" Kulo ngeten niki nggih pun bersyukur sanget tasih di paring sehat lan di paring rejeki. Kulo yakin yen Gusti Allah niku Moho Adil, saben makhluk'e mboten wonten engkang di bedhakne, sedoyo di paringi bagean piyambak-piyambak. Insya Allah kulo nggih sami kalih tiyang-tiyang lintune mas".Tutur mas Bejo dalam Bahasa Jawa
Namun ada hal yang sangat di sayangkan. mas Bejo tidak bejo dalam dunia penddikan formal, orang tua  mas Bejo dulu tidak mengizinkan ia menepuh pendidikan. Entah apa yang ada di pikiran orang tua mas Bejo, mungkin karena tidak tega dengan kondisinya yang seperti itu.
Sama seperti namanya, Â Bejo alias beruntung mas bejo adalah laki-laki yang pintar dan cukup cerdas. Â kakanya selama ini mengajarinya baca tulis dan mas Bejo pun bisa menangkapnya dengan sangat mudah. Terbukti dari sebagian uang hasil penjualan kambingnya, ia belikan smart phone.
 Mas Bejo juga bisa mendaftar akun media sosial seperti facebook dan whatsapp di smartphonemiliknya tanpa ada yang mengajarinya. Bahkan kabarnya mas Bejo saat ini sudah memiliki seorang pacar yang ia kenal melalui media sosial Facebook . Hal itulah yang terkadang membuat sahabat-sahabatnya yang jomblo menjadi iri. Cieeee... ciee..
"Kadang kulo iri mas kalih Bejo niku, Nopo mawon sing kulo mboten saget, nanging mas bejo saget" ( kadang saya merasa iri mas dengan Bejo, hal apapun yang saya tidak bisa, tapi Bejo bisa melakukannya ) terang Lette Wjayanto salah seorang sahabat mas Bejo.
Seketika itu dengan raut muka yang sedikit malu dan bercampur marah, badan Mas bejo sengaja di senggolkan ke  badan Lette yang seolah menggambarkan rasa kekesalannya atas ucapan sahabatnya itu. Dan benar sekali, karna ternyata mas Bejo adalah sosok yang rendah hati, ia adalah sosok  paling tidak suka jika di istimewakan, ia lebih suka jika di pandang setara dengan orang-orang pada umumnya.
Bukankah seharusnya memang harus seperti itu, terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan yang Tuhan berikan, setiap manusia mempunyai peran, hak dan perlakuan yang sama. Mas Bejo mengajarkan bahwa tujuan dari hidupini adalah saling bermanfaat bagi sesama, saling bantu membantu satu sama lain. Bisa jadi apa yang menjadi kekurangan seseorang itu ada pada kelebihan orang lain dan membuatnya saling melengkapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H