Mohon tunggu...
HOTZHIO MUNTHE
HOTZHIO MUNTHE Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Kepemimpinan Transformatif Ridwan Kamil dalam Mengubah Wajah Baru Jawa Barat

21 Mei 2024   21:47 Diperbarui: 21 Mei 2024   21:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi yang terjalin melalui media sosial oleh Walikota  dan Gubernur Ridwan Kamil memiliki beberapa manfaat dalam kepemimpinannya. Beliau  ingin “mendengarkan” masyarakat Kota Bandung dan mempublikasikan program serta kemajuan yang telah dicapai oleh pemerintahannya. Sebagai walikota Bandung, Ridwan Kamil menunjukkan kematangan politiknya dengan klarifikasi mengenai putrinya yang tidak diterima di sekolah favorit Bandung. Tindakan ini mendapat tanggapan positif dari para pengikutnya. Ridwan Kamil juga telah meminta masukan dan dukungan dari warga. Beliau juga meminta masukan warga Bandung sebelum memutuskan ikut dalam bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Tindakan ini menunjukkan kepemimpinan transformasional, di mana para pemimpin dan pengikut saling mendorong diri untuk mencapai tingkat motivasi dan moralitas yang lebih tinggi. Selain itu, tindakan tersebut juga meningkatkan kepercayaan politik dan partisipasi politik di kalangan masyarakat Kota Bandung. Penduduk Kota Bandung merasa dihargai karena pendapat mereka diminta dan mereka merasa memiliki pengaruh dalam pembuatan keputusan politik. Ridwan Kamil juga sering berbagi informasi penting kepada konstituennya melalui media sosial, yang memotivasi dan membangkitkan minat masyarakat untuk peduli terhadap Kota Bandung dan berpartisipasi dalam proses politik.

Pendapat dan Kepuasan warga Jawa Barat dengan Kinerja Ridwan 

Hasil survei dari lembaga CigMark mencatat kepuasan warga Provinsi Jawa Barat dengan kinerja Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil sangat tinggi yakni mencapai 90,27 persen.

"Hasil survei Maret 2023 pada 2000 responden tersebut mencatat kepuasan masyarakat Jawa Barat terhadap kinerja Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat mencapai 90,27 persen. Angka 90,27 persen ini gabungan dari yang sangat puas 19,78 persen dan 70 persen lebih cukup puas," kata Founder Cig Mark Setia Darma di Kota Bandung, Senin.

Ditemui saat pemaparan hasil survei bertema "Inventarisasi Permasalahan di Jawa Barat serta Kepuasan terhadap Pemerintah", Setia Darma mengatakan sebanyak 73,55 persen responden menginginkan kembali Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode selanjutnya.

"Jadi ada faktor 'trust' yang kuat dari masyarakat pada Pak Ridwan Kamil untuk menuntaskan sejumlah persoalan yang dikeluhkan," kata dia. Menurut dia dari penilaian masyarakat Jawa Barat terhadap beberapa hal yang muncul dan dianggap permasalahan di Jawa Barat yang penting untuk ditanggapi dan ditangani oleh para stakeholder.

"Lalu dari aspek pendidikan adalah harapan akses bagi masyarakat miskin untuk menikmati pendidikan murah atau gratis. Sedangkan untuk aspek kesehatan adalah permasalahan akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pengobatan, kesehatan murah atau gratis," kata dia.

Hal ini persoalan umum di daerah yang dikeluhkan masyarakat, kinerja pemerintahan daerah secara umum bukan provinsi saja. Namun masyarakat menaruh harapan tinggi Pak Gubernur bisa menyelesaikan masalah yang dikeluhkan, Menurut Setia Darma, kepuasan atas kinerja Ridwan Kamil dari masyarakat harus dijawab oleh gubernur dengan melakukan koordinasi dengan kepala daerah di 27 kabupaten/kota dan terobosan di sisa waktu jabatan.

Meskipun Ridwan Kamil dikenal dengan gaya kepemimpinan transformatif yang membawa banyak inovasi, terdapat beberapa kritik negatif yang perlu diperhatikan. Salah satu kritik utama adalah pendekatan top-down yang kadang kurang melibatkan partisipasi masyarakat secara menyeluruh, sehingga beberapa kebijakan tidak sepenuhnya mencerminkan kebutuhan lokal. Selain itu, fokus yang terlalu besar pada estetika kota dan proyek-proyek visual sering kali mengesampingkan kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial yang mungkin memerlukan perhatian lebih mendalam. Implementasi dan keberlanjutan proyek-proyek inovatif juga menjadi sorotan, dengan beberapa inisiatif yang berjalan lancar pada awalnya namun kemudian terhambat oleh masalah seperti kurangnya dana, birokrasi, atau pemeliharaan yang tidak memadai. Ketergantungan yang tinggi pada media sosial dalam berkomunikasi dengan masyarakat, meskipun transparan, dapat mengurangi efektivitas dalam menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang kurang memiliki akses atau literasi digital. Selain itu, manajemen krisis di bawah kepemimpinannya kadang tidak secepat dan seefektif yang diharapkan, menunjukkan perlunya peningkatan dalam kesiapsiagaan dan respons terhadap situasi darurat. Kritik ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Ridwan Kamil dalam menerapkan gaya kepemimpinan transformatifnya secara lebih merata dan berkelanjutan di seluruh Jawa Barat.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dan kualitatif. Menurut Punaji (2010) pendekatan deskriptif adalah suatu metode riset yang memiliki tujuan untuk menjelaskan secara spesifik peristiwa alam dan sosial yang terjadi di masyarakat. Sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa, dinamika sosial, sikap, keyakinan, dan persepsi. Oleh karena itu, proses penelitian pendekatan kualitatif dimulai dengan pengembangan asumsi-asumsi dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun