Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Magis Dua Gol & Tradisi Pemenang Final Leg Pertama, Juara di Piala AFF

15 Desember 2016   20:20 Diperbarui: 15 Desember 2016   20:36 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lewat perjuangan yang luar biasa, akhirnya tim 'Merah-Putih' berhasil menumbangkan penguasa sepakbola Asia Tengara dari negri gajah putih, Thailand dengan skor 2-1. Hasil ini tentu menjadi modal kuat bagi anak asuh Opa Riedl dalam upayanya  untuk merebut gelar juara piala AFF untuk pertama kalinya setelah sebelumnya hanya tampil sebagai 'Raja' Runer up (4x) di tahun 2000, 2002, 2004 & 2010.

Untuk hasil yang sudah dicapai kemaren itu, tentu perlu kita beri apresiasi dan ucapkan selamat atas kemenangan dan perjuangan yang sudah dilakukan para pemain ketika mereka  menghadapi Thailand pada laga final leg pertama piala AFF Suzuki Cup 2016 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Rabu(14/12/2016).

Padahal sebelumnya kita tahu pasukan Garuda sempat ketingalan 1-0. Berkat gol indah sang kapten Thailand , Teerasil Dandag, yang tercipta melalui sundulan kapalanya pada menit ke-32. Beruntung Indonesia dapat bangkit di paruh babak kedua. Melalui gol Rizky Pora pada menit ke-65 sehingga merubah kedudukan menjadi 1-1. Berselang lima menit setelah itu Hansamu Yama berhasil memastikan keunggulan bagi Indonesia menjadi 2-1. Skor itu bertahan hingga laga usai.

Dengan pencapaian hasil yang luar biasa itu, Timnas Indonesia praktis hanya butuh hasil seri saja untuk dapat mengantarkannya menjadi juara piala AFF pada edisi ke XI tahun 2016 ini. Hasil ini juga sekaligus menghentikan ‘kutukan’ sebagai spesialis Runer Up piala AFF, turnamen kebangaan bangsa-bangsa Asia tengara ini.

Magis Dua Gol timnas terus berlanjut, 12 Gol dari enam pertandingan.

Ada yang menarik untuk kita ketahui adalah, kemenangan Indonesia Vs Thailand 2-1 tersebut. Entah kebetulan atau tidak, magis dua gol timnas ke gawang lawan-lawannya selama ajang Piala AFF 2016 ini tenyata terus berlanjut, Memang kalau kita ikuti perjalanan timnas sejak dari fase penyisihan grup sampai ke semifinal bertemu Vietnam dan kemaren pada final leg pertama. Dari enam laga yang sudah dijalani Skuat Opa Riedl itu rata-rata mereka berhasil menciptakan dua gol per pertandingan. Dengan demikian tentu dengan sendirinya sudah dua belas gol yang berhasil di cetak oleh anak asuh Opa Riedl tersebut.

Yang lebih menarik lagi, kalau kita perhatikan sesuai data dari semua pertandingan yang sudah dimainkan timnas tersebut. Dari 12 gol itu sepuluh di antaranya tercipta pada babak kedua. Hanya dua gol yang dicetak pada babak pertama, yaitu ketika gol Fachrudin menit ke-7 saat timnas bermain imbang 2-2 melawan Filipina di fase grup dan berikutnya gol Hansamu Yama pada menit ke-7 kala timnas menang 2-1 atas Vietnam pada laga leg pertama babak semifinal.

Kalau kita urut lagi kebih jauh kebelakang sesuai dengan data pertandingan, mulai dari saat laga perdana Grup A yang berlangsung di Bocaue Filipina, timnas Indonesia wwalau kalah dari Thailand, mereka masih mampu mencetak dua gol yang dicetak oleh Boaz Solossa dan Lerby Eliandri lewat sundulannya.

Berikutnya pada laga kedua masih di penyisihan group A. Timnas Indonesia juga berhasil mencetak dua gol kala bermain imbang dengan Filipina. Gol Timnas waktu itu dipersembahkan oleh Fachrudin Aryanto dan Boaz Solossa.

Selanjutnya pada laga pamungkas penyisihan group A yang sekaligus jadi laga penentuan maju ke babak selanjutnya semifinal. Timnas Indonesia berhasil lolos dengan mengalahkan Singapura 2-1. Kedua gol itu dipersembahkan oleh Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly.

Memasuki leg pertama babak semifinal di Stadion Pakansari, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam juara Groub B dengan skor 2-1. Kedua gol saat itu dihasilkan oleh Hansamu Yama dan eksekusi penalti oleh Boaz Solossa.

Berikutnya pada laga leg kedua yang berlangsung di Stadion My Dinh Vietnam. Timnas Indonesia secara dramatis berhasil memastikan langkahnya maju ke babak final dengan bermain imbang 2-2 atas Vietnam. Kondisi seperti itu membuat Indonesia unggul agregat 4-3 atas tuan rumah Vietnam. Ke dua gol timnas itu diciptakan oleh Stefano Lilipaly dan penalti dari Manahati Lestusen.

Kemaren malam, pada Leg pertama partai final yang berlangsung di Stadion Pakansari Cibinong. Bogor. Timnas Indonesia melanjutkan 'keajaiban' jumlah golnya dengan kembali berhasil mencetak dua gol mengalahkan pasukan Gajah Putih 2-1. Kedua gol itu dipersembahkan oleh Rizky Pora dan Hansamu Yama.

Selain itu yang mencengangkan juga adalah terciptnya dua gol ke gawang Thailand tersebut dapat dikatakan sedikit aneh. Entah ini kebetulan atau tidak, kedua kalinya dua gol yang tercipta tersebut terjadi sama-sama berselang hanya beberapa menit saja. Hal itu dapat kita lihat dari data gol timans di kedua pertandingan yang sudah dilakukan. Seperti saat babak penyisihan group A. Lerby mencetak gol pada menit ke-53 dan Boaz mencetak gol pada menit ke-56, hanya berselang beberapa menit. Begitu juga dengan yang terjadi pada laga kemaren dua gol Timnas tercipta juga hanya berselang lima menit saja. Gol Rizky Pora pada menit ke-65 dan Gol Hansamu Yama pada menit ke-70.

Jadi kalau kita melihat ke tren terciptanya gol-gol tersebut. Tentu rasanya peluang bagi timnas untuk dapat mencetak dua gol lagi ke gawang Thailand, tentu bukan sesuatu yang mustahil. Namun, tentu untuk untuk mencapai semua itu, anak asuh Opa Riedl harus bermain dengan tenang, lebih sabar dan solid menghadapi gempuran Thailand yang tentunya bisa dipastinya akan memakai strategi menyerang total karena mereka hanya butuh menang 1-0. 

Tradisi tim pemenang Final leg pertama akan tampil jadi Juara AFF

Sejak diberlakukannya laga final Piala AFF (2004) dengan sistim Home & Away yang bertujuan untuk lebih mempopulerkan turnamen ini ditengan masyarakat masing-masing Negara peserta khusunya finalis.  

Jadi kalau ada yang mengangap aneh dengan sistim penyelengaraan final dengan sistim ini, tentu harusnya juga dapat menyadari misi yang dikandung dengan diberlakukanya sistim ini, Bayangkan apa yang terjadi kalau pada turnamen kali ini, Indonesia & Thailand yang tampil sebagai finalis akan memainkan laga finalnya di tempat penyelengara Vietnam atai Filipina, siapa yang akan menonton laga penting ini? sementara masyarakat sepakbola kedua bangsa ( Indonesia & Thailand) tentu ingin menonton timnasnya bermain.

Seandainya laga berlangsung di Vietnam tentu bisa dipastikan akan sepi dari penonton. Karena jelas sakit hati penonton vietnam tentu belumlah hilang atas tumbangnya tim kesayanganya Vietnam dari anak asuk Opa Riedl. Bisa dipastikan mereka tidak akan mau keluarkan uang untuk menonton laga tersebut. Seperti kita ketahui seusai lag kemaren malah ada oknum yang sampai melempari bus yang ditumpangi timnas Indonesia. Begitu juga dengan timnas Thailand yang memang juga tidak disukai oleh publik sepakbola Vietnam. Sementara kalau partai final berlangsung di Filipina tentu akan lebih parah lagi, negri pecinta basket itu pastinya tidak akan memperdulikan laga penting ini. Apa lagi timnas negaranya juga sudah tumbang duluan dibabak penyisihan group.

Kembali ke fakta unik dan menarik dari piala AFF yang dulunya bernama Piala Tiger ini. Boleh percaya atau tidak, para pemenang final leg pertama ternyata selalu tampil sebagai pemenagn Piala AFF ini.

Memang kalau kita ikuti sejak perubahan format laga final piala AFF ini diberlakukan pada tahun 2004. Sudah empat tim berbeda yang berhasil tampil menjadi juara. Singapura tiga kali tampil sebagai juara (2004, 2007, 2012), lalu Veitnam (2008), dan Thailand (2014). Yang menarik dari ketiga tim tersebut adalah mereka lebih dulu memenangi leg pertamanya.

Seperti, Singapura saat mereka juara di 2004, pada leg pertama mereka berhasil mengalahkan Indonesia 3-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Kemudian pada partai kandang mereka di singapura mereka kembali unggul 2-1..

Pada Piala AFF tahun 2007, Singapura yang kembali mencapai final, pada leg pertama saat bermain di kandang sendiri mereka menang 2-1 atas Thailand. Berikutnya di partai tandang mereka bermain imbangi 1-1 ketika main di Bangkok. Membuat Singapura unggul Agregat 3-2

Pada piala AFF edisi khusus 2008, untuk mengembalikan penyelengaraan ke tahun genap dari sebelumnya tahun ganjil 2007. Vietnam tampil sebagai juara setelah mereka berhasil memenangkan laga leg pertamanya kala bermain di Thailand dengan skor 2-1. Berikutnya mereka juga berhasil memaksa Thailan bermain imbang di partai kandang Vietnam 1-1

Pada piala AFF edisi ke VIII tahun 2010, Malaysia berhasil mengalahkan Indonesia dengan skor telak 3-0 dalam final leg pertama yang berlangsung di Stadion Bukit Jalil. Pada laga tandang mereka kalah 2-1 atas timnas Indonesia sehingga mereka (timnas Malaysia) ungul agregat 4-2.

Berikutnya pada Piala AFF 2012 tradisi pemenang leg pertama tersebut terus terjadi . Singapura yang kembali tampil di final menang 3-1 atas Thailand di leg pertama, pada leg kedua mereka kalah 0-1 dari Thailand. Dengan demikian Singapura tetap unggul Agregat 3-2 atas Thailand 

Pada edisi ke X tahun 2014, Thailand tampil sebagai juara setelah sebelumnya di leg pertama partai kandang mereka menang 2-0 atas Malaysia, namun pada partai tandang mereka kalah 2-3. Dengan demikian Thailand tetap unggul agregat 4-3 atas Malaysia.

Dengan demikian tentu dapat dikatakan, terkait dengan tradisi pemenang leg pertama ini tentu bisa menjadi penyemangat bagi pasukan Garuda untuk dapat menyudahi penantian panjangnya untuk dapat tampil menjuarai Piala AFF edisi ke XI tahun 2016 ini. Sejauhini Skuat Garuda sudah melakukan langkah besarnya dengan mengalahkan raja sepakbola Asean Thailand di leg pertama dengan skor 2-1.

Kini perjuangan Boaz Solossa dkk tinggal selangkah lagi untuk dapat mewujudkan mimpinya dan mimpi seluruh masyarakat pecinta sepakbola Nasional. Semoga pada laga hidup mati di Stadion Rajamangala, Bangkok, pada Sabtu besok (17/12/2016) . Skuat Garuda asuhan Opa riedl ini bisa melanjutkan semangat luarbiasa seperti yang sudah mereka tunjukan mulai dari fase grup sampai laga final leg pertama kemaren, segala kemungkinan tentu masih saja bisa terjadi. Termasuk untuk Indonesia mempertahankan keunggulan sudah dimiliki saat ini. Teruslah terbang Garudaku!

Borneo 15 Desember 2016

Salam Olah Raga


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun