umum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

+62 Melek Kesehatan, Tren Ginger Shot Jadi Andalan

16 Oktober 2024   01:40 Diperbarui: 16 Oktober 2024   01:57 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Indonesia pemenangnya jika berbicara mengenai scrolling medsos, khususnya para Gen Z. Fenomena tersebut sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Dimana saat ini banyak orang beralih menggunakan sosial media dalam melakukan pencarian terhadap informasi. TikTok adalah salah satu platform utama yang mempopulerkan fenomena ini, Survei Pew Research Center menunjukkan 67 persen remaja menggunakan TikTok, dan 16 persen dari mereka membuka TikTok secara terus-menerus. Efek positif yang dihasilkan salah satu diantaranya ialah meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat. Video singkat yang dikemas sedemikian rupa, menarik perhatian warganet untuk menontonnya sampai habis dibandingkan video dengan durasi panjang yang bertele-tele. Mengingat karakteristik Gen Z yang ingin selalu cepat dan praktis. 


Seperti pada hal nya tren minuman Ginger Shot yang sempat viral pada platform TikTok maupun Instagram. Pada akun TikTok @beaalondres, video berdurasi 13 detik mengenai Ginger Shot ini telah diputar sebanyak 18,5 jt kali. Pada video tersebut, @beaalondres rutin meminumnya dan berupaya untuk mendapatkan kulit yang bersih.

Bagi kalian yang belum mengetahui apa itu Ginger Shot, Ginger Shot merupakan minuman yang tentunya berbahan dasar jahe dan dicampur dengan sari lemon, atau bisa ditambahkan bahan lain seperti kunyit dan jeruk. Biasanya dihidangkan dalam botol kecil berukuran sekitar 60 ml, habis dalam 1-2 tegukan, dan dikonsumsi pagi hari sebelum makan, agar penyerepan nutrisi lebih cepat dan efisien.

Cara membuatnya sangat mudah. Anda hanya perlu menyiapkan 100 gr kunyit, 200-300 gr jahe, 1 jeruk, dan 1 lemon yang telah dicuci bersih. Blender atau peras menggunakan slow juicer semua bahan tersebut.


Jahe memang dipercaya bagus untuk kesehatan kulit wajah. Salah satu studi yang dilakukan oleh University of Maryland Medical Center menunjukkan bahwa jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi kemerahan dan iritasi pada kulit wajah. Senyawa anti-inflamasi ini disebut gingerol. Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan bahwa madu memiliki aktivitas antibakteri yang efektif melawan bakteri penyebab jerawat, seperti Propionibacterium aches. Tidak hanya mengatasi masalah kulit, jahe juga memiliki kemampuan mencerahkan kulit. Jahe mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu mengurangi hiperpigmentasi, yaitu penggelapan warna kulit yang disebabkan oleh produksi melanin yang berlebihan. Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat tirosinase, enzim yang berperan dalam produksi melanin.

Eits, tidak cukup sampai di situ. Jahe memiliki segudang manfaat yang mungkin belum diketahui oleh kebanyakan orang. Hafida (2019) menyatakan bahwa jahe merah merupakan bahan obat herbal yang berkhasiat untuk meredakan batuk dan radang tenggorokan menurunkan kadar kolesterol jahat, meredakan sakit kepala, mengatasi rematik, menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, mengatasi mual dan masalah pencernaan, mencegah radang usus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan dapat menyembuhkan penyakit asma. Suparyo (2014) juga menyatakan bahwa jahe memiliki sifat anti-histamin yang dapat menyembuhkan stres dan kelelahan. Banyak sekali bukan manfaat rimpang kecil satu ini?

Meski jahe menyimpan banyak manfaat, Anda tetap perlu memperhatikan beberapa hal. Kebanyakan orang terlena dengan efek positif yang dihasilkan rimpang satu ini hingga tidak terpikirkan bahwa orang-orang tertentu justru disarankan untuk tidak mengonsumsi jahe.

Beberapa orang yang tidak dianjurkan konsumsi jahe berlebih adalah:

1. Orang dengan Gangguan Pendarahan
Mengkonsumsi jahe dapat meningkatkan risiko pendarahan. Jahe mengandung garam salisilat. Salisilat ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan aliran ke organ-organ. Maka dari itu, orang yang sedang mengalami pengobatan pengencer darah atau pembekuan darah harus menghindari jahe karena dapat menyebabkan memar dan pendarahan.

Beberapa obat yang memperlambat pembekuan darah termasuk aspirin, clopidogrel (Plavix), diklofenak (Voltaren, Cataflam, dll), ibuprofen (Advil, Motrin, dll), naproxen (Anaprox, Naprosyn, dll), dalteparin (Fragmin), enoxaparin (Lovenox) , heparin, warfarin (Coumadin), phenprocoumon, dan lainnya.

2. Penderita Diabetes
Selain itu, penderita penyakit gula (diabetes melitus) juga perlu cermat dalam mengonsumsi jahe. Jahe dapat menurunkan gula darah. Sementara itu, penderita diabetes mengonsumsi obat penurun gula darah. Hal tersebut akan meningkatkan efek dari obat penurun darah. sehingga kadar gula darah bisa saja turun secara drastis.

Beberapa obat yang digunakan untuk diabetes termasuk glimepiride (AmaryI), glyburide (DiaBeta, Glynase PresTab, Micronase), insulin, pioglitazone (Actos), rosiglitazone (Avandia), chlorpropamide (Diabinese), glipizide (Glucotrol), tolbutamide (Orbase), tolbutamide (Orbase), tolbutamide.

3. Penyakit Ginjal
Jahe memiliki efek renoprotektif karena aktivitas antioksidannya. Namun jahe juga memiliki senyawa kreatinin yang cukup tinggi. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, maka akan menunjukkan gejala gangguan ginjal yang parah seperti penyakit ginjal kronis.

4. Penyakit Jantung
Penderita penyakit jantung dianjurkan untuk tidak mengonsumsi jahe secara berlebih dalam jangka waktu yang panjang. Pasalnya, jika obat untuk penderita jantung dikonsumsi bersamaan dengan jahe, hal tersebut akan menurunkan efektivitas dari obat itu sendiri. Tidak menutup akan memperburuk kondisi jantung. menyebabkan tekanan darah Anda turun terlalu rendah atau detak jantung tidak teratur.

Beberapa obat untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung termasuk nifedipine (Adalat, Procardia), verapamil (Calan, Isoptin, Verelan), diltiazem (Cardizem), isradipine (DynaCirc), felodipine (Plendil), amlodipine (Norvasc), Antiplatelet (Clopidogrel), dan lainnya.

Jahe yang dianjurkan ialah tidak lebih dari 2 gram untuk konsumsi perhari. Jika lebih dari itu, kemungkinan akan menyebabkan efek samping. Jahe akan aman dan berfungsi dengan baik jika dikonsumsi dengan tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun