Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pemaknaan "Pakaian Warok" bagi Kantor Pemerintahan Kabupaten Ponorogo

5 September 2018   10:14 Diperbarui: 5 September 2018   12:18 2087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
apel pagi | dokumen pribadi

apel pagi | dokumen pribadi
apel pagi | dokumen pribadi
Adalah harapan yang sangat besar bagi pak sugeng, bagaimana seluruh pegawai bisa bekerja selayaknya sosok tokoh Warok yang begitu gagah berani dan selalu bersemangat dalam menyelesaiakan tugas dan kewajibannya selama di kantor.

Dalam pemaparannya, arti dari gagah berani di sini adalah berani melawan sisi egoisme dalam diri pribadi masing-masing, gagah berani dalam mekesampingkan kepentingan pribadi dan mengedepankan kepentingan umum, gagah berani dalam menolak segala bentuk gratifikasi serta memberantas pungli.

Kemudian selain gagah berani, seluruh pegawai juga harus bersemangat dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Terutama dalam penyelesaian program ptsl ( pendaftaran tanah sistematis lengkap ) yang setiap harinya harus diselesaikan dengan sistem kerja lembur sampai larut malam, yang juga mengimplikasikan seluruh aspek dan pegawai kantor ATR/BPN Kabupaten Ponorogo.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Dan dengan hal itu Pak Sugeng M. Santoso berharap banyak, semoga dengan pemaknaan nilai semangat Warok Ponorogo, pada akhir tahun nanti seluruh bidang Tanah untuk Program PTSL Tahun 2018 yang berjumlah 50.000 bidang bisa terselesaikan sesuai dengan target yang sangat memuaskan.

Lain Pak Sugeng, lain juga Mbah Misdi. Beliau adalah seorang Veteran yang notabene juga pernah tercatat sebagai Pegawai (Purnawirawan) kantor ATR/BPN Kabupaten Ponorogo.

Menurut Mbah Misdi, pemaknaan pakaian khas Warok Ponorogo adalah dalam segi warna pakaian Warok itu sendiri. Warna hitam adalah pelambang sebuah kesabaran dan warna Merah adalah sebuah keberanian.

Yang jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama saat bertugas di kantor, warna hitam melambangkan sabar dalam melayani masyarakat yang datang untuk pelayanan sertifikat tanah dan warna merah adalah keberanian untuk jujur terhadap diri sendiri dan orang lain.

Meskipun pepatah Jawa mengatakan "wong jujur iku bakale ajur" yang jika di artikan dalam bahasa Indonesia adalah orang jujur itu suatu saat akan hancur. Peribahasa ini sebenarnya dinilai kurang relevan. Maka sebagai Warok, harus berani melawan hal itu, tidak peduli dengan sebuah kehancuran jika itu adalah demi untuk sebuah kejujuran.

Pada intinya, apa yang telah dikatakan oleh Bapak Sugeng M. Santoso dan Mbah Misdi secara garis besarnya sama, artinya sama- sama bernilai positif dan yang pasti penuh pesan dan filosofi yang sangat bermakna untuk dijadikan sebuah motivasi dalam menyelesaiakan pekerjaan selama dikantor maupun tanggung jawab lain diluar kantor.

Bagaimanapun cara seseorang memaknai sebuah nilai dari simbol-simbol yang ada dan berkaitan dalam kehidupan sehari-hari , sisi perspektifnya tidaklah sama. Namun yang pasti semua sudut pandang itu harus selalu diambil dari sisi positifnya selama itu baik menurut segi struktural, maupun menurut segi normatifnya.

Meski berbeda-beda cara implementasinya, namun dalam menginterpretasikan "Pakaian Khas Warok" Ponorogo yang dipakai untuk seragam kerja oleh seluruh pegawai kantor instansi pemerintah di Kabupaten Ponorogo saat ini patut untuk diapresiasi, khususnya adalah Pegawai Kantor ATR/BPN ini pada contohnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun