Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Korelasi Pesan Presiden, Tingkatkan Kuantitas Pesepakbola & Penolakan Andri Syahputra

2 April 2017   10:36 Diperbarui: 4 April 2017   15:11 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Sepakbola - Republika


Beberapa hari yang lalu saya sempat menulis terkait polemik penolakan Andri Syahputra pesepakbola kelahiran Indonesia, Lhokseumawe, Aceh, 17 tahun silam putra dari Agus Sudarmanto yng sudah belasan tahun bermukim di Qatar dalam tulisan berkaca-dari-kasus-andri-syahputra-yang-menolak-panggilan-timnas-u-19

Yang menarik dan luar biasa bagi saya adalah respon dari dari K’ers wefi yang berkomentar “Kalau pun Andry menolak adalah hak profesionalnya. Tugas PSSI bgaimana mampu mencetak pemain lewat Asprov hingga kompetisii. Indonesia tdk akan khabisan talenta”

Ada dua poin dari komentar tersebut pertama Hak Profesioal dari Andri Syahputra karena memang ia menjadi pemain sepakbola seperti sekarang ini bukanlah andil dari PSSI segala sesuatunya terkait sepakbola didapatnya dari negri keduanya Qatar yang memang sudah belasan tahun hidup disana dari sejak berumur 5 tahun keluarganya sudah pindah ke Qatar

Kedua adalah Tugas PSSI bgaimana mampu mencetak pemain lewat Asprov hingga kompetisii. Indonesia tdk akan khabisan talenta,ini poin yang jelas merupakan PR besar PSSI selama ini sampai-sampai Presiden mengingatkan PSSI untuk dapat meningkatkan jumlah pesepakbola secara Kuantitas yang memang faktanya kita tertingal jauh dari negri tetanmga.

Nah, disinilah luar biasanya komentar dari rekan wefi tersebut yang ternyata sudah lebih dulu memikirkanya hal tersebut dibanding PSSI? Dan faktanya sejalan dengan pemikiran presiden Jokowi.  

Presiden Joko Widodo berharap Ketua Umum PSSI Letjen TNI Edy Rahmayadi untuk mendongkrak kuantitas pemain sepak bola di Indonesia. "Saya diminta Pak Presiden untuk meningkatkan kuantitas pemain sepakbola dengan target setidaknya 250 ribu pemain sepak bola," ungkap Edy saat Managers Meeting Liga 1 & Liga 2 di Markas Kostras, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017).

Saat ini pesepakbola di Indonesia tercatat berjumlah sekitar 67 ribu. Dibandingkan dengan negara lain, jumlah pemain sepak bola di Indonesia jelas kalah jauh apa lagi disbanding dengan dengan negara-negara di Eropa seperi Belanda dan Spanyol.

Begitu juga dengan fasilitas terutama lapangan sepak bola yang berstandar FIFA, Indonesia baru punya dua, dan 23 lainnya berstatus layak pakai. Sementara Populasi penduduk Indonesia jumlahnya mencapai 250 juta namun jumlah pesepakbolanya hanya 67 ribu pemain, 197 pelatih dan 5 wasit yang sudah berlisensi FIFA/AFC dan itupun hanya 3 yang aktif wow….????.

Berkaca dari data tersebut, Edy meminta Indonesia, khususnya PSSI, bercermin diri. Jelas sulit untuk mendapatkan kualitas yang mumpuni jika dari sisi kuantitas (jumlah) saja sudah tidak memadai. "Malaysia saja punya sekitar 585 ribu pesepak bola dari sekitar 24,4 juta penduduknya. Di Thailand ada 1,3 juta dari 64 juta penduduk. Kalau di Eropa, misalnya Spanyol, mereka memiliki 4,1 juta pemain sepak bola dari 46,8 juta penduduk," ujar Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi

"Oleh karena itu di masa kepengurusan PSSI yang baru ini, saya ingin ada 250.000 pesepak bola Indonesia sampai akhir tahun 2017. Dan dalam jangka panjang, pada tahun 2020, saya berharap kita sudah punya setidaknya 2,5 juta pemain sepak bola," tutur Edy. di sini

Kembali ke komentar rekan Wefi diatas pada poin pertama yang mengatakan Hak Profesioaldari Andri Syahputra.Kalau kita kaitkan dengan Peringatan Keras Ketum PSSIgeram atas penolakan pesepak bola milik Algharafa SC, Andri Syahputra atas undangan mengikuti seleksi timnas Indonesia U-19 tersebut.

Pak Ketum mengatakan penolakan pemain kelahiran Aceh tersebut sudah tak lagi menunjukkan diri sebagai putra Indonesia. "Orang (pemain) Indonesia itu seharusnya kalau dipanggil timnas ya datang," ujar Edy dan menambahkan penolakan Andri dan keluarga tersebut, semacam pembangkangan demi membela negara.

Pertanyaanya tentu apakah bias di kategorikan Pembangkangan? Apakah negara dalam keadaan darurat? Ini hanya maslaah sepakbola terlalu naïf kalau menilai dengan lebih mngutakan factor emosi. Seharusnya PSSI berfikir apa yang dikatakan Wefi doi poin ke dua Tugas PSSI bgaimana mampu mencetak pemain lewat Asprov hingga kompetisii. Indonesia tdk akan khabisan talenta.

sumber foto : Sepakbola - Republika
sumber foto : Sepakbola - Republika
Kalupun ia ternyata benar bergabung bersama timnas Qatar U-19. saat menjamu tim Inggris U-19 pada 24 dan 27 Maret lalu. Rasanya PSSI hanya perlu minta penjelasan dan tidak perlu berkomentar agar Andri, bersama keluargnya hengkang dari Bumi Pertiwi. "Membela Indonesia adalah jihad. Kalau tidak mau membela Indonesia, lebih baik keluar saja dari Indonesia,"

Sudah betul jalan pikiran dari Kemenpora yang mengatakan PSSI tak Perlu Lagi Berharap Andri Syahputra Pulang. Indonesia masih menyimpan banyak pesepak bola tingal bagaimana PSSI mengelolanya seperti yang disampaikan Sesmenpora "Saran kami (Kemenpora) dari kasus ini. Agar PSSI dan timnas nggak perlu menghabis-habiskan energi dan berharap cuma demi satu pemain,"

Menurut Gatot, tampilnya Andri bersama skuat Qatar, menyimpan banyak pertanyaan. Terutama terkait status kewarganegaraan pemain 18 tahun tersebut. Meski Andri masuk tim junior, tak mungkin bermain tanpa identitas kenegaraan. "Kalau di Qatar mungkin boleh menganut dwi kewarganegaraan (kewarganegaraan ganda). Tapi, di Indonesia, nggak mengenal itu. Dan Andri juga keluarganya harus memilih," sambung dia.

Yang menarik justru apa yang disampaikan Pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri yang tak mempersoalkan pemain kelahiran Aceh, Andri Syahputra yang memilih bermain untuk timnas muda Qatar. Ia mengatakan, tetap akan menunggu kehadiran pemain 18 tahun tersebut ke Indonesia agar bias mengikuti seleksi timnas Garuda Muda bentukannya.

Indra Sjafri menyampaikan, bahwa tim kepelatihannya tak merasa buntu meski tanpa kehadiran Andri. Namun tim kepelatihannya akan tetap terbuka, dan masih menunggu sampai batas dimulai tahap seleksi khusus pemain-pemain Indonesia yang berada di luar negeri.

Menurut Indra Sjafri toh pemain yang mengikuti seleksi nanti, belum tentu memenuhi kualitas dan terpilih sebagai pemain timnas. "Kita memanggil pemain Indonesia yang ada di luar negeri. Itupun harus saya seleksi," kata dia. Itu sebabnya kata dia, jika pun Andri mengikuti seleksi belum tentu terpilih. "Nanti kalau sampai tanggal itu (6 sampai 10 April) nggak datang, baru saya akan memutuskan apa selanjutnya (jawabn untuk Andri)," ujar dia.

Terkait dengan tampilnya Andri Syahputra membela timnas Qatar U-19 saat menjamu tim Inggris U-19 pada 24 dan 27 Maret lalu. Ayah Andri, Agus Sudarmanto mengatakan

meskipun bergabung bersama timnas Qatar U-19, Andri masih tetap warga negera Indonesia. "Memang ada beberapa pertandingan lawan Inggris. Andri bilang Aspire Academy Qatar,". Aspire Academy Qatar merupakan salah akademi sepak bola terbesar di negara Timur Tengah tersebut.

Agus menerangkan, para pemain yang menjamu Inggris ketika itu, merupakan para pemain dari akademi tersebut. "Saya kerja, jadi nggak nonton. Kalau saya lihat, itu foto-fotonya semua anak-anak Aspire Academy Qatar," sambung dia. Akan tetapi, ketika ditanya Aspire Academy Qatar mewakili timnas Qatar U-19, Agus tidak memberikan jawaban.

Sementara itu KBRI Qatar juga turut mencari tau terkait Status Kewarganegaraan Andri Syahputra dikatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Qatar masih mencatat keluarga Agus Sudarmanto dan putranya, Andri Syahputra, sebagai pemegang paspor Indonesia. Pelaksana Fungsi Politik KBRI di Doha, Boy Darmawan, mengungkapkan, keluarga tersebut masih tercatat sebagai warga negara Indonesia (WNI). "Ya. Masih dan tercatat sebagai WNI," kata Boy kepada Republika, Jumat (31/3).

Boy juga mengatakan menjadi warga negara Qatar, bukan perkara gampang. mereka yang bermain di timnas negara itu, belum tentu berkewarganegaraan Qatar. "Sulit sekali untuk menjadi WN (warga negara) Qatar. Di sini yang ikut timnas (Qatar) belum tentu dijamin menjadi warga negara," kata Boy. Qatar pun, kata dia, tak menganut paham kewarganegaraan ganda. di sini

“Banyak pesepak bola di Qatar yang bermain bersama timnas Qatar. Tapi, mereka bukan warga negara Qatar Banyak orang asing ikut timnas dikirim bela Qatar. Tapi jika kembali dari Qatar, mereka tetap warga negara masing-masing.”

Jadi sebagai penutup tulisan ini tentu ada baiknya pemikiran wefi menjadi perhatian utama bagi PSSI toh itu memang menjadi tugas mereka untuk mencetak pemain lewat Asprov hingga kompetisii. Sehingga Indonesia dengan demikian Indonesia tidak akan pernah khabisan talenta pesepakbolanya.

Borneo 2 April 2017

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun