Scotoplanes globosa adalah biota laut yang sering dikenal dengan babi laut atau “sea pig”. Namun tidak seperti namanya, babi laut sebenarnya bukan babi, tetapi teripang atau timun laut. Teripang adalah kelompok echinoderms atau invertebrata laut yang ditandai dengan simetri radial lima kali lipat mereka (seperti bintang laut dan landak laut). Teripang memiliki tubuh silindris yang lembut dan memanjang dengan panjang sekitar 4-6 inci. Sementara secara morgologi dan fisiologi tidak seperti babi darat, babi laut memiliki tubuh yang tembus cahaya dan berwarna merah muda, disertai dengan beberapa pasang kaki tabung memanjang (beberapa terletak di kepala mereka).
Secara khusus, babi laut termasuk dalam genus Scotoplanes, yaitu genus teripang dalam yang mencakup empat spesies. Mereka ditemukan hampir di semua lautan di dunia. Di beberapa daerah babi laut mewakili lebih dari 95% dari total berat hewan di dasar laut. Meskipun babi laut cukup berlimpah, kebanyakan orang jarang atau hamper tidak akan pernah melihat babi laut, karena habitat tinggal babi laut di bagian terdingin dan terdalam di lautan.
Para ilmuwan telah mengetahui tentang babi laut selama lebih dari 100 tahun. Babi laut pertama kali dijelaskan oleh ahli zoologi Swedia Hjalmar Théel pada tahun 1882. Namun, para ilmuwan masih berusaha memecahkan misteri tentang babi laut yaitu siklus hidup babi laut, pola reproduksi dan perilaku. Para peneliti telah mengamati hewan laut dalam, termasuk babi laut, di dasar laut jurang selama beberapa dekade dan menemukan bahwa komunitas ini dapat berubah secara dramatis dan tidak menentu dari waktu ke waktu. Meskipun penelitian selama beberapa dekade, para ilmuwan masih tidak yakin mengenai perubahan perilaku babi laut.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Elasipodida
Famili : Elpidiidae
Genus : Scotoplanes
Spesies : Scotoplanes globosa
Karakteristik Utama Babi Laut
Morfologi
![https://eol.org/](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/13/babi-laut-2-5fadf9688ede48664018f662.jpg?t=o&v=770)
![https://eol.org/](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/13/babi-laut-3-5fadf9762da2372efa748c42.jpg?t=o&v=770)
Anatomi babi laut biasanya dipengaruhi oleh kedalaman laut tempat mereka hidup. Babi laut hidup di beberapa bagian terdalam dan tergelap di lautan sekitar 4.000 hingga 16.000 kaki di bawah permukaan. Mereka memiliki kulit tembus cahaya dan tidak berwarna karena mereka hidup dalam kegelapan tanpa cahaya. Babi laut memiliki tubuh gemuk, bergelatin dan oval dengan panjang sekitar 4 inci. Ukuran tubuh maksimal babi laut yang pernah ditemukan adalah 17 sentimeter (6.5 inci). Selain itu, babi laut memiliki sekitar sepuluh tentakel di mulut mereka yang digunakan untuk memakan partikel organik di lumpur laut dalam dan membantu menyaring makanan yang bercampur dengan pasir dengan lumpur.
Babi laut memiliki antara lima dan tujuh pasang tentakel atau kaki untuk berjalan, di mana kaki tabung yang membesar digunakan untuk locomotion. Hal ini menjadi penyebab babi laut menggunakan rongga air di dalam kulit mereka untuk mengembang dan mengempiskan. Karakteristik ini merupakan satu-satunya kasus locomotion kaki di antara kelompok holothurian.
Kaki dan bentuk plump atau gemuk babi laut adalah alasan utama untuk penamaan mereka. Selain itu, babi laut memiliki tiga pasang papila di permukaan tubuh dorsalnya dan fungsinya masih belum diketahui secara pasti. Dua diantaranya berbentuk panjang dan seperti cambuk serta yang ketiga lebih pendek. Beberapa peneliti menyebutkan struktur ini berfungsi untuk membantu babi laut menjaga keseimbangan atau semacam organ pengindra untuk membantu mereka dalam menemukan jalan menuju sedimen yang lezat.
Habitat dan persebaran
Babi laut atau Scotoplanes sp. hidup di dasar laut dalam, khususnya di dataran abyssal di Atlantik , Pasifik , dan Samudra Hindia , biasanya di kedalaman lebih dari 1.200 –5.000 meter. Beberapa spesies terkait dapat ditemukan di Antartika. Scotoplanes sp. (dan semua holothurians laut dalam) adalah pengumpan deposit, dan memperoleh makanan dengan mengekstraksi partikel organik dari lumpur laut dalam. Scotoplanes globosa telah diteliti dan menunjukkan preferensi memperoleh makanan organik yang baru saja jatuh dari permukaan laut dan menggunakan penciuman untuk menemukan sumber makanan yang disukai seperti bangkai paus.
Cara makan dan berenang
Makanan babi laut terdiri dari partikel-partikel organik yang jatuh ke dasar laut, misalnya bangkai paus. Babi laut menemukan makanannya dengan cara mencium bau yang disebarkan oleh arus air laut. Oleh karena itu, babi laut biasanya ditemukan menghadapkan dirinya sesuai dengan arah arus samudera. Babi laut menjelajahi sedimen laur untuk memperoleh makanannya.
Babi laut termasuk organisme deposit atau pengumpan detrital, babi laut memakan potongan-potongan tanaman yang membusuk dan bahan hewan yang ditemukan di lumpur laut dalam. Mulut mereka dikelilingi oleh cincin tentakel makan yang mereka gunakan untuk menyaring lumpur dan meraih makanan. Selain itu, babi laut berpotensi memodifikasi elemen permukaan di lautan dengan bergerak melalui sedimen yang memiliki pengaruh terhadap permukaan dan infauna saat babi laut mencari makan.
Reproduksi dan Perilaku Babi Laut
Para ilmuwan memiliki pengetahuan terbatas tentang siklus hidup babi laut, pola reproduksi dan perilaku, karena kedalaman habitat mereka. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa babi laut hidup bepergian dengan membentuk kelompok dan jumlahnya tergantung pada arus. Informasi ini dikumpulkan melalui foto-foto robot hingga kedalaman 5,7 mil dan dengan melacak dasar laut. Di tempat yang kaya akan makanan, babi laut terlihat membentuk gerombolan yang jumlahnya mencapai 300—600 ekor. Namun babi laut sendiri diperkirakan tidak memiliki perilaku ataupun pola hidup sosial.
Simbiosis babi laut dengan biota laut lainnya
Babi laut diketahui merupakan inang dari hewan-hewan parasit kecil seperti kutu laut, siput laut, dan hewan genus lainnya termasuk crustacea. Sama seperti teripang lainnya, babi laut merupakan organisme inang parasit dan komensal. Misalnya, menyediakan tempat berlindung bagi kepiting remaja, Neolithodes diomedeae. Diketahui bahwa hubungan seperti itu menguntungkan kepiting karena dapat mengurangi risiko di mangsa saat berada di bawah naungan.
Daftar Acuan:
- Barry, J. P., J. R. Taylor, L. A. Kuhnz, A. P. De Vogelaere. 2016. "Symbiosis between the holothurian Scotoplanes sp. A and the lithodid crabNeolithodes diomedeae on a featureless bathyal sediment plain". Marine Ecology. 38 (2). doi:10.1111/maec.12396. ISSN 1439-0485
- Encyclopedia of Life (=EOL). 2020. Deep Sea Cucumber: Scotoplanes globose. https://eol.org/. Diakses pada 12 November 2020 pkl. 20.00 WIB.
- Hansen, B. 1972. Photographic evidence of a unique type of walking in deep-sea holothurians. Deep Sea Research and Oceanographic Abstracts 19 (6): 461–462. doi:10.1016/0011-7471(72)90056-3.
- Huffard, C.L., Kuhnz, L.A., Lemon, L., Sherman, A.D., Smith Jr., K.L., 2016. Demographic indicators of change in a deposit-feeding abyssal holothurian community (Station M, 4000m). Deep Sea Research Part I: Oceanographic Research Papers, 109: 27-39. dx.doi.org/10.1016/j.dsr.2016.01.002.
- Miguez-Salas, O., Huffard, C.L., Smith Jr., K.L., McGill, P.R., Rodriguez-Tovar, F.J., 2020. Faunal assemblage changes, bioturbation and benthic storms at an abyssal station in the northeastern Pacific. Deep Sea Research Part 1: Oceanographic Research Papers, 160: . doi.org/10.1016/j.dsr.2020.103277
- Miller, R. J. Smith, C. R. Demaster, D. J. Fornes, W. L. 2000. Feeding selectivity and rapid particle processing by deep-sea megafaunal deposit feeders: A 234Th tracer approach. Journal of Marine Research 58 (4): 653. doi:10.1357/002224000321511061.
- Monterey Bay Aquarium Research Institute (=MBARI). 2017. Sea pig (Scotoplanes sp.). https://www.mbari.org/products/creature-feature/sea-pig-landing-page/. Diakses pada 12 November 2020 pkl. 20.00 WIB.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI