Tapi yang perlu di catat adalah bahwa, walaupun tim yang menerima bayaran bukan berarti mereka langsung mau menerima sembarangan pembalap. Mereka juga menginginkan driver terbaik yang mendukungnya hingga dapat bersaing sepanjang musim. Mungkin karena itu juga lah sulit bagi pembalap Asia yang bisa sukses di GP Formula1 ini, seperti yang pernah dilakukan pembalap asal Malaysia, Jepang dan India mereka sulit bersaing meraih poin apalagi untuk naik podium.Â
Metode perekrutan lainya yang juga dilakukan oleh tim-tim di F1 adalah lewat pemantauan bakat. Meski GP2 merupakan feeder resmi jenjang menuju balapan F1, namun tidak menutup kemungkinan bagi pembalap yang berasal dari ajang balap lainnya seperti Formula Renault, Formula Tiga, Formula BMW, Mereka yang berprestasi di kompetisi-kompetisi tersebut punya kans besar juga untuk kontrak sebagai test driver atau bahkan langsung menjadi pebalap utama.
Ada juga perekrutan lain ya itu melalui program pengembangan pebalap. Kalau perekrutan model ini memang si pembalap sudah dibimbing sejak usia dini oleh tim top dan terus diasah kemampuannya secara berjenjang. Tentu saja persaingan untuk mendapatkan tempat di program pengembangan ini jelas sangatlah ketat. Model perekrutan semacam ini sudah melahirkan banyak pembalap sukses seperti Sebastian Vettel, Daniel Ricciardo dan Lewis Hamilton.
Pembalap Karbitan?
Rio Haryanto adalah pembalap muda harapan Indonesia. Sudah mengenal balapan sejak ber umur 6 tahun yaitu di arena Gokart Nasional dan International, pernah menjadi juara umum di ajang balap Formula Asia 2.0 ketika masih usia 15 tahun. Dan tahun 2002 Rio berhasil tampil sebagai Juara Nasional Go-kart kelas kadet. Â
Th 2008, Rio bersaing dalam tiga seri yang berbasis di Asia, yaitu pada seri balapan Asian Formula Renault Challenge, Formula Asia 2.0, dan Formula BMW Pacific. Dan Rio pernah menjadi pembalap yang tercepat dalam seri 2.0 FAsia, serta memenangkan dua seri balapan meraih peringkat ketiga secara keseluruhan dalam kejuaraan tersebut berada di belakang pebalap Eropa Felix Rosenqvist dan Matthias Beche.
Th 2009, Rio kembali berkompetisi dalam berbagai seri, seperti Australian Drivers Championship dan Asian Formula Renault Challenge. Di ajang Formula BMW Pacific, Rio berhasil mendominasi 11 kemenangan dari 15x balapan membela Team Meritus asal Malaysia. Rio Berhasil mencapai hasil empat kemenangan berturut-turut, pole position dan putaran tercepat dalam empat balapan berturut-turut. Dan Rio juga pernah  berkompetisi Formula BMW Eropa sebagai pebalap undangan.
2010-2011, Rio mulai terjun ke GP 3 Series, pertama kali turun di ajang GP3 di Barcelona, Rio masih sangat kesulitan untuk memperoleh hasil lomba yang optimal. Tapi dengan usaha kerja kerasnya di seri berikutnya Rio berhasil tampil sebagai juara 1. Hingga akhir kompetisi Rio berhasil menempati peringkat ke 5. Karana berhasil tampil gemilang di GP3 Rio akhirnya diizinkan untuk mencoba mobil F1. Rio pun menjadi pebalap Indonesia pertama sekaligus satu-satunya pebalap berusia 17 tahun yang melakukan uji coba mobil balap F1. Uji coba ini berlangsung di Abu Dhabi, pada 16 November 2010.
2012-2015, Rio mulai berkompetisi penuh di ajang GP2 Series dan berhasil menorehkan sejarah di sirkuit-sirkuit legendaris yang juga merupakan tuan rumah balap F1. Di atas trek basah yang sulit Rio sukses mencetak pole position dan lap tercepat di sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia. Posisi podium kemudian menyusul di Silverstone, Inggris dan jalan raya Monte Carlo, Monako.
Selama empat tahun di GP2, mencapai titik puncak di tahun 2015. Ia menorehkan catatan terbaiknya. Bersama Campos Racing, Rio menempati posisi keempat pada klasemen akhir pebalap. Capaian itu melewati target awalnya, yakni finis di lima besar pada klasemen akhir.