Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Episode Baru Tim yang Disanksi FIFA Itu, Kini Tampil di Final

13 Desember 2016   19:54 Diperbarui: 14 Desember 2016   11:14 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang juga tak kalah aneh dan mencengangkan berikutnya adalah, keputusan dari sang pelatih kepala timnas Opa Riedl menarik keluar Boaz, Lilipaly, dan Andik Vermansyah dalam kondisi timnas ketingalan 1-2 tersebut. Beruntung Gol penalty Manahati Lestusesn berhasil merubah kedudukan menjadi 2-2 dan bertahan sampai akhir pertandingan. Sehingga dengan demikian Indonesia dipastikan tetap lolos maju ke babak Final. Kalau tidak entah “kehebohan” atau "sumpah serapah" apa yang akan di terima Opa Riedl sepulangnya mereka dari laga itu tersebut. Ya tentunya terkait dengan keputusannya terhadap pengantian ke tiga pemain tersebut.

Setelah melihat perjalanan yang penuh liku dan dramatis itu. Timnas Indonesia yang memang sedari awal tidak diunggulkan dan berperingkat paling buncit itu. Sekedar catatan Filipina yang beredikat paling baik (tingi) 117 ditahan imbang 2-2, Vietnam berpredikat kedua terbaik 129 dikalahkan agregat 4-3 di babak semifinal, Thailand pringkat tiga terbaik 129, walau timnas kalah (2-4) namun mereka menjadi satu-satunya tim yang berhasil menjebol gawang thailand dengan dua gol.  berikutnya Malaysia 156, Singapura berperingkat 162 berhasil dikalahkan 2-1, Myanmar 166, Laos 167, Kamboja 168 dan barulah Indonesia di posisi paling buncit di peringkat ke 179. 

Berbagai persoalan pun juga turut menghambat persiapan tim, seperti Opa Riedl hanya boleh mengambil dua pemain saja dari tiap klub penyumbang pemain karena memang liga lokal yang entah bagaimana tetap saja berjalan disaat timnasnya berlaga di even internatioanl, seolah-olah menjadi tidak penting dan tak ada kejadian apa-apa.

Tidak mengherankan kalau akhirnya seorang Presiden FIFA, Gianni Infantino, pun sampai-sampai mengharapkan agar Indonesia bisa tampil sebagai juara. Karena kalau itu yang terjadi, tentu ini akan menjadi berita besar, Negara yang baru saja bebas dari sanksi FIFA ternyata masih bisa berperestasi normal. Terlepas dari adanya anggapan bahwa ada faktor keberuntungan yang menaungi timnas, harus diakui sesungguhnya aspek itu memang cukup terasa di sepanjang pertandingan yang dijlani timnas selama turnamen ini. Seperti yang dikatakan sang Kapten Boaz Salossa “ini rencana tuhan” Timnas Merah Putih seakan memang sudah ditakdirkan untuk melaju sampai ke babak final.

Akhirnya tentu harapan kita semua pada timnas untuk laga besok para pemain dapat bermain lepas tidak terbebani oleh beragam expektasi baik itu dari Masyarakat pecinta bola, PSSI dan pemerintah yang tentunya mereka menuntut atau mengnginkan memenangi laga esok dan juga semoga saja Opa Riedl tidak lagi melakukan pengantian pemain yang diluar nalar kita (awam) untuk menghindari kehebohan yang akan terjadi nantinya.  

Harapan lainya, tentu semoga saja para punggawa timnas pada laga final besok tidak bermain dengan rasa gugup seperti yang terjadi di partai leg kedua semifinal di Hanoi Vietnam kemarin. Jangan sampai rasa gugup tersebut menutupi potensi besar yang dimiliki Indonesia. Bagaimanapun juga tentu kita berharapa seperti apa yang dikatakan Stefano Lilipaly, "Indonesia bisa kalahkan siapapun".

Sekali lagi semoga saja, walaupun rasanya sulit bagi timnas dalam menghadapi laga besok. Semoga saja timnas bisa bermain menghibur dan berjuang habis-habisan, seperti kata Iwan Fals “Tunjukkan pada dunia Bahwa sebenarnya kita mampu”. Kalau itu yang terjadi tentu rasanya sudah dapat membuat pecinta timnas merasa puas dan bangga akan segala perjuangan yang telah dilakukan mereka. Kalaupun nanti bisa sukses dan tampil sebagai juara, Tantunya itu menjadi bonus perjuangan luarbiasa yang telah dilakukan para pemain. Karena pada hakekatnya pencapaian sampai ke babak Final ini saja, sudah merupakan pencapaian yang luar biasa bagi tim yang baru saja terlepas dari sanksi FIFA ini. Terbanglah yang tingi GarudaKu!

Borneo 12 Desember 2016
Salam Olah Raga


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun