Mohon tunggu...
haura adzra
haura adzra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa aktif di universitas pendidikan indonesia prodi bimbingan dan konseling

gadis ambivert yang kadang sukanya baca tapi seringnya scroll tiktok dan instagram, punya bakat nari tradisional tapi sekarang masih di pendam entah kapan di tunjukannya, ketika di pondok karena tidak adanya fasilitas gadget alhasil seringnya nulis, nulisnya nulis surat buat orang tua dirumah, tentunya surat kiriman paket dan uang, hehe.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mernghadapi Trauma Toxic Relationship

3 November 2023   01:26 Diperbarui: 3 November 2023   02:43 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Dalam kamus besar bahasa indonesia, hubungan berarti berkesinambungan atau seri (satu dengan  yang lain) jadi hubungan adalah keterkaitan suatu hal dengan hal lainnya, seperti hubungan kekeluargaan, darah, dagang, diplomatik, analogi, hukum, formal, budaya, penelitian dan  banyak variabel lainnya sedangkan definisi hubungan secara umum adalah kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang dapat mempengaruhi dan saling bergantung, hubungan juga dapat didefinisikan sebagai koneksi, dan asosiasi.

Membangun hubungan yang harmonis dengan seseorang memerlukan simpati dan empati yang besar antara kedua belah pihak. Sangat  wajar dan normal jika adanya konflik yang muncul dalam suatu hubungan  atau hal-hal berubah menjadi berbeda. Namun kondisi seperti itu akan menjadi titik awal dari seseorang merasa tertekan, terancam dan kemudian dipaksa. Kondisi seperti ini bisa jadi merupakan tanda-tanda hubungan yang beracun atau biasa disebut dengan toxic relationship.

Dalam bahasa indonesia, toxic memiliki arti beracun dan relationship berarti hubungan dan dapat disimpulkan bahwa toxic relationsip hubungan yang beracun yang dimana kondisi hubungan ini tidak sehat dan tidak lagi menghadirkan ketidaknyamanan sehingga memunculkan adanya emosi negatif yang mengontrol setiap tindakan sehingga memberikan dampak yang tidak baik bagi yang mengalaminya, karena adanya tekanan dan rasa tidak bahagia dalam menjalani kehidupan yang sehat, dan bahagia. Hubungan yang toxic memiliki banyak konflik, seseorang yang mengalami hubungan ini akan merasa tertekan dan hanya sedikit merasakan kesenangannya. Dalam hubungan yang toxic kedua belah pihak mungkin saling menyakiti baik itu menyakiti fisik ataupun menyakiti psikis.

Banyak kasus yang terjadi karena hubungan yang toxic, kondisi tidak hanya terjadi pada pasangan kekasih saja namun pada pertemanan pun dapat terjadi bahkan anak dengan orang tua saja bisa terjadi hubungan yang toxic, di indonesia sendiri sudah sering terjadi kasus hubungan yang toxic ini di lingkup percintaan, pertemanan dan dengan orang tua.

Berikut contoh kasus yang terjadi akibat toxic relationship :

  • Hubungan toxic pada percintaan

Dalam hubungan percintaan sering terjadi kesalahpahaman akibat dari rasa cinta yang berlebih sehingga takut akan kehilangan pasangannya dan tidak adanya rasa percaya kepada pasangan, seperti contoh seorang perempuan yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas didaerah bogor sering mengalami kekerasan verbal dari pasangannya, kekasih nya sering menuduh jika ia tidak membalas pesan atau telepon dengan cepat, menurut pengakuan kekasihnya, ia merasa takut kekasihnya akan berpindah hati karena ia merasa insecure dengan para lelaki yang mendekati kekasihnya, perempuan ini memang banyak disukai oleh kaum lelaki karena memiliki wajah yang cantik dan otak yang pintar terbukti ia diterima di 13 perguruan tinggi negeri. Permasalahan yang sebernya ini kecil namun dibesar -- besarkan membuat perempuan itu stress karena memikirkaan hubunganya, alih -- alih merasa senang setelah bertemu kekasih nya ia malah sedih dan memikirkan bagaimana hubungan mereka kedepannya, dilihat dari kasus ini salah satu alasan terjadinya hubungan yang toxic adalah rasa cinta yang berlebih, tidak adanya rasa kepercayaan dan adanya rasa insecure terhadap pasangan.

  • Hubungan toxic dalam pertemanan.

Dalam pertemanan kita memang harus membantu satu sama lain, namun jika hanya salah satu pihak yang diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan itu sudaah termasuk hubungan yang toxic, begitu juga dengan kasus yang dialami seorang mahasiswa semester 6 di sebuah universitas swasta di jakarta. Ia memiliki perkembangan fisik yang tidak sempurna dimana ia memiliki suara yang sengau dan tidaak norml seperti yang lain, hal itu membuat ia dijauhi oleh teman sebayanya walau begitu ia memiliki pengetahuan yang sangat cerdas terbukti dengan ia selalu mendapat nilai sempurna Dalam sudut pandangya memiliki teman adalah suatu mimpi yang ingin ia capai, ketika ada teman yang meminta bantuan perihal tugas ia selalu membantu dan menyelesaikan sampai akhir dengan harapan orang itu mau berteman dengannya, tapi nyatanya tidak, orang yang meminta bantuan malah mengejek suaranya yang sengau dan hanya baik ketika perlu bantuan saja.

  • Hubungan toxic dalam keluarga

Keluarga adalah tempatnya yang seharusnya nyaman, tempat istirahat daan tempat pulang. Namun tidak semua keluarga memiliki kondisi seperti itu, contoh kasus ini terjadi pada siswa sekolah menengah pertama di daerah bogor,ia mengaku mengalami pengabaian karena kesukaan nya tidak sesuai dengan keinginan ibunya, ibunya ingin anaknya belajar tentang design baju sedangkan ia tak suka itu, bidang yang ia sukai adalah psikologi, ia sering dibandingkan dengan anak teman ibunya. Namun perempuan itu tidak ingin mengecewakan ibunya, alhasil ia mempelajari tentang design baju, ia mencoba menggambar namun ketika ia memperlihatkan pada ibunya, ibunya malah memandingkan dengan anak teman nya dengan berkata "masih bagusan anak teman ibu" akhirnya ia merasa sia -- sia, dengan begitu rumah bukan lagi tempat yang nyaman dan perempuan itu tidak betah untuk diam di rumah.

Tidak hanya contoh kasus yang dijabarkan, banyak juga kasus hubungan toxic yang terjadi di lingkungan kita dan akibat dari hubungan yang toxic ini tidak sedikit orang yang mengalami trauma secara mendalam. Sebagaimana tercantum dalam banyak literatur , trauma merupakan peristiwa luar biasa yang menimbulkan luka dan perasaan sakit. Secara umum juga dipahami bahwa  sebagai suatu luka atau sakit berat yang diakibatkan oleh peristiwa   yang terjadi pada seseorang secara langsung atau tidak langsung, baik luka itu bersifat fisik atau psikis atau kombinasi dari keduanya, tingkat keparahan peristiwa tersebut akan berbeda sesuai penerimaan setiap orangnya sehingga pengaruh yang dirasakan juga akan berbeda setiap orangnnya (Cavanagh, 1982; Mental Health Channel, 2004).

Ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis, ada beberapa orang yang akan bereaksi dan mengatasinya dengan menggunakan mekanisme pemulihan yang dimilikinya agar tidak berdampak negatif, namun bagi sebagian orang, kejadian tersebut belum berakhir dan akan meninggalkan bekas luka dan rasa sakit dalam jangka waktu yang  lama dan berkepanjangan. Dan menderita akan mengalami  stress pasca trauma atau biasa disebut   PTSD (post traumatic stress disorder) dalam keadaan ini akan berisiko tinggi untuk terkena gangguan jiwa seperti panik, depresi, fobia dan lain sebagainya.

Penderita gangguan jiwa seringkali tidak menyadari tentang apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sendiri hal ini dikarenakan  mereka penderita gangguan jiwa biasanya merasakan gelisah, cemas, tidak bersemangat, terkadang takut,ragu-ragu, tidak percaya diri, sehingga di dalam kalangan masyarakat sering menyarankan penderita tersebut dibawa kepada dukun, karena dianggap masalah yang dihadapi tersebut akibat gangguan mahluk halus. Disisi yang lain ada juga yang menyarankan untuk membawa kedokter jiwa, karena dianggap sakit jiwa dan kondisi tersebut menjadi tanda bahwa mental yang tidak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun