Mohon tunggu...
Hotnida DearmaSenta
Hotnida DearmaSenta Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Indonesia, Biology 2017

Jangan lupa like, comment, share ya :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Biota Laut: Scotoplanes globosa, Si Babi Laut Misterius

13 November 2020   11:00 Diperbarui: 13 November 2020   11:01 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://eol.org/
https://eol.org/
https://eol.org/
https://eol.org/

Anatomi babi laut biasanya dipengaruhi oleh kedalaman laut tempat mereka hidup. Babi laut hidup di beberapa bagian terdalam dan tergelap di lautan sekitar 4.000 hingga 16.000 kaki di bawah permukaan. Mereka memiliki kulit tembus cahaya dan tidak berwarna karena mereka hidup dalam kegelapan tanpa cahaya. Babi laut memiliki tubuh gemuk, bergelatin dan oval dengan panjang sekitar 4 inci. Ukuran tubuh maksimal babi laut yang pernah ditemukan adalah 17 sentimeter (6.5 inci). Selain itu, babi laut memiliki sekitar sepuluh tentakel di mulut mereka yang digunakan untuk memakan partikel organik di lumpur laut dalam dan membantu menyaring makanan yang bercampur dengan pasir dengan lumpur.

Babi laut memiliki antara lima dan tujuh pasang tentakel atau kaki untuk berjalan, di mana kaki tabung yang membesar digunakan untuk locomotion. Hal ini menjadi penyebab babi laut menggunakan rongga air di dalam kulit mereka untuk mengembang dan mengempiskan. Karakteristik ini merupakan satu-satunya kasus locomotion kaki di antara kelompok holothurian.

Kaki dan bentuk plump atau gemuk babi laut adalah alasan utama untuk penamaan mereka. Selain itu, babi laut memiliki tiga pasang papila di permukaan tubuh dorsalnya dan fungsinya masih belum diketahui secara pasti. Dua diantaranya berbentuk panjang dan seperti cambuk serta yang ketiga lebih pendek.  Beberapa peneliti menyebutkan struktur ini berfungsi untuk membantu babi laut menjaga keseimbangan atau semacam organ pengindra untuk membantu mereka dalam menemukan jalan menuju sedimen yang lezat.

Habitat dan persebaran

Babi laut atau Scotoplanes sp. hidup di dasar laut dalam, khususnya di dataran abyssal di Atlantik , Pasifik , dan Samudra Hindia , biasanya di kedalaman lebih dari 1.200 –5.000 meter. Beberapa spesies terkait dapat ditemukan di Antartika. Scotoplanes sp. (dan semua holothurians laut dalam) adalah pengumpan deposit, dan memperoleh makanan dengan mengekstraksi partikel organik dari lumpur laut dalam. Scotoplanes globosa telah diteliti dan menunjukkan preferensi memperoleh makanan organik yang baru saja jatuh dari permukaan laut dan menggunakan penciuman untuk menemukan sumber makanan yang disukai seperti bangkai paus.

Cara makan dan berenang

Makanan babi laut terdiri dari partikel-partikel organik yang jatuh ke dasar laut, misalnya bangkai paus. Babi laut menemukan makanannya dengan cara mencium bau yang disebarkan oleh arus air laut. Oleh karena itu, babi laut biasanya ditemukan menghadapkan dirinya sesuai dengan arah arus samudera. Babi laut menjelajahi sedimen laur untuk memperoleh makanannya.

Babi laut termasuk organisme deposit atau pengumpan detrital, babi laut memakan potongan-potongan tanaman yang membusuk dan bahan hewan yang ditemukan di lumpur laut dalam. Mulut mereka dikelilingi oleh cincin tentakel makan yang mereka gunakan untuk menyaring lumpur dan meraih makanan. Selain itu, babi laut berpotensi memodifikasi elemen permukaan di lautan dengan bergerak melalui sedimen yang memiliki pengaruh terhadap permukaan dan infauna saat babi laut mencari makan.

Reproduksi dan Perilaku Babi Laut

Para ilmuwan memiliki pengetahuan terbatas tentang siklus hidup babi laut, pola reproduksi dan perilaku, karena kedalaman habitat mereka. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa babi laut hidup bepergian dengan membentuk kelompok dan jumlahnya tergantung pada arus. Informasi ini dikumpulkan melalui foto-foto robot hingga kedalaman 5,7 mil dan dengan melacak dasar laut. Di tempat yang kaya akan makanan, babi laut terlihat membentuk gerombolan yang jumlahnya mencapai 300—600 ekor. Namun babi laut sendiri diperkirakan tidak memiliki perilaku ataupun pola hidup sosial.

https://www.mbari.org/
https://www.mbari.org/
Babi laut merupakan biota laut yang sulit dipelihara dalam tangkapan karena hewan ini hanya dapat hidup pada perairan yang tekanannya setara dengan tekanan di kedalaman ribuan meter. Namun apabila melihat siklus hidup teripang dan hewan Enchinodermata lainnya, babi laut diperkirakan hidup sebagai zooplankton ketika masih larva. Ketika sudah mencapai ukuran tertentu, larva babi laut kemudian jatuh ke dasar samudera dan melanjutkan hidupnya sebagai hewan penghuni dasar laut (bentos).

Simbiosis babi laut dengan biota laut lainnya

Babi laut diketahui merupakan inang dari hewan-hewan parasit kecil seperti kutu laut, siput laut, dan hewan genus lainnya termasuk crustacea. Sama seperti teripang lainnya, babi laut merupakan organisme inang parasit dan komensal. Misalnya, menyediakan tempat berlindung bagi kepiting remaja, Neolithodes diomedeae. Diketahui bahwa hubungan seperti itu menguntungkan kepiting karena dapat mengurangi risiko di mangsa saat berada di bawah naungan.

https://www.mbari.org/
https://www.mbari.org/

Daftar Acuan:

  • Barry, J. P., J. R. Taylor, L. A. Kuhnz, A. P. De Vogelaere. 2016. "Symbiosis between the holothurian Scotoplanes sp. A and the lithodid crabNeolithodes diomedeae on a featureless bathyal sediment plain". Marine Ecology. 38 (2). doi:10.1111/maec.12396. ISSN 1439-0485
  • Encyclopedia of Life (=EOL). 2020. Deep Sea Cucumber: Scotoplanes globose. https://eol.org/. Diakses pada 12 November 2020 pkl. 20.00 WIB.
  • Hansen, B. 1972. Photographic evidence of a unique type of walking in deep-sea holothurians. Deep Sea Research and Oceanographic Abstracts 19 (6): 461–462. doi:10.1016/0011-7471(72)90056-3.
  • Huffard, C.L., Kuhnz, L.A., Lemon, L., Sherman, A.D., Smith Jr., K.L., 2016. Demographic indicators of change in a deposit-feeding abyssal holothurian community (Station M, 4000m). Deep Sea Research Part I: Oceanographic Research Papers, 109: 27-39. dx.doi.org/10.1016/j.dsr.2016.01.002.
  • Miguez-Salas, O., Huffard, C.L., Smith Jr., K.L., McGill, P.R., Rodriguez-Tovar, F.J., 2020. Faunal assemblage changes, bioturbation and benthic storms at an abyssal station in the northeastern Pacific. Deep Sea Research Part 1: Oceanographic Research Papers, 160: . doi.org/10.1016/j.dsr.2020.103277
  • Miller, R. J. Smith, C. R. Demaster, D. J. Fornes, W. L. 2000. Feeding selectivity and rapid particle processing by deep-sea megafaunal deposit feeders: A 234Th tracer approach. Journal of Marine Research 58 (4): 653. doi:10.1357/002224000321511061.
  • Monterey Bay Aquarium Research Institute (=MBARI). 2017. Sea pig (Scotoplanes sp.). https://www.mbari.org/products/creature-feature/sea-pig-landing-page/. Diakses pada 12 November 2020 pkl. 20.00 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun