Dwi Soetjipto mengatakan “Kita lebih mengarah pada anak bangsa yang berprestasi agar dapat memajukan Indonesia, dan meningkatkan nasionalisme di kalangan generasi muda,” untuk diketahui kontrak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan klub sepak bola Liverpool senilai US$9 juta atau sekitar Rp125 miliar per tahun, bandingkan dengan dana yang dikeluarkan untuk Rio yang hanya sebesar 5 juta euro atau setara Rp 75 miliar kata Dwi Direktur Pertamina. Pertamina mengharapkan dengan adanya partisipasi Rio di ajang F1 itu, maka Indonesia kini memiliki role model atlet muda berprestasi.
Berikutnya Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto juga menjelaskan bahwa sebetulnya angka tersebut untuk sebuah dukungan olahraga masih tergolong kecil. “Sebenarnya kalau dibandingkan Petronas yang (mengeluarkan sponsorship) hingga Rp 567 miliar, memang ini kecil sekali,” seperti yang disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Sementara itu keterangan dari Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro juga mengatakan bahwa sumber pendanaan untuk Rio itu berasal dari kas perusahaan, tiap tahun Pertamina memang mengalokasikan dana untuk sponsorship menunjang dunia olahraga.
“Memang Rio ini, kita sudah alokasikan sejak 2010. Nilainya macam-macam, mulai 1,1 juta euro, tergantung kebutuhannya untuk masuk ke GP2 atau GP3. Karena kita sebagai entitas bisnis kan juga mendapatkan pendapatan, keuntungan dan laba, dan sebagainya. Jadi pendanaan untuk Rio itu dari hasil operasi kita,” kata Wianda.
Ketika ditanya kenapa dana sebesar Rp 75 miliar itu tidak diperuntukkan pembangunan kilang minyak, Vice President Corporate Communication itu menjelaskan perseroan telah mengalokasikan anggaran lain untuk pembangunan kilang.
“Tentu kalau bangun kilang, ada juga alokasinya. Kalau buat Rio, saya konfiden, dan Pertamina komit. Kenapa? Karena ini kesempatan kita untuk bisa masuk ajang F1. Kenapa? Semua orang mau masuk ke ajang F1. Punya uang, tapi enggak punya atlet yang bisa masuk lulus tes,” ucap Wianda.
Dan menambahkan Rio adalah orang satu-satunya yang lulus tes, dan bukan hanya Indonesia tapi juga untuk Asia. Berbagai gelar juara disabet untuk GP 2 series dan GP 3 series dengan demikian Rio memang layak melaju ke F1. “Jadi kita konfiden. Kita itu malah takut kalau kita tidak buru-burusupport dia kemarin, dia bisa gagal masuk F1 hanya karena dana, kita menyesal,” imbuh dia.
Tekait dengan output seperti yang ditanyakan anggota dewan dari partai pengasa PDIP Darmadi Duriato "Apakah hanya mau sok-sokan saja? Berlaga-berlaga doang? Hanya mau terkenal saja? Atau apa output-nya?," kata Darmadi. Vice President Corporate Communication itu menjelaskan bahwa sudah enam tahun terakhir ini brand awareness korporat secara keseluruhan meningkat.“Awareness meningkat dari 90 menjadi 95,3. Kita survei itu setiap tahun. Jadi, kita tidak mungkin mengeluarkan dana kalau kita tidak paham effect publikasi yang kita capai,” ujar Wianda.
Namun meski Rio kini sudah resmi menjadi pembalap Manor Racing, tapi mejemen Rio masih belum sepenuhnya membayar uang sponsor itu. hingga kini manajemen Rio baru membayar uang muka (DP) 3 juta euro. Sementara, pihak Pertamina selaku salah satu sponsor baru menyetor 2,25 juta euro, sisanya 2,75 juta euro baru akan dibayarkan setelah Rio tampil di tiga seri. Jadi Manajemen Rio sampai saat ini masih terus mencari bantuan dana untuk melunasi kekurangan dana tersebut.
Manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett, mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa calon sponsor dari pihak swasta, terakhir seperti diberitakan Rio bersama manajemennya juga sempat mendatangi pengusaha Sandiaga Uno untuk memberikan proposal bantuan. Dan ini pun sempat menjadi polemik antara KeMenpora dengan Mantan Menpora Roy Suryo, dimana dalam akun Twitter-nya mantan menpora itu menyebutkan bahwa Rio Haryanto, telah menerima dana bantuan dari pengusaha, Sandiaga Uno.
Padahal Sandiago Uno sendiri masih mempelajari terlebih dahulu sebelum memberikan dana "Ini menjadi inisiatif manajemen Rio untuk datang kepada saya. Alhamdulilah ini bisa terjadi pertemuan antara kami. Saya bakal mempelajarinya terlebih dahulu kemudian diumumkan secepatnya," kata Sandiaga beberapa waktu lalu.