Gelombang protes suporter, ketidakpastian manajerial dan enam kekalahan dalam sembilan pertandingan di seluruh kompetisi membuat bentrokan antara Arsenal dan Manchester City terlihat lesu bagi tim London, terlepas dari spirit dan karakter yang ditunjukkan mereka dengan dua kali bangkit mengejar ketertinggalan dari klub Manchester Biru untuk memaksakan laga berakhir sama kuat, 2-2.
Penantian panjang untuk kembali menjadi yang terbaik di Inggris tak kunjung tiba. Setiap musim Arsenal hanya menjadi penantang serius juara. Ibarat kendaraan, The Gunners cepat panas dan kencang pada awal musim sehingga berada di barisan terdepan, tetapi kehabisan bensin menjelang finis.
Ini membuat mereka hanya konsisten dalam jajaran empat besar, termasuk pada musim lalu, ketika berada di belakang Leicester City sebagai juara baru. Di ambang pemecatan. Sejatinya, kontrak Wenger di Arsenal berakhir pada 30 Juni 2017 nanti. Meskipun demikian, manajemen masih memberi sinyal akan menyodorkan kontrak baru berdurasi dua tahun.
Jika melihat hasil sepanjang bulan Maret, rasanya manajemen akan mempertimbangkan kembali rencana tersebut. bulan April ini mungkin menjadi deadline bagi Wenger. Ada rangkaian pertandingan krusial untuk mengangkat kembali posisiArsenal, minimal menembus zona Liga Champions.
Setelah liga istirahat selama dua pekan karena ada pertandingan internasional, kini kompetisi domestik mulai bergulir lagi. Arsenalmengawali bulan krusial ini dengan bigmatch di Emirates Stadium ketika menjamu Manchester City pada 2 April.
Empat hari berselang mereka menjamu West Ham United, sebelum menyambangi markas Crystal Palace pada 10 April, dilanjutkan tandang ke Middlesbrough (18 April), menjamu Leicester City (27 April) dan ditutup derbi London di White Hart Lane, kandang Tottenham Hotspur, pada 30 April.
Gejolak fans Arsenal kian memanas menuntut Arsene Wenger segera dipecat lantaran klub terancam gagal ke Liga Champions, pertama kalinya sejak 1997.
Secara hitung-hitungan matematis, hasil ini merugikan The Gunners mengingat April akan menjadi periode membara bagi mereka. Meski demikian, manajer yang posisinya semakin goyah di kursi kepelatihan Emirates Stadium, Arsene Wenger, mengaku tetap bangga dengan perjuangan anak-anak didiknya, bagaimana pun situasi Arsenal saat ini.
Meninjau dari sisi pertandingan , sekali lagi, kerapuhan pertahanan Arsenal tampak masih menjadi isu utama di tubuh klub. Arsenal sepertinya tak belajar betapa Sane menjadi ancaman serius di Etihad Stadium saat keduanya berlaga di paruh pertama musim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H