Suatu hari dua orang anak yang saling berteman sangat akrab yang bernama Ani dan Bima ingin pergi ke gereja bersama untuk memperingati hari kebangkitan Yesus Kristus. Keduanya berasal dari gereja yang berbeda. Ani berasal dari gereja HKI sedangkan Bima berasal dari gereja HKBP. Namun uniknya Ani adalah seorang mahasiswa Teologi yang sudah memahami betul bagaimana itu tentang liturgi gereja dan teologisnya. Sedangkan Bima adalah mahasiswa fakultas MIPA. Ketika mereka ingi ke gereja bersama, terjadi sebuah perdebatan diantara mereka yaitu tentang makna perjamuan kudus.
Ani : Teman, besok kan hari minggu, hari memperingati kebangkitan Yesus Kristus. Pasti di gereja kita ada Perjamuan kudus. Yok, Besok kita ikut
Bima : Gua ga dibolehin bos, karena kata mama aku belum naik sidi jadi belum bisa. Kalo kamu mau kamu aja yang ikut nanti aku duduk di kursi aja
Ani : Kok gitu? Aku pun belum naik sidi kok. Tapi aku mau menerima roti dan anggur itu.
Bima : hah…..Kok bisa? kan kita belum saatnya Ani
Ani : aku mau nanya deh konsep apaan sih yang kamu pegang??
Bima : mamaku bilang hanya itu doing, makanya sampai saat ini aku nga pernah makan begituan sebelum naik sidi
Ani : aku mau kasih penjelasan deh sama kamu. Perjamuan kudus itu diterima oleh semua orang percaya tanpa terkecuali. sekarang aku mau nanya sama kamu. Apakah kamu itu percaya Yesus adalah Juruselamat kita?
Bima : Percayalah
Ani : nahh kalo kamu percaya, kamu berhak dong menerima roti dan anggur itu.
Bima : kan tunggu naik sidi dong, kan naik sidi itu bersaksi karena kita percaya, makanya kita ucapin Pengakuan Iman Rasuli