Namanya juga Taman kota pastinya letaknya juga berada di tengah kota. Tempat yang bisa dijadikam alternatif untuk refresing saat hari libur, namun tak punya banyak waktu untuk pergi ke tempat wisata, taman kota bisa jadi salah satu solusinya.
Sama halnya dengan taman kota Ponorogo ini, walaupun letaknya masih satu kawasan dengan Gor dan Stadion sepak bola. Namun tidak perlu membeli tiket untuk masuk. Hanya biaya untuk parkir kendaraan di depan taman, membuat taman kota ini tak pernah sepi setiap harinya.
Hal itu juga di pengaruhi oleh banyak pedangan makanan di sekitar taman, yang menawarkan berbagai jenis makanan yang harganya sangat ramah dikantong. Terlebih saat di hari minggu, banyak pelapak wahana permain anak-anak seperti yang ada di pasar malem, memenuhi taman kota ini.
Tempatnya begitu sejuk, sangat rindang penuh dengan pohon -pohon besar, dan lebih terkesan seperti hutan yang berada di tengah kota. Hal itu yang menjadikan alasan bagi rata-rata masyarakat untuk mengunjunginya.
Bukan hanya untuk refreshing, Taman kota ini sering juga dimanfaatkan untuk sarana olahraga, maupun sarana ekstrakulikuler oleh sekolah taman kanak-kanak (TK) dan sekolah Dasar ( SD) setempat.
Saat saya datang kesana, pengunjung di dominasi oleh para orang tua yang sedang momong buah hatinya dan usia rata-rata adalah anak balita.
Namanya juga anak-anak, dimanapun tempatnya, maka yang ada didalam pikiran mereka hanyalah bermain, bermain dan bermain.
Namun ternyata benar, hampir semua sarana permainan anak-anak memang terlihat rusak terbengkalai yang di biarkan begitu saja. Seperti tidak terawat sama sekali.
Alhasil para anak-anakpun terlihat bermain dengan sarana seadanya, seperti contohnya memanfaatkan arena skate park untuk prosotan. Hal ini membuat para orang tua resah, karena alasan keselamatan buah hati mereka. Dan memang tempat seperti arena skate park bukanlah tempat yang seharusnya untuk bermain.
Penasaran dengan hal ini, saya mencoba mencari tau apa alasan dan apakah ada faktor tertentu dengan permasalahan ini. Sehingga masalah yang sebenarnya sepele namun tak kunjung bisa teratasi.
Sayapun lantas menemui salah seorang petugas kebersihan yang tengah menyelesaikan pekerjaannya, untuk menanyakan tentang hal yang memenuhi pikiran saya saat itu.
Menurut salah satu petugas kebersihan yang tak mau disebutkan namanya, sebernanya iapun juga sudah lama merasakan keresahan ini, mencoba mengkomukasikan dengan dengan dinas terkait sebagai pengelola, agar lebih memperhatikan segala aspek permasalahan yang ada di tanam kota, namun tak juga membuahkan hasil.
Bukan hanya soal sarana untuk anak-anak, namun juga masalah perawatan-perawatan taman yang lainnya, seperti contohnya perawatan bunga dan papan penghimbauan agar taman lebih terkesan bersih indah dan rapi. Namun alasan Dana lah yang membuat niatnya itu tak kunjung terealisasikan.
Pihaknya sudah berkali-kali mengajukan permohonan terkait dana, namun tak juga mendapat jawaban yang pasti dari pihak Dinas Pariwisata.
Tak hanya itu, mungkin jika ditambah dengan adanya petugas keamanan, kiranya bisa membuat pengunjung lebih bisa nyaman berada di taman kota. Sebenarnya sudah tersedia pos keamanan, namun entah dengan permasalahan apa, pos keamanan di taman kota terlihat kosong tak berpenghuni.
Semoga dalam waktu dekat ada respon dari pihak terkait, sehingga Taman Kota Ponorogo menjadi taman yang tak hanya sejuk, indah dan bersih. Namun juga menjadi tempat dimana para anak-anak menjadikan sebagai surganya untuk bermain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H