Hal itu seolah menjadi pesan tersendiri bagi semua pihak yang menyaksikannya, begitulah seharusnya sebagai Aperatur Sipil Negara, kita haruslah lincah dalam melayani masyarakat, meski harus loncat kesana- kemari namun harus tetap energik dalam setiap pergerakannya. Tidak ada kata lambat, semuanya harus serba cepat demi untuk melayani masyarakat.
Penampilan tari Reyog di tutup dengan masuknya kepala Kantor ATR/BPN Ponorogo dan Pak Agus Riyadi ketengah pentas, yang kemudian berjalan menuju ke Arah Bapak Drs. Hery Santoso kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Jawa Timur untuk memberikan kejutan berikutnya.
Entah apa yang membuat beliau begitu mencintai Tarian Reyog, apakah dengan folisofinya atau pesan moralnya? Hanya beliaulah yang tau.
Namun yang pasti, Indonesia adalah negara yang begitu kaya akan budaya dan kesenian tradisional. Hampir setiap daerah mempunyai kesenian budaya dan folisofinya masing-masing. Tugas kita adalah melestarikan dan menerapkan semua folosofinya yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya tari Reyog Ponorogo yang tampil dalam Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58 ini, diharapkan bukan hanya sekedar menjadi kejutan, akan tetapi semua pesan dan filosofinya yang tersampaikan diterima oleh seluruh pegawai ATR/BPN di Jawa Timur, Â bisa diimplementasikan sebagai modal dan dasar bagaimana melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H