Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ingat, Jangan Nyalakan Flare pada Laga Timnas vs Myanmar Nanti Sore!

21 Maret 2017   13:22 Diperbarui: 21 Maret 2017   23:32 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Sepakbola - Republika

Pertanyaanya apakah penggunaan Flare ini dilarang atau diperbolehkan dalam sepakbola?. Dalam peraturan yang dikeluarkan oleh FIFA, tidak dijelaskan secara jelas bahwa Flare atau Hand Flare ini dilarang atau di perbolehkan. Dengan demikian tentu dapat disimpulkan bahwa penggunaan flare pada pertandingan sepakbola tidak dilarang karena tidak ada penjelasan yang rinci mengenai larangan flare tersebut.

Oleh karena itu bisa dikatakan FIFA melegalkan adanya Hand Flare kalau pengunaanya tidak mengganggu jalannya pertandingan. Seperti yang kita liha sangat jarang suporter di Eropa, seperti Inggris Raya ataupun di Negara-negara bagian Amerika dan Amerika Latin yang menyalakan Hand Flare,

PSSInya Inggris tidak melarang adanya pengunaan flare. Selama itu tidak membahayakan jiwa penonton lainnya, tidak digunakan untuk membakar objek lainnya, tidak dilempar ke dalam lapangan baik itu saat sebelum, dan sesudah pertandingan berlangsung, atau jika asapnya tidak masuk ke lapangan,

Selama ini mereka hanya melakukanya sesaat sebelum pertandingan ataupun sesudah pertandingan. Sangat jarang sekali terlihat kelompk supporter di Eropa dan Amerika menyalakan Red Flare di dalam stadion pada saat pertandingan berlangsung.

Berbeda dengan Indonesia, Justru sering sekali kita melihat Flare di saat pertandingan sedang berlangsung, bahkan tak jarang wasit yang memimpin pertandingan menghentikan pertandingan untuk beberapa saat karena jarak pandang para pemain tertutup oleh adanya asap yang ditimbulkan oleh Hand Flare tersebut.


Pada awalnya Flare ini digunakan sebagai sinyal ataupun sebuah kode suar, sebagai alat penerangan, atau sebagai perlengkapan dalam kemiliteran. Secara umum flare menghasilkan sebuah cahaya karena pembakaran logam magnesium yang kadang kadang dicampur dengan logam lain untuk menghasilkan warna lain yang akan berbeda dari warna yang aslinya.

Flare itu sendiri merupakan pyroteknik yang menghasilkan cahaya terang ( api ) atau panas yang intens tanpa disertai ledakan. Pada umumnya gas ataupun kebulan asap yang dihasilkan oleh flare “red flare/hand falre: itu sendiri mempunyai ketebalan asap yang sangat pekat dan bersifat ajeg, atau dalam artian kebulan asap tersebut dapat dengan lama bertahan berputar-putar di udara dengan jangka waktu yang lama karena dipengaruhi oleh sifat gas dalam flare tersebut.

Dalam FIFA Safety Regulation mengenai Security Checks, Flare memang tidak disebutkan sebagai barang yang dilarang untuk dibawa suporter masuk ke stadion. FIFA lebih menekankan kepada Alkohol yang mungkin dikonsumsi penonton selama menonton pertandingan.

Hal itu tertuang dalam Safety Regulation, artikel 17 tentang Security Officer. FIFA menyebutnya dengan menggunakan kata Pyrotechnic. Artikel 17 poin 3 mengatakan wewenang Security Officer ( penanggung jawab keamanan ) untuk menimbang resiko dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam sebuah pertandingan dengan berkoordinasi bersama pihak kepolisian, pihak kesehatan, pemerintah, dan berbagai pihak yang lainnya yang terlibat dalam manajemen sebuah even pertandingan.

Jadi dengan demikian penggunaan pyroteknik semacam flare ini aturannya diserahkan kepada federasi sepakbola masing-masing negara, karena ini menyangkut koordinasi bersama dengan pihak keamanan. Jadi kalau mengacu kepada ketentutan itu PSSI  tentu yang berhak mengeluarkan aturan untuk diperbolehkan atau tidaknya flare di nyalakan pada saat pertandingan berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun