Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Banderol Tinggi Empat Pesepakbola Indonesia di Luar Negeri

15 Desember 2015   21:58 Diperbarui: 16 Desember 2015   16:46 11804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun Indonesia terkena sanksi FIFA, namun beberapa pemain sepakbola nasional ternyata masih bisa berkarir di luar negeri. Dengan kata lain berhentinya kompetisi ternyata tidak lantas memutus karir mereka, Beberapa di antara mereka bahkan ada yang sudah berkiprah dalam atmosfer persepakbolaan di luar negeri jauh sebelum Indonesia disanksi FIFA.

Karena memang bagi mereka lapangan hijau tersebut sesungguhnya menjadi pekerjaan dan ladang untuk mengapai penghasilan yang memadai. Sementara bagi yang lainya justru baru berpikir setelah kompetisi benar-benar dihentikan. Akhirnya mereka terpaksa harus menerima dan bertahan dengan kondisi yang ada, walau akhirnya hanya bermain di kelas turnamen yang memang diadakan untuk mengisi kekosongan kompetisi tersebut.

Ketidakpastian kelanjutan kompetisi dalam negeri, tentu mau tak mau membuat para pesepakbola tersebut harus mencari jalan keluarnya sendiri-sendiri, terus bermain atau berkarir diluar negeri. Jika ada yang masih ingin memiliki karir profesionalnya dengan sistem kompetisi teratur, gaji tepat waktu, level permainan yang lebih tinggi, tentu itu menjadi pilihan yang tepat untuk dilakukan.

Seperti yang dilakukan beberapa pemain naturalisasi Victor Igbonefo, Stefano Lilipaly dan Greg Nwokolo dan termasuk juga pemain local seperti Adam Alis dan Ryuji Utomo yang mengadu peruntungannya dikompetisi sepakbola Bahrain mengikuti jejak Pelatih muda Rudy Eka Priyambada yang dikontrak oleh klub Bahrain Al Najma

Dalam situasi Industri sepakbola yang semakin maju, tentu kondisi ini membuat para pesepakbola berpeluang untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi, adapun tinnginya nilai seorang pemain sepakbola itu lebih ditentukan oleh talenta/kemapuan bermain yang dimilikinya. Dan yang tak kalah pentingnya juga adalah peran dari agen dalam melakukan negosiasi harga.

Karena proses negosiasi inilah yang pada akhirnya sebagai penentu seberapa besar atau pantasnya harga dari sang pemain. Hal berbeda tentu bagi klub calon pemakai jasa pemain tersebut yang tentunya hanya menilai berdasarkan rekam jejak sang pemain dan info lainya seperti melihat penampilan pemain secara langsung maupun melalui Video dll.

Pantaskah seorang pemain itu dibeli dengan harga yang tinggi? Tentu ini sulit untuk menjawabnya karena memang tidak ada mekanisme khusus /resmi dan pasti yang bisa mengatur berapa besar harga yang pantas bagi seorang pemain sepakbola itu. Tapi yang pasti harga seorang pemain sepakbola professional jelas lebih dipengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain seperti statistik permainan, kualitas kemampuan yang dimiliki, image pemain di dunia sepakbola terkait dengan nilai jual sang pemain untuk dapat menarik penonton yang tentunya bisa menambah pemasukan bagi klub pemakai jasanya. Termasuk juga dengan proyeksi masa depan sang pemain. semakin bagus pesepakbola itu dalam memenuhi faktor-faktor tersebut maka semakin tinggi pulalah harga jualnya.

Kembali kejudul tulisan diatas Banderol Tinggi 4 Pesepakbola Indonesia di Luara Negeri”. Meski kita ketahui bahwa para pesepakbola Indonesia yang berkarir diluar negeri itu hanya sebatas dikawasan Asia saja, tentu itu sudah menjadi sebuah pilihan tepat dan terbaik bagi mereka.

Berikut ada empat nama pesepakbola Indonesia yang pantas disebut dengan “Banderol tinggi pesepakbola Indonesia” saat ini sbb :

Sergio van Dijk pemain naturalisasi berdarah Belanda yang sebagian besar kariernya dihabiskan bermain di Australia ini menjadi satu-satunya pesepak bola Indonesia yang punya daya jual di bursa sepak bola dunia. Menurut data transfermarkt, SVD memiliki nilai Rp 5,4 miliar. Persib Bandung kabarnya sampai merogoh kocekmya mencapai angka Rp 5 miliar hanya untuk mendatangkanya dari Aidelaide United dimusim 2013 lalu.

Sementara bermain untuk Persib sendiri bocorannya, Van Dijk dibanderol kisaran Rp 1,5 miliar semusim. Tapi karena merasa nilai kontrak yang diterima terlalu kecil maka SVD akhirnya memutuskan memilih hengkang dari Persib dan bermain untuk klub asal Iran, Sepahan dimusim 2014.

Di Sepahan, Van Dijk kabarnya mendapat bayaran dikisaran angka Rp 5 miliar, tapi sepertinya SVD gagal bersinar di Iran dan kemudian melanjutkan karirnya ke Thailand bergabung dengan Suphanburi FC.

Walaupun dikatakan dari sisi penghasilan sedikit berkurang yang pasti nilai itu tentu masih lebih tinggi bila dibanding dengan kebanyakan pemain-pemain Indonesia lainya. Selain menikmati kontrak dari klubnya, SVD juga mendapat tambahan penghasilan dari kontrak eksklusif perusahaan apparel asal Jerman, Puma. Di Thailand SVD juga dikatakan terlibat aktif dalam banyak acara selebrasi produk tersebut.

Greg Nwokolo, Jika kondisi sepak bola Tanah Air stabil, tentu Greg Nwokolo akan menjadi pemain termahal di Indonesia Super League 2015. Greg diberitakan dibayar Rp 1,6 miliar setahun. Tapi untung tak dapat dirain malang tak dapat ditolak kompetisi ISL terhenti akibat imbas dari konflik PSSI dengan Kemenpora. Kontrak Greg di Tim Macan Kemayoran menggantung. Greg hanya sempat mendapat gaji penuh dua bulan saat awal bergabung dengan Persija. Selebihnya, ia harus menerima kenyataan pahit kalau ternyata Persija hanya mau membayar 25 persen dari kewajiban gaji per bulannya.

Pada bulan Juni lalu, Greg memutuskan hengkang ke klub Thailand, BEC Tero Sasana. Seperti yang diberitakan Greg dibayar Rp 1 miliar selama setengah musim. Dengan Opsi perpanjangan kontrak akan dilakukan melihat prestasi BEC Tero Thai Premier League 2015 ini.  Di penampilan perdananya bersama BEC Tero Sasana Grek Nwokolo berhasil mencetak gol. Bagi Grek Nwokolo berkiprah di kompetisi Negeri Gajah Putih itu bukan hal yang baru bagi Greg. dengan modal skill di atas rata-rata, Tahun 2012, saat masih berstatus sebagai pemain Pelita Jaya, Greg juga sempat dipinjamkan ke klub Chiangrai United.

Irfan Bachdim, pemain jebolan akademi Ajax Amsterdam pernah menjadi pemain yang tinggi nilai komersialnya di Indonesia. Dan bahkan dikatakan pemasukan dari bermain iklan jauh melebihi dari nilai kontraknya dengan Persema Malang. Rata-rata per tahun pendapatan Irfan sebagai bintang iklan dikabarkan menembus 2 miliar rupiah. Irvan sempat juga barmain di Thailand bergabung dengan Sriracha FC, dan selanjutnya kemudian Irfan mencoba peruntungannya di kompetisi elite J-League bergabung Ventforet Kofu di tahun 2014.

Bergabung dengan Ventforet Irfan Bachdim tercatat di data transfermarktnya bernilai Rp 1,2 miliar. Tapi karena gagal bersaing mendapatkan posisi pemain inti, Irvan akhirnya memilih pindah ke Consadole Sapporo dengan nilai kontrak yang kurang lebih sama di klub kasta kedua Liga Jepang tersebut. Dalam debutnya pada awal Mei lalu Irvan bermain sebagai pemain pengganti dilanjut di dua laga berikutnya. Tapi walaupun dikatakan Consadole Sapporo tetap ingin memperpanjang kontraknya, sepertinya Irvan Bachdim lebih ingin mencari klub baru yang bisa memberinya banyak kesempatan bermain.

Andik Vermansah adalah mantan pesepakbola Persebaya 1927 yang sempat menjalani trial di klub Ventforet Kofu (Jepang) pada th 2013 lalu, konon kabarnya andik menolak tawaran dari tim yang bermain di konpetisi J-League 1 itu, karena nilai kontrak yang disodorkan klub tersebut hanya senilai Rp 800 juta per tahun.

Yang mana menurut penilaian Andik kala itu tidak sebanding dengan tingginya pengeluaran hidup di Jepang. Sehingga akhirnya Andik memilih menerima tawaran dari klub Malaysia, Selangor FA, yang angkanya jauh lebih menggiurkan dengan banderol Rp 1,6 miliar setahun oleh The Red Giants. Selanjutnya Manajemen Selangor menaikkan nilai kontrak Andik menjadi Rp 2 miliar karena Andik dianggap sukses menjadi magnet bagi suporter dan juga tampil brilian dalam kompetisi sebelumnya.

Kini seperti yang diberitakan, Andik yang baru saja sukses mengantarkan timnya Selangor FA menjuarai Piala Malaysia 2015 dan juga tampil sebagai runner-up Malaysia Super League 2015 itu dikabarkan telah menandatangani perpanjangan kontraknya November 2015 lalu. Dari data yang belum terkonfirmasi Andik dibayar senilai Rp. 3 miliar per musimnya.

Dengan durasi kontrak dua tahun ke depan, itu pun masih ditambah dengan fasilitas yang serba mewah tinggal di apartemen dan mengendarai mobil mahal yang disediakan klubnya. Dengan nilai kontrak sebesar itu Andik menjadi pesepak bola Indonesia dengan pendapatan tertinggi saat ini.

Sekedar catatan beberapa waktu yang lalu mantan pelatih timnas Rahmad Darmawan pernah menyatakan terkait dengan angka pasaran klub-klub Malaysia dalam membayar para pemain asingnya.

"Bisa dibilang rata-rata kualitas pemain asing di Malaysia lebih bagus jika dibanding dengan pemain asing yang ada di Indonesia. Kontrak mereka umumnya memang lebih mahal. Menurut informasi yang saya dengar, pemain asing di Malaysia minimal menerima kontrak sebesar Rp 3 miliar semusim," ujar RD ketika baru saja meneken kontrak dengan klub Malaysia lainnya, T-Team.

Disamping mendapat penghasilan dari nilai kontrak bermain, Andik juga dikatakan mendapat pemasukan lainya dari sejumlah iklan yang dibintanginya dan jadi bintang cover media ternama di Malaysia yang konon katanya dari semua itu pendapatan Andik bertambah menembus angka Rp 500 juta sampai 1 miliar. Belum lagi ditambah dengan kontrak eksklusifnya dengan perusahaan apparel Nike Malaysia.

Diluar itu Andik juga dikatakan bermitra dengan salah satu pengusaha lokal membuka lapangan futsal di sejumlah daerah dengan label Andik Futsal. Untuk itupun Andik mendapatkan hak komersial dari pemakaian namanya tersebut . Sumber : DISINI

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ke empat pemain diatas telah sukses menjadikan sepakbola sebagai profesinya, karena memang sesungguhnya mereka menjadikan lapangan hijau tersebut sebagai pekerjaan dan ladang untuk mengapai penghasilan yang memadai dan bahkan bisa lebih. dengan menjadi pesepakbola Profesional ternyata penghasilan tidak hanya bersumber dari uang kontrak & bonus klub. Melainkan sang pemain juga mendapat tambahan pemasukan dari berbagai kegiatan komersial yang dijalaninya dan yang lebih penting lagi adalah disaat Indonesia disanksi FIFA, ternyata masih ada pemain bertalenta Indonesia yang berkiprah dalam sebuah kompetisi sepakbola professional. Jadi dengan begitu tentu dapat dikatakan bahwa Indonesia tidak sepenuhnya kehilangan harapan dalam mencari pemain nantinya untuk membela tim Merah-Putih……………..…selamat menikmati.

Borneo 15 Desember 2015

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun