Bagi pecinta sepakbola tentu masih ingat dengan siapa itu Gerge Weah dan Hakan Sukur dua bintang sepakbola yang jadi legenda bagi negaranya masing-masing. George Weah mantan bintang sepakbola Liberia yang pernah menjadi Pemain terbaik FIFA, Pemain terbaik Eropa dan pemain terbaik Afrika dan pernah membela AS Monaco, Paris Saint Germain , AC Milan, Chelsea, Manchester City dan Olympique Marseille. Sementara Hakan Sukur adalah pesepakbola asal Turki yang dijuluki “Banten Bosporus” Pemegang rekor pencetak gol tercepat di piala dunia yaitu 11 detik ketika negaranya bertemu Korea Selatan di Piala Dunia 2012. Karir sepakbolanya bermain untuk Galatasaray, Intermilan, Parma dan Blackburn Rovers.
Keduanya setelah menyelesaikan karir sepakbola terjun ke dunia politik. Gerge Weah memulai karir politiknya pada bulan Desember 2014, ia memenangkan pemilihan di Senat Liberia. Weah menjadi olahragawan pertama yang terpilih untuk legislatif di negara Afrika tersebut sementara Hakan Sukur terjun ke dunia politik 2011 terpilih sebagai anggota parlemen dari Partai Keadlilan dan Pembangunan (AKP), yang notabene adalah partai yang sempat diketuai Erdogan. Namun Desember 2013 Sukur memutuskan untuk mundur dari partai tersebut, setelah adanya kasus korupsi yang menyeret nama Erdogan dan beberapa pengikutnya. Sukur lantas menyebrang untuk mendukung rival Erdogan, Fethullah Gulen, yang disinyalir dekat dengan Amerika Serikat.
Jadi dengan demikian jelas keduanya sama-sama pemain sepakbola terbaik bagi negaranya masing-masing, bahkan mungkin juga bagi sepakbola dunia. Namun yang membedakannya adalah Gerge Weah nasibnya lebihb baik dari Hakan Sukur, ia ( Weah) saat ini kembali mecalonkan diri untuk ketiga kalinya jadi presiden di negaranya Liberia (2017). Sementara Hakan Sukur justru sedang diburu negaranya sendiri karena diduga masuk dalam jaringan teroris. dia dikabarnya menjadi buron setelah Jaksa agung Turki telah mengeluarkan surat perintah penangkapan. Berikut profil singkat keduanya sbb :
Walaupun ia gagal mengangkat nama negaranya di Piala Dunia, Namun Gerge Weah memiliki cara lain untuk mengangkat dan mensejahterakan negaranya. Ia sukses jadi poltisi dan mencalonkan diri jadia calon presiden di negaranya. Bahkan ia juga merelakan hartanya untuk membiayai tim The Lone Stars agar bisa tampil di pentas dunia.
Prestasi George Weah sebagai bintang sepak bola terbesar dari benua Afrika ini belum tertandingi sampai sekarang. Mantan legenda AC Milan ini masih menjadi satu-satunya pesepak bola Benua Hitam yang meraih gelar pemain terbaik dunia dari FIFA dan piala pesepak bola terbaik di Eropa, Ballon d'Or.
Satu-satunya yang menjadi kekurangan bagi Weah adalah, ia belum pernah bermain di pentas Piala Dunia untuk membela negaranya, Liberia dalam 20 tahun karirnya, Kesempatan terakhir Weah untuk membela The Lone Stars adalah di Piala Dunia Korea-Jepang 2002 silam. Namun, sayang di akhir babak kualifikasi zona Afrika, Liberia tertinggal satu poin dari Nigeria yang berada di peringkat pertama grup B sehingga mereka gagal lolos ke Piala dunia 2002 kala itu. Nigeria yang akhirnya lolos berangkat ke Jepang bersama empat juara grup zona Afrika lainnya.
AC Milan klub yang terlama dibelanya di Eropa. Ia membela klub itu selama lima musim sampai usia 34. Di Milan, Weah bermain 147 kali dan mencetak 58 gol. Ia juga menjadi pemain kunci saat Milan meraih scudetto pada 1995/96 (bersama Capello) dan 1998/99 (bersama pelatih Alberto Zaccheroni).
Setelah dari Milan, Weah sempat bermain di Liga Inggris selama dua musim bersama Chelsea dan Manchester City. Ia akhirnya memutuskan gantung sepatu setelah bermain semusim bersama klub Perancis, Marseille. Total di seluruh karir profesionalnya, Weah telah mencetak 193 gol dari 478 penampilan. Sementara itu bersama timnas Liberia, Weah menyumbang 13 gol dari 60 penampilan.
Setelah mengakhiri karirnya sebagai pesepak bola, Weah terjun ke politik. 11 Oktober 2005, kemudia Weah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden Liberia dengan dukungan Partai Perubahan Demokrasi. Saat itu Weah memenangkan pemungutan suara putaran pertama. Namun, pada putaran kedua, kalah 8,8 persen suara. Lima tahun kemudian, pada pemilu 2011 itu ia menjadi calon wakil presiden. namun ia kembali kalah.
Yang menarik dari Geoge Weah ini adalah ia sunguh-sungguh mencurahkan tenaga/pikiran dan bahkan hartanya untuk timnas Liberia. pendidikan baginya adalah hal yang diperlukan bagi semua orang-termasuk pesepak bola. "Sepak bola memberi saya sebuah kesempatan dibanding banyak warga Liberia lainnya. Sekitar 80% warga Liberia tidak bekerja dan hanya setengah dari jumlah anak-anak yang bisa pergi ke sekolah dasar. Hanya 1 dari 20 anak yang pergi ke sekolah menengah pertama," dan hal itulah yang membuatnya terlibat dalam kegiatan kemanusiaan agar dapat memastikan bahwa anak-anak memiliki kesempatan meraih pendidikan di sekolah formal. Ia mengkritik pemerintah negara-negara Afrika yang sedikit menganggarkan dana bagi pendidikan anak-anak di negaranya. "Itu pendekatan saya di lapangan sepak bola dan itu adalah pendekatan saya sekarang dalam politik. Saya berkomitmen untuk membantu orang-orang dan negara saya, seperti halnya saya berkomitmen untuk membantu tim saya ketika saya masih seorang pemain."
Menurut Hakan Sukur, ia tidak berniat untuk menghina presiden. Namun, menurut jaksa tweetnya tersebut “jelas terkait” dengan Presiden Turki, dan Pengacara Erdogan, hmet Ozel juga mengatakan bahwa Hakan Sukur sedang berbicara tentang Presiden Turki dan “dapat dipahami bahwa ia melakukan kejahatan”, tambahnya, Juni 2016 ia diadili in absentia dengan dakwaan menghina Erdogan melalui media sosial.
Setelah menyelesaikan karirnya di sepakbola. Hakan Sukur memang dikabarkan mulai merintis karinua di bidang politik dan bergabung dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Namun setelah kasus korupsi yang menjerat Erdogan dan elit penguasa ia mengundurkan diri pada Desember 2013, dan bergabung dengan Fethullah Gulen, musuh Erdogan. iar juga turut menyuarakan ketidak setujuan akan rencana pemerintah menutup sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Gulen
Mantan pemain Inter Milan itu dianggap sebagai bagian dari penyelidikan atas kegagalan upaya kudeta tersebut. Sementara itu ayahnya, Sermet Sukur telah lebih dulu ditangkap Jumat 12 Agustus lalu. Perintah penahanan keduanya diterbitkan oleh pengadilan pada Kamis 11 Agustus. pengadilan di Turki juga menerbitkan perintah penyitaan seluruh rekening, kendaraan, dan aset lainnya atas nama Hakan serta Semet Sukur disita.
Hakan Sukur memulai karir sepakbolanya bermain untuk Galatasaray di Istanbul pada 1992 dan 1995. Hakan Sukur dalam karir sepakbolanya dikenal sebagai 'Sang Raja' atau 'Banteng dari Bosporus' di dunia sepakbola Turki. Sukur juga tercatat sebagai salah satu striker terbaik turki dengan 115 caps (51 gol) untuk Timnas Turki dan ia juga tercatat sebagai pencetak gol terbanyak di liga nasional 383 gol, dan juga pencetak gol tercepat di piala dunia 2002. ia mencetak golnya tercepatnya pada detik ke-11 ketika turki melawan Korea Selatan, Gol itu sekaligus dinobatkan menjadi gol tercepat dalam sepanjang sejarah Piala Dunia. Pada piala dunia 2002 itu Sukur pun sukses membawa Turki ke peringkat ke tiga.
Salam Olah Raga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H