Mohon tunggu...
Hanifa Paramitha Siswanti
Hanifa Paramitha Siswanti Mohon Tunggu... Penulis - STORYTELLER

Penikmat kopi pekat ----- MC, TV Host, VO Talent ----- Instagram: @hpsiswanti ----- Podcast Celoteh Ambu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lesti Kejora dan Tuntutan Good Girl Syndrome sebagai Figur Publik

14 Januari 2023   00:01 Diperbarui: 14 Januari 2023   22:32 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Good Girl Syndrome" (Sumber gambar: are-allhere.blogspot.com)

Mencuatnya kasus perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dalam rumah tangga Lesti Kejora mengagetkan banyak pihak. Selama ini pasangan tersebut kerap menampilkan kebersamaan yang romantis bahkan menjadi ikon relationship goals bagi kawula muda. Melalui berbagai tayangan televisi dan unggahan di media sosial, tampilan keluarga kecil yang harmonis dan bahagia adalah citra yang menggambarkan relasi Lesti dan suaminya. 

Pelaporan kepada polisi akibat kasus KDRT dalam rumah tangga Lesti pada akhir bulan Septermber 2022 lalu justru membuka mata bahwa rupanya selama ini ternyata Lesti sudah mengalami berbagai permasalahan namun terpaksa memendamnya demi tuntutan supaya menjadi teladan figur publik perempuan yang baik (Good Girl Syndrome).

Dilansir dari alodokter.com, Good girl syndrome merupakan sikap ketika seorang wanita memaksakan dirinya untuk selalu berbaik hati dan menyenangkan orang lain, tanpa memikirkan perasaannya atau bahkan haknya sendiri. Sikap ini membuatnya cenderung menghindari kritik, konflik, penolakan, dan kesalahan. Secara garis besar, sikap good girl syndrome sama dengan people pleaser.

Keduanya sama-sama berusaha untuk melakukan apa pun agar tidak mengecewakan orang lain. Mereka juga cenderung patuh dan lebih banyak diam karena khawatir ucapannya akan menyakiti orang lain. 

Good Girl Syndrome

Terdapat beberapa ciri good girl syndrome, yakni sulit mengatakan "tidak" dan mengungkapkan apa yang diinginkan; takut membuat orang lain sedih atau kesal; perfeksionis; merasa dituntut untuk berprestasi; terpaksa melakukan hal baik untuk menyenangkan orang lain dan berpura-pura bahagia; serta sangat taat terhadap peraturan, sekalipun itu adalah aturan kecil yang tidak penting.

Hal tersebut tersirat seperti yang diceritakan Lesti kepada presenter Gilang Dirga dalam kanal Youtube Ruang Interogasi, Lesti mengaku kehidupan rumah tangganya mengalami dinamika. Namun Lesti menambahkan bahwa sebagai pasangan figur publik, ia merasa ada tuntutan dari fans untuk selalu menampilkan kebahagiaan di media dan menjadi contoh teladan figur publik yang baik.

Menanggapi ucapan Lesti, Gilang malah memberikan analogi gelas kosong sebagai gambaran bahwa bagaimana bisa manusia memberikan kebahagiaan sementara dirinya tidak bahagia. Setelah mendengarkan tanggapan Gilang, Lesti terlihat
menunduk dan seolah berpikir mengenai kebenaran yang disampaikan dalam analogi tersebut.

Tinjauan Teori Dramaturgi

Dalam teori Dramaturgi, identitas manusia adalah tidak stabil dan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain. Dalam teori dramaturgi, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui "pertunjukan dramanya sendiri."

Dalam mencapai tujuan tersebut, menurut konsep dramaturgi, manusia akan mengembangkan prilaku-prilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kelengkapan tersebut antara lain memperhitungkan setting, kostum, penggunaan kata-kata atau dialog dan tindakan nonverbal lainnya, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. 

Oleh Goffman, tindakan diatas disebut dalam istilah "impression management". Goffman juga melihat bahwa ada perbedaan akting yang besar saat aktor berada di atas panggung (front stage) dan di belakang panggung (back stage) drama kehidupan.

Melihat sepak terjang Lesti Kejora sejak dirinya dikenal sebagai pemenang kontes dangdut nasional di Indosiar, nyaris tak ada berita miring yang melanda Lesti. Bahkan Indosiar kerap membawa Lesti dalam berbagai kesempatan pertunjukan musik dangdut. Dalam hal ini, citra Lesti sebagai gadis lugu muda berbakat dari kampung di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang berjuang merantau ke Jakarta pun terbentuk. 

Tingkah pola khas remaja yang polos dan apa adanya adalah gambaran awal citra Lesti. Ketika berbagai perisakan menghampiri Lesti dari wujud fisik, asal daerah, hingga riwayat keluarga, tanggapan Lesti semakin menguatkan citra dirinya di mata publik sebagai gadis yang ramah, supel, mudah tersenyum, sabar, kuat, dan tegar. Gambaran di mata publik (front stage) ini pun dianggap sama dengan kehidupan di balik layar (back stage), termasuk ketika Lesti sudah menikah.

Goffman adalah seorang ahli dramaturgis yang menggunakan metafor teater dalam membedah masalah sosial. Menurut Goffman, setiap individu terlibat dalam proses produksi kesan dengan keputusan sadarnya untuk menampilkan dirinya dengan cara tertentu yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa citra dirinya telah terbentuk. Ia kemudian membagi kehidupan sosial ke dalam dua wilayah, yaitu wilayah depan dan wilayah belakang. 

Wilayah depan, yang dalam teater disebut panggung depan (front stage) adalah tempat peristiwa sosial yang memungkinkan individu menampilkan peran formalnya, dimana ia bermanuver layaknya aktor yang sedang melakonkan peran. Perannya tersebut kemudian ditonton dihadapan khalayak.

Wilayah belakang atau panggung belakang (back stage) merupakan tempat untuk mempersiapkan perannya para aktor di wilayah depan. Di sana tersedia kamar rias, dimana para pemain bisa bersantai menanti giliran tampil, sembari menghapal naskah, sekaligus mematangkan latihan akting. Di panggung belakang inilah bercokol sang sutradara yang senantiasa mengingatkan para aktor tentang perannya, ketika tampil di panggung depan. Sang sutradara tak lupa mewanti-wanti segenap pemain, agar nantinya bertindak sesuai dengan skenario. Di panggung belakang inilah (sebagai panggung yang tak terlihat oleh khalayak di halaman panggung depan), sering terjadi negosiasi dan transaksi antar aktor.

Kehidupan Laksana Panggung Sandiwara

Di balik seorang artis, berdiri sebuah manajemen yang menaungi. Fungsi dari manajemen ini adalah mempersiapkan tampilan seorang figur publik di depan khalayak/ penonton (front stage) dan bagaimana mempersiapkan atau mengelola kesan (impression management) yang dibentuk, sehingga dari interaksi yang dilakukannya di bagian front stage terciptalah sebuah makna. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada bagaimana pengelolaan kesan yang dilakukan di back stage tersebut.

Selain penampilan di televisi, Lesti juga aktif sebagai selebgram di Instagram dengan membuka endorsement, membuat lini fashion dan peralatan make up, kreator konten dengan lebih dari 5 juta subscriber di Youtube, hingga membuat produk digital di bawah nama Leslar Metaverse. Semua hal tersebut, terutama konten di Youtube, merupakan front stage dimana Lesti menampilkan sosok dirinya yang serba bisa dengan karakter apa adanya khas perempuan baik seperti yang diidolakan oleh para fansnya.

Selain manajemen, fans Lesti yang dikenal militan pun bisa dianggap sebagai 'sutradara' yang mengarahkan agar Lesti bertindak sesuai skenario yang diharapkan bersama, yaitu tampil sebagai perempuan baik. 

Bahkan kedekatan awal Lesti dengan calon suaminya saat itu pun karena dijodoh-jodohkan oleh fans yang berharap mereka berdua bersatu dalam ikatan pernikahan karena memiliki cerita masa lalu yang serupa yaitu sama-sama ditinggal menikah oleh mantan kekasih masing-masing. Pernikahan Lesti Kejora pun akhirnya terlaksana dengan banjir endorsement para vendor bahkan disiarkan secara langsung dan simultan di Indosiar.

Goffman melihat banyak kesamaan antar pementasan teater dengan berbagai jenis peran yang manusia mainkan dalam interaksi dan tindakan keseharian. Kehidupan sebenarnya laksana panggung sandiwara. Para figur publik memahami jika citra diri yang ingin diraih harus senantiasa dipelihara dengan konsisten. 

Konsistensi penting agar publik tidak bingung dalam menilai citra yang ingin ditampilkan. Cara mempertahankan konsistensi adalah tampil di depan layar yang dalam konteks saat ini adalah memalui media massa dan media sosial.

Lesti melakukan kedua cara tersebut dengan rutin muncul dalam setiap gelaran dangdut Indosiar serta rajin mengunggah kesehariannya di media sosial Instagram dan vlog di Youtube. Eksistensi tersebut pun membuahkan popularitas dimana hal ini memegang penting dalam karir keartisan seorang figur publik. 

Popularitas ini tentu berimplikasi terhadap banyak hal misalnya menambah pemasukan karena bertambahnya tawaran pekerjaan; membuka kesempatan untuk bertemu dengan berbagai kalangan masyarakat seperti pengusaha dan atau pejabat publik; membuka peluang usaha lain di luar industri hiburan untuk menambah pemasukan pribadi, misalnya iklan, endorsement, dll; serta menambah jumlah fans yang signifikan.

Pencitraan dan Popularitas

Manajemen Lesti tentu sangat memahami bahwa profesi Lesti sebagai penyanyi di industri hiburan sangat berkorelasi erat dengan pencitraan. Semakin baik citra diri yang ditampilkan, maka semakin positif respon yang akan didapat dari publik. Hal ini akan berdampak pada popularitas yang akan semakin tinggi di kalangan masyarakat. Semakin banyak sorotan yang ditujukan media kepada mereka, semakin mendongkrak popularitas sang figur publik. 

Popularitas ini yang kemudian menjadi modal bagi artis tersebut untuk mendapatkan tawaran manggung dan atau penawaran kesempatan lain yang memberikan keuntungan secara finansial.

Pada akhir September 2022, persoalan rumah tangga Lesti yang baru saja berjalan sekitar setahun menjadi buah bibir publik. Masalah perselingkuhan dan KDRT rupanya menjadi kisah di back stage yang publik tak ketahui sebelumnya. Setelah kasus ini mencuat, muncul kembali rekaman dokumentasi Lesti di berbagai program yang sebenarnya sudah menyiratkan ada suatu masalah yang tengah dipendamnya. 

Misalnya momen saat Lesti menangis saat dirinya bertindak sebagai juri kontes dan menyaksikan peserta yang bernyanyi dengan lagu bertema KDRT. Selain itu, beberapa vlog terakhir Lesti juga memperlihatkan tentang bagaimana murung dan pendiamnya Lesti ketika menikmati makan malam bersama suaminya, ungkapan Lesti yang bermimpi kejatuhan ponsel hingga lebam, hingga Lesti yang memberikan pengakuan di kanal Youtube Ruang Interogasi bahwa ada tuntutan harus memberikan teladan baik kepada publik.

Hal tersebut memberikan gambaran bahwa citra Lesti di front stage sebagai perempuan baik ternyata membuatnya bersikap cenderung memendam konflik dan memaksakan dirinya untuk selalu menyenangkan orang lain, dalam hal ini fans setianya. Lesti cenderung diam karena khawatir jika kenyataan kekerasan dan kekecewaan yang sebenarnya terjadi di back stage justru akan menyakiti orang lain. 

Alhasil ia terlihat terpaksa melakukan hal baik untuk menyenangkan orang lain dan berpura-pura bahagia demi konten mengenai gambaran relasi pasangan dan pernikahan ideal di media sosial. Dapat disimpulkan bahwa menurut teori Dramaturgi, Lesti Kejora selama ini memainkan lakon di depan layar atas dorongan dari tuntutan Good Girl Syndrome sebagai figur publik.

***

Hanifa Paramitha Siswanti

Referensi:

Lusyanti, D. (2014). Makna Pernikahan dan Perceraian di Masyarakat: Studi Kasus Penyebab Perceraian di Masyarakat Ragamukti, Tajurhalang Bogor.

Pattipeilohy, E. M. (2016). Citra diri dan popularitas artis. Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 1(2).

Rapika, R. (2022). Manajemen Komunikasi Manajer Artis Pop Sunda Studi Dramaturgi Komunikasi Manajer Rika Rafika (Doctoral dissertation, PERPUSTAKAAN PASCASARJANA).

--Disarikan dari tugas mata kuliah "TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN PERILAKU", Magister Ilmu Komunikasi, Fikom Universitas Padjadjaran, 10 Oktober 2022 --

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun