Dalam pemaparannya, arti dari gagah berani di sini adalah berani melawan sisi egoisme dalam diri pribadi masing-masing, gagah berani dalam mekesampingkan kepentingan pribadi dan mengedepankan kepentingan umum, gagah berani dalam menolak segala bentuk gratifikasi serta memberantas pungli.
Kemudian selain gagah berani, seluruh pegawai juga harus bersemangat dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Terutama dalam penyelesaian program ptsl ( pendaftaran tanah sistematis lengkap ) yang setiap harinya harus diselesaikan dengan sistem kerja lembur sampai larut malam, yang juga mengimplikasikan seluruh aspek dan pegawai kantor ATR/BPN Kabupaten Ponorogo.
Lain Pak Sugeng, lain juga Mbah Misdi. Beliau adalah seorang Veteran yang notabene juga pernah tercatat sebagai Pegawai (Purnawirawan) kantor ATR/BPN Kabupaten Ponorogo.
Menurut Mbah Misdi, pemaknaan pakaian khas Warok Ponorogo adalah dalam segi warna pakaian Warok itu sendiri. Warna hitam adalah pelambang sebuah kesabaran dan warna Merah adalah sebuah keberanian.
Yang jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama saat bertugas di kantor, warna hitam melambangkan sabar dalam melayani masyarakat yang datang untuk pelayanan sertifikat tanah dan warna merah adalah keberanian untuk jujur terhadap diri sendiri dan orang lain.
Meskipun pepatah Jawa mengatakan "wong jujur iku bakale ajur" yang jika di artikan dalam bahasa Indonesia adalah orang jujur itu suatu saat akan hancur. Peribahasa ini sebenarnya dinilai kurang relevan. Maka sebagai Warok, harus berani melawan hal itu, tidak peduli dengan sebuah kehancuran jika itu adalah demi untuk sebuah kejujuran.
Pada intinya, apa yang telah dikatakan oleh Bapak Sugeng M. Santoso dan Mbah Misdi secara garis besarnya sama, artinya sama- sama bernilai positif dan yang pasti penuh pesan dan filosofi yang sangat bermakna untuk dijadikan sebuah motivasi dalam menyelesaiakan pekerjaan selama dikantor maupun tanggung jawab lain diluar kantor.
Bagaimanapun cara seseorang memaknai sebuah nilai dari simbol-simbol yang ada dan berkaitan dalam kehidupan sehari-hari , sisi perspektifnya tidaklah sama. Namun yang pasti semua sudut pandang itu harus selalu diambil dari sisi positifnya selama itu baik menurut segi struktural, maupun menurut segi normatifnya.
Meski berbeda-beda cara implementasinya, namun dalam menginterpretasikan "Pakaian Khas Warok" Ponorogo yang dipakai untuk seragam kerja oleh seluruh pegawai kantor instansi pemerintah di Kabupaten Ponorogo saat ini patut untuk diapresiasi, khususnya adalah Pegawai Kantor ATR/BPN ini pada contohnya.