Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kirab Pusaka, Bentuk Keharmonisan Publik Figur dan Masyarakat

11 September 2018   15:10 Diperbarui: 11 September 2018   22:21 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sengatan terik matahari pukul 13:00 siang tak sedikitpun menyurutkan semangat para masyarakat Ponorogo yang sudah berkumpul di sekitar perempatan Pasarpon, Ponorogo, Jawa Timur.

Polisi dan petugas dari Dinas Perhubungan sibuk dengan tugasnya, mengatur arus lalu lintas yang sudah mulai macet. Ibarat semut yang mengerubuti gula, ribuan orang berkumpul memadati pinggiran jalan protokol dari arah Makam Bathoro Katong menuju Pendopo Alun-alun Ponorogo.

Sementara, yang ditunggu-tunggu belum juga sedikit pun menampakan tanda-tanda akan segera mulai, namun masyarakat sudah mulai sesak memadati pinggiran jalan protokol seolah tak menghiraukan panasnya matahari yang membakar kulit. Adalah prosesi "Kirab Pusaka" yang mereka tunggu, hingga rela berpanas-panasan.

Berjumlah tiga pusaka yang masing-masing adalah Pusaka Sabuk Cinde Puspito, Pusaka Payung Songsong Tunggul Wulung dan Pusaka Tombak Tunggul Nogo, yang merupakan pusaka yang dipakai oleh Raden Bathoro Katong untuk berdakwah mensyiarkan agama Islam di Ponorogo lebih dari 500 tahun silam.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Meski belakangan banyak opini yang beredar di telinga masyarakat, bahwa di era milenial ini, perhelatan tradisi budaya sedikit demi sedikit sudah mulai ditinggalkan, namun faktanya justru selaras dengan visi kabupaten Ponorogo "Menuju ponorogo yang lebih maju berbudaya dan religius", tradisi budaya Tahunan seperti kirab pusaka seperti ini, sampai detik ini masih menjadi sebuah perhelatan yang sayang untuk dilewatkan bagi masyarakat Ponorogo.

Terbukti dengan antusiasme masyarakat Ponorogo yang menyaksikan kirab budaya yang digelar sore hari kemarin seolah membantah dan justru berbanding terbalik dengan apa yang selama ini sudah menjadi opini publik namun terasa terkesan kurang objektif.

Sedangkan bagi sebagian besar masyarakat Ponorogo sendiri yang notabene adalah masyarakat Jawa, agama dan budaya adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa untuk ditinggaklan. Agama adalah alat bagaimana manusia hidup sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan budaya adalah alat bagaimana manusia hidup sebagai makhluk sosial.

Para tokoh budayawan | dokumen pribadi
Para tokoh budayawan | dokumen pribadi
Maka tak heran, jika "Kirab Pusaka" adalah salah satu rangkain acara perayaan Grebeg Suro yang begitu ditunggu - tunggu oleh masyarkat Ponorogo dan sekitarnya hingga rela berdesak - desakan dan berpanas-panasan demi untuk bisa menyaksikan acara tradisi budaya yang hanya digelar satu kali dalam setahun seperti ini.

Setelah 2 jam menunggu, akhirnya terdengar juga sirine polisi dari arah gapura makam Bathoro Katong,  pertanda bahwa rombongan peserta Kirab Pusaka sudah mulai berjalan, 2 polwan cantik yang terlihat begitu anggun meski mengendarai motor trail, berada di garis depan pengawalan untuk membuka jalan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Rombongan kedua diisi oleh para bregodo pembawa tiga pusaka yang menjadi saksi sejarah berdirinya kabupaten ponorogo. Pusaka tersebut akan dikirabkan dari kota lama pusat perintahan Ponorogo tempo dulu menuju kota tengah yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo saat ini melalui jalur protokol sejauh 5 kilometer yang terlihat berlangsung begitu sakral.

Setelah pasukan pembawa pusaka, rombongan disusul oleh para pasukan wanita berkuda yang mengawal seorang putri berhiaskan bulu merak disisi kanan dan kiri, yang sangat anggun dan cantik jelita.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Rombongan terakhir di isi oleh seluruh Pejabat Pemerintahan menaiki delman yang sudah dihias, yang diantaranya adalah Bupati Ponorogo berada di rombongan paling depan dan diikuti oleh Wakil Bupati. 

Terlihat juga Direktur Bank Jatim Cabang Ponorogo serta Kepala Kantor ATR/BPN Kabupaten Ponorogo dan masih banyak lagi pejabat-pejabat pemerintahan lainnya serta juara satu pemilihan duta wisata kakang senduk kabupaten Ponorogo.

Bupati | dokumen pribadi
Bupati | dokumen pribadi
Wakil bupati | dokumen pribadi
Wakil bupati | dokumen pribadi
Direktur Bank Jatim Cabang Ponorogo | dokumen pribadi
Direktur Bank Jatim Cabang Ponorogo | dokumen pribadi
Kepala ATR/BPN kab Ponorogo | dokumen pribadi
Kepala ATR/BPN kab Ponorogo | dokumen pribadi
Dan yang tak kalah menyedot perhatian masyarakat adalah hadirnya Aji Bangkit Pamungkas, seorang atlet putra daerah, atlet kebanggaan kabupaten Ponorogo peraih medali Emas melalui cabang pencak silat dalam perhelatan Asian Games yang baru saja berakhir, juga ikut memeriahkan jalannya Kirab Pusaka dengan menaiki delman seperti pejabat dan publik figur lainnya.

Kakang senduk Ponorogo 2018 | dokumen pribadi
Kakang senduk Ponorogo 2018 | dokumen pribadi
Aji bangkit Pamungkas | dokumen pribadi
Aji bangkit Pamungkas | dokumen pribadi
Ketika publik figur bertemu dengan rakyat
Dalam sisi lain, terselenggaranya kirab pusaka seperti ini, selain merupakan sebuah bentuk pelestarian budaya, agar generasi sekarang mengetahui bagaimana cikal bakal Ponorogo, dan bagaimana Islam berkembang di Ponorogo, Namun moment ini merupakan sebuah kesempatan.

Kesempatan bagi para pejabat, pemimpin, tokoh masyarakat untuk bisa menyapa dan bertatap muka secara langsung. Hal itu terbuti, dengan banyaknya masyarakat yang begitu riuh dan berebut untuk berjabat tangan ketika seorang yang dirasa adalah publik figur terlihat di depan mata dengan menaiki delman saat kirab pusaka.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Ini adalah pemandangan langka. Jangankan untuk bisa berjabat tangan untuk bisa bertemu secara langsung saat hari-hari biasa pun rasanya mustahil. Tapi hal itu tidak berlaku ketika moment kirab pusaka seperti ini. Baik pejabat, pemimpi serta tokoh masyarakat bisa dengan mudah menyapa masyarakat secara langsung.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Begitu juga masyarakat, mereka bisa dengan sangat mudah, meluapkan kerinduaanya bisa bertemu dan bahkan bisa berjabat tangan dengan mereka yang dirasa adalah seorang publik figur atau pemimpin mereka. Walaupun hanya sekedar membagikan makanan kecil namun itu adalah bentuk kecil kepedulian kecil seorang publik figur terhadap masyarakat.

Kirab pusaka bukan hanya sekadar pelestarian budaya, kirab pusaka adalah bentuk sebuah keharmonisan antara Publik figur dan Masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun