Pertama.  Ustad begitu berapi-api mengatakan bahwa sangatlah berbeda antara kasus dipenjarakannya orang-orang besar seperti Soekarno, Hatta, Buya Hamka dan lainnya dengan kasus dipenjarakannya Ahok. Ustad pun menguraikan dengan panjang lebar mengenai asal-usul atau latar belakang – atau dalam bahasa Ustad mungkin disebut ‘asbabunuzul’ – dipenjarakannya masing-masing dari mereka semua
Betul semua uraian ‘asbabunuzul’ yang disampaikan oleh Ustad. Hanya saja betul itu belum tentu benar, karena ternyata justru di titik inilah Ustad terlihat gagal-fokus, yang mencerminkan bahwa Ustad tidak memahami dengan benar mengenai tulisan saya.
Coba tunjukkan sama Ustad, kata-kata mana dalam tulisan saya yang mengatakan bahwa kasus Ahok dipenjara tuh sama dengan kasus dipenjarakannya Soekarno, Hatta, Buya Hamka, dan lainnya?! Kata-kata mana dari tulisan saya yang berusaha membandingkan kasus Ahok dengan kasusnya Soekarno dan lain-lain?!
Tidak ada kan, Ustad !!
Cobalah baca sekali lagi – dan kalau perlu berulang kali – agar Ustad benar-benar dapat memahaminya. Tulisan saya tidaklah membahas, membandingkan dan atau menyamakan asal-usul kasus yang membuat dipenjarakannya orang-orang hebat yang pernah ada di negeri ini. Saya sengaja tidak mengulas itu karena saya anggap semua orang sudahlah paham, bahkan mungkin anak-anak SD sekalipun tahu, bahwa orang-orang besar tersebut pernah dipenjara dengan kasus serta latar belakang yang berbeda satu sama lain, dan tidak ada yang sama.
Titik sentral dari tulisan saya adalah mengenai  ‘pernah di penjara’-nya, dan bukan pada ‘latar belakang atau asal-usul di penjarakan’-nya.
Bagaimana sekarang Ustad, sudah mulai paham kan dengan tulisan saya ?!
Kedua. Â Ustad mengatakan bahwa Ahok melakukan aksi lompat pagar membahas isi kitab dari agama yang bukan agama dianutnya. Dia bukan seorang ahli agama dan mengatakan bahwa ayat suci tidak relevan dengan konteks Pilkada.
Pertanyaan saya, kenapa pada saat Pilkada di DKI Jakarta pernyataan Ahok tersebut baru digubris dan dipermasalahkan, toh jauh sebelumnya juga pada saat pilkada di daerahnya, Ahok juga mengatakan hal yang demikian. Malah Gus Dur jauh lebih berkoar-koar dan sangar saat menyatakan hal yang sama (dapat dilihat video-nya di you tube). Tapi tidak terjadi masalah apapun juga.
Ini artinya apa?! Jawabannya adalah karena proses politisasi dalam pilkada DKI Jakarta.
Ketiga. Â Ustad telah menafikan kinerja dan mengingkari semua hasil kerja serta prestasi Ahok, itu tidak menjadi masalah. Â Lantas kemudian Ustad juga mengklasifikasikan Ahok menjadi sekelas dengan para maling, rampok, koruptor dan lain sebagainya, ya itu juga monggo saja. Â Sama seperti juga sebagian orang-orang yang sampai saat ini mempunyai penilaian bahwa Soekarno terlibat PKI, ya itu sih silakan saja. Â Toh itu semua kan tidak lantas mengurangi nilai dan kebesaran dari nama seseorang.