Belakangan juga diketahui bahwa perokok usia balita tersebut ditemukan juga di hampir seluruh wilyayah Indonesia. Dari data yang ada Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah perokok anak balita terbanyak, yaitu 22 persen, disusul Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatra Selatan, dan DKI Jakarta. jika hal ini tidak segera diubah dengan gaya hidup yang terus merokok, terus mengonsumsi makanan tidak sehat, kurang berolah raga dan lain sebagainya maka tentu hal ini bisa menyebabkan menjadi kian parah, Negara pun akan rugi secara keseluruhan.
Merokok bukan saja mengganggu kesehatan, namun juga sekaligus mengganggu sisi ekonomi, sosial, lingkungan dan lain sebagainya. Dengan adanya wacana kenaikan harga rokok tersebut menunjukan disatu sisi sisi pemerintah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya segala seuatunya yang terkait dengan bonus demografi 2020-2030 tersebut. Sementara kenaikan harga rokok itu juga mempunyai konsekuensi seperti mengurangi daya beli konsumen.
Hal ini jelas akan merugikan pihak lain seperti pelaku industri rokok dan para petani tenbakau dan cengkeh yang tentunya juga merupakan tanggung jawab Pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan mereka. Jadi dalam hal ini pemerintah hendaknya juga harus berlaku adil, karena bertani tembakau sudah merupakan sebuah tradisi yang turun temurun dilakukan sebagian masyarakat Indonesia yang tentunya mereka juga butuh dukungan Pemerintah demi kelangsungan kehidupan mereka.
Sementara tantangan yang mungkin akan dihadapi mereka nantinya dari sisi internal, karena letak geografis Indonesia yang sangat luas, membuat fasilitas dan infrastruktur di setiap daerah tidak sama atau berbeda-beda. Hal itu tentu secara tidak langsung akan mempengaruhi kesenjangan dan kualitas penduduknya serta bisa juga menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan di daerah-daerah tertentu. sementara dari faktor eksternal, Indonesia sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang artinya adalah mobilitas penduduk akan semakin tidak terbatas, sehingga tidak ada lagi batasan antar sesama Negara. Khususnya bagi tenaga kerja produktif dikalangan sesama Negara Asean.
Dengan demikian Indonesia yang memang sejatinya akan mengalami bonus demografi tahun 2020-2030 nanti, tentu sangat disayangkan kalau bonus demografi tersebut hancur hanya karena generasi muda yang produktif tersebut kualitas hidupnya menurun karena ganguan kesehatan akibat dari jumlah perokoknya yang sangat tinggi dan bahkan dikatakan sudah tertinggi di dunia. Karena itulah akhirnya pemerintah melakukan wacana manaikan harga rokok tersebut walau sempat menjadi polemik ditengah masyarakat.
Twitter : @Herydakhrisman
Facebook : hery.syofyan
Borneo 09/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H