Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Terjadi Insiden Pemain Injak Kepala Wasit di Liga Nusantara

28 November 2016   19:28 Diperbarui: 29 November 2016   11:37 1671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa yang terjadi pada sepak bola negeri ini. Baru saja kita sedikit merasakan kembali euforia sepak bola atas lolosnya timnas yang menjadi kebanggaan kita semua ke babak semifinal Piala AFF 2016 yang merupakan sebuah ajang pesta sepak bola paling bergengsi bagi negara-negara di kawasan Asia Tengara ini.

Tiba-tiba kita kembali dikejutkan adanya tindakan kekerasan yang cenderung brutal dari pemain terhadap wasit dari lapangan sepak bola yang terjadi pada putaran final kompetisi amatir Indonesia Soccer Championship, babak penyisihan Grup E Liga Nusantara 2016. kejadian yang membuat kita kaget tersebut terjadi pada laga yang mempertemukan tuan rumah Persiku Kudus melawan PS Bengkulu Tengah (Benteng) di Stadion Wergu Wetan, Jumat (25/11) lalu.

Awal kejadian seperti yang diberitakan bermula saat menjelang turun minum. Pemain PS Benteng melakukan protes kepada wasit Cholid yang mengeluarkan kartu kuning kedua untuk rekanya Gatut Bekti. Protes ini dilakukan dengan cara mengerumuni dan mendorong wasit sehingga membuat wasit sempat terjatuh. Saat terjatuh itulah seorang pemain cadangan PS Benteng, Budi Eka Putra berlari dan menginjak kepala dari Sang Wasit.

Akibat dari perbuatannya itu, wasit akhirnya mengeluarkan empat kartu merah tambahan untuk pemain tim tamu PS Benteng selain dari yang diberikan kepada Gatut, masing-masing yaitu kepada Ahmad Ramadhani, Doni Setiawan, Majid Mony, serta pemain cadangan Budi Eka Putra. Empat pemain tersebut diganjar kartu merah secara bersamaan pada menit ke-45 karena dianggap melakukan protes berlebihan.

Setelah pertandingan dihentikan sekitar kurang lebih 20 menit kemudian pertandingan kembali dilanjutkan. PS Banteng yang hanya bermain dengan tujuh pemain tersebut akhirnya harus mengakui kekalahanya dari Persiku Kudus dengan skor 4-0.

Terkait kejadian itu seperti yang diberitakan, pihak klub berjanji tidak akan membela pemainnya yang melakukan tindakan yang tidak terpuji tersebut. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PS Benteng, Hendrik Alzen, yang menyayangkan terjadinya kericuhan itu. Dia juga meminta maaf, dan berjanji akan memanggil seluruh pemainnya.

"Saya mohon maaf, saya tidak hadir di lapangan. Saya baru dapat laporannya kemarin dan sore ini rencananya para pemain baru akan saya kumpulkan untuk mendengar laporan utuh dari mereka. Makanya untuk saat ini saya belum bisa berkomentar banyak," kata Hendrik (27/11/2016).

Tentu kejadian ini sangat memalukan sekali, di tengah usaha perbaikan yang dilakukan PSSI era baru di bawah kepemimpinan Ketua Umum barunya Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi yang berniat yang ingin membentuk sepak bola Indonesia bermartabat dan profesional.

Menanggapi kejadian brutal tersebut wakil ketua umum PSSI, Joko Driyono, yang juga merupakan Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta (GTS) mengatakan bahwa panitia disiplin PT GTS sudah bertindak cepat dengan mengeluarkan surat keputusan sanksi yang diberikan kepada dua pemain yang terbukti terlibat, yaitu Doni Setiawan dan Budi Eka Putra dengan menjatuhkan sanksi larangan bertanding selama dua tahun.

"Event Liga Nusantara memiliki catatan penting atas antusiasme klub dari Level Asprov. PSSI memiliki keberpihakan tinggi atas progres ini. Sepak bola (kompetisi amatir) menggeliat kembali (tentunya) mereka perlu apresiasi, antensi. Namun hal-hal buruk seperti yang terjadi tidak ada tempat lagi. Kami memastikan penegakan disiplin dijalankan sepenuhnya," kata Joko Minggu (27/11/2016).

Kalau kita lihat kasus kekerasan di lapangan hijau ini memang sepertinya tak pernah habis-habisnya terjadi dalam dunia sepak bola di negeri ini. Untuk itu sangat diperlukan ketegasan terhadap para pelakunya yang melakukannya supaya ada efek jera. Apapun alasannya, memukul wasit atau bahkan menginjak kepala wasit tentu adalah jelas merupakan perbuatan sangat tak terpuji. Mencederai sportivitas dan fair play dalam sepak bola. Sudah selayaknya para pelakunya dihukum seberat-beratnya. di sisi lain hendaknya Komisi disiplin PSSI juga harus terus mencari dan menemukan akar permasalahnnya agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun