Luar biasa itulah kata yang pantas kita ucapkan pada para bonek dalam usahanya menunjukan rasa kesetiaan sebagai pendukung Persebaya Surabaya, tentu ini sangat layak diacungi jempol. Sejak 2013 mereka sudah menahan diri untuk puasa tidak menonton pertandingan sepakbola di stadion hanya demi membela tim Persebaya yang menurut mereka adalah "asli".
Walau sudah terjadi Unifikasi liga pun (IPL & ISL) namun nasib mereka masih tetap sama Persebaya tidak bisa tampil kembali dikancah sepakbola nasional. PSSI justru malah mengakui Persebaya yang satunya, yaitu Persebaya yang berlaga di Divisi Utama waktu itu. Padahal Persebaya yang dimaksud tersebut tidak mendapat dukungan mayoritas dari Bonek pendukung Persebaya. kemudian mereka pun berubah nama menjadi Surabaya United dan kini Bhayangkara Surabaya United.
Sejak saat itu Bonek pun bergolak, mereka bersumpah tidak akan menonton pertandingan sepakbola di Surabaya, sampai Persebaya 'asli' bertanding. Hebatnya lagi semua itu berhasil mereka buktikan, Bonek menjauh dari hiruk pikuk dukung mendukung klub di stadion. Dan yang membuat kita terkagum-kagum hal itu tidak mengurangi/ mematikan semangat mereka untuk tetap mendukung Persbaya yang diyakininya Asli tersebut.Â
Kurang lebih sudah tiga setengah tahun mereka berjuang untuk mengembalikan Persebaya ke kancah sepakbola Nasional. Mereka menolak menonton tim Persebaya ISL, Mereka bahkan sampai melakukan perlawanan secara hukum, hingga akhirnya tgl 30 Juni lalu. PN Surabaya dalam sidangnya memutuskan bahwa merek dan logo Persebaya tetap menjadi milik PT Persebaya Indonesia. "Menolak gugatan PT Mitra Muda Inti Berlian seluruhnya," dan hal itupun disambut gembira oleh para Bonek "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriak koordinator aksi, Andi Peci, memekikkan takbir tanda kemenangan. "Dari dulu, merek dan logo Persebaya adalah milik kita," tutur koordinator Bonek, Andi Peci.
Yang membuat kita terharu adalah tampa memandang usia mulai dari yang tua dan muda, serta laki-laki atau perempuan merka rela berkorban waktu dan uang, hanya untuk mendukung perjuangan agar Persebaya berkompetisi. Bahkan menurut yang diberitakan Bonek di luar Jawa dan Indonesia pun, turut mendukung perjuangan mereka. "Kalau tidak bisa hadir fisik, mereka bergerak melakukan donasi untuk gerakan kami ini," kata salah satu pentolan Bonek, Hasan Tiro, di Stadion Tugu, Jakarta. Hasilnya pun luar biasa dana pun mengalir ke rekening bersama mereka, jumlah yang sudah terkumpul mencapai 24 jt semua bersumber dari bonek Malaysia, Swiss, Jerman tentu ini luar biasa, ingat ini hanya supporter lho.
Sesampainya di Jakarta pun perjuangan mereka lanjutkan guna mendapatkan kembali hak klubnya (Persebaya) untuk berkompetisi di liga resmi PSSI. Harapan mereka hanya satu Persebaya bisa berkompetisi, paling lambat pada 2017. Seperti yang disampaikan oleh Presidium Bonek Andi Pecie "Mau main di mana pun, kasta mana pun. Kami tidak masalah. Yang penting hak-hak Persebaya dikembalikan. Harapannya 2017 Persebaya sudah bisa main,"
Memang seperti yang kita ketahui selama ini, sejak awal tuntutan para Bonek ini adalah keinginan mereka agar Persebaya yang 'asli' ini dapat berkompetisi. Sementara perjuangan hak atas merek dan logo Persebaya sudah mereka menangkan. Namun hak berkompetisi ini yang justru masih belum mereka dapatkan. Mereka justru berangapan PSSI dengan sengaja menghilangkan Persebaya "Persebaya sampai sekarang adalah anggota PSSI. Karena tidak ada satu surat pun yang menyatakan bahwa Persebaya bukan lagi anggota PSSI,"
Dari pemberitaan terakhir (Kemaren) perjuangan mereka sedikit memberi harapan. PSSI akhirnya menelurkan Surat Keterangan yang dikeluarkan pada Rabu, 3 Agustus 2016, yang isinya menyatakan niat untuk dapat kembali mengakui Persebaya sebagai anggota PSSI. "Bahwa klub Persebaya FC akan dirapatkan pada rapat Komite Eksekutif PSSI selanjutnya untuk diagendakan pada Ordinary Congress (Kongres Pemilihan Umum) bulan Oktober 2016," surat berkop PSSI tersebut ditandatangani oleh hampir semua Exco. Kecuali Roberto Rouw yang tidak menandatangani surat tersebut karena beliau  berhalangan hadir di KLB tadi.
Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Tonny Apriliani dan Deputi IV Bidang ‎Peningkatan Prestasi Olah Raga Kempora (Kementerian Pemuda dan Olah Raga) RI, Gatot S Dewa Broto, mereka sama-sama sepakat untuk memperjuangan pengakuan Persebaya 1927. "Kami sudah menetapkan Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru akan dilakukan pada 17 Oktober 2016, dan selama pembahasan KLB (Kongres Luar Biasa) di Ancol tadi tuntutan dari para Bonek ini sudah kami bahas dan sampaikan ke seluruh anggota PSSI yang baru ditetapkan serta kita teruskan juga informasi ini ke FIFA," ujar Tonny, Rabu (3/8)Â
Ya, ok lah kalau begitu, tentu yang menjadi harapan para bonek dan kita semua adalah, semoga saja persoalan Bonek yang ‘mengganjal’ semaraknya persepakbolaan di negri ini dapat segera diselesaikan diselesaikan dengan baik. Harus diakui juga bahwa banyak fans sepak bola diluar ‘Bonek’ juga sudah merasa jenuh dengan persoalan yang berlarut-larut ini dan berharap agar PSSI bisa berbuat lebih arif. Mereka pun turut berdoa agar perjuangan bonek ini bisa berbuah hasil sehingga persepakbolaan di Republik ini kembali dapat bargairah dan lebih semarak lagi.............amin
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H