Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reyog Ponorogo Tampil Menjadi Kejutan dalam Perayaan UUPA

8 Oktober 2018   08:19 Diperbarui: 8 Oktober 2018   10:33 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal itu seolah menjadi pesan tersendiri bagi semua pihak yang menyaksikannya, begitulah seharusnya sebagai Aperatur Sipil Negara, kita haruslah lincah dalam melayani masyarakat, meski harus loncat kesana- kemari namun harus tetap energik dalam setiap pergerakannya. Tidak ada kata lambat, semuanya harus serba cepat demi untuk melayani masyarakat.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Selain ganongan, dadak merak berkepala macan yang dimainkan oleh dua pembarong juga membuat semua orang berdecak kagum. Bagaimana mungkin bisa, topeng raksasa yang beratnya lebih dari 50 kg, hanya dimainkan dengan cara digigit menggunakan gigi. Kekuatan yang ada seolah tak sebanding dengan beban yang harus dipikul.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Namun itulah gambaran sebuah tanggung jawab. Bagi kantor ATR/BPN sendiri,  mengemban amanah dari masyarakat memang sangatlah berat. akan tetapi seberat apapun itu, yang namanya tanggung jawab tetap harus terselesaikan dengan cara yang sebaik mungkin.

Penampilan tari Reyog di tutup dengan masuknya kepala Kantor ATR/BPN Ponorogo dan Pak Agus Riyadi ketengah pentas, yang kemudian berjalan menuju ke Arah Bapak Drs. Hery Santoso kepala Kantor Wilayah ATR/BPN Jawa Timur untuk memberikan kejutan berikutnya.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Dan Kejutannya adalah berupa penyematan pakaian warok secara lengkap kepada Bapak Drs. Hery Santoso yang kemudian diperkenankan untuk naik keatas kepala barongan. Hal itu dinilai adalah sebuah bentuk penghormatan kepada beliau.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Semua kejutan yang dipersembahkan terselasaikan dengan sukses, Mengingat bahwa Bapak Drs. Hery Santoso begitu sangat mencintai kebudayaan dan kesenian Ponorogo, terutama adalah Tarian Reyognya.

Entah apa yang membuat beliau begitu mencintai Tarian Reyog, apakah dengan folisofinya atau pesan moralnya? Hanya beliaulah yang tau.

Namun yang pasti, Indonesia adalah negara yang begitu kaya akan budaya dan kesenian tradisional. Hampir setiap daerah mempunyai kesenian budaya dan folisofinya masing-masing. Tugas kita adalah melestarikan dan menerapkan semua folosofinya yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti halnya tari Reyog Ponorogo yang tampil dalam Peringatan Hari Ulang Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang ke 58 ini, diharapkan bukan hanya sekedar menjadi kejutan, akan tetapi semua pesan dan filosofinya yang tersampaikan diterima oleh seluruh pegawai ATR/BPN di Jawa Timur,  bisa diimplementasikan sebagai modal dan dasar bagaimana melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun