Kalau saya bercerita ini barangkali pembaca berpikir ini adalah adegan di film, tapi ini kisah benar nyata, saya bersumpah! Ketika saya sedang BAK di toilet segerombolan guru masuk dan ngerumpi tentang saya.Â
Mereka tertawa dan menceritakan betapa menjijikkan perilaku saya. Saya mendengar dan merekam (di dalam pikiran) setiap kata yang mereka ucapkan tentang saya. Setelah mereka bosan, mereka menggedor pintu toilet dan bertanya mengapa orang di dalam lama sekali karena mereka mengantri ingin masuk.Â
Saya tidak mau keluar, karena saya malu dan takut melihat mereka. Mereka terus saya menggendor tanpa tahu bahwa saya yang ada di dalam, sampai akhirnya saya buka pintunya. Mereka terkejut dan saya berlari karena saya takut. Sungguh terdengar seperti scene pada drama tapi  itu benar terjadi.
Tangan saya gemetaran, rasanya saya mau mati aja hari itu, dan saya memang mencoba untuk melakukannya beberapa kali. Segera setelah pertemuan itu, mereka malah tertawa setiap kali melihat saya, mereka melihat saya seperti orang bodoh. Itu adalah hari terburuk dalam hidup saya. Saya ketakutan setiap kali ke sekolah, tapi saya harus.Â
Saya terkejut menyadari bahwa ada manusia yang tidak bertingkah/berperilaku layaknya manusia. Kan kalau manusia menyakiti orang lain sengaja/tidak dia akan merasa malu atas perbuatannya, tapi tidak dengan mereka.Â
Padahal saya bekerja di sekolah yang kami selalu berdoa, tapi agaknya keberadaan Tuhan hanya sebagai pemanis agar sekolah ini terlihat seperti sekolah berTuhan. Panggilan telepon dari adik saya lah yang membuat saya tersadar bahwa saya harus tetap hidup dan bekerja, karena adik saya butuh saya.
Saya sangat kuat ya. Ya, Hotmian memang dimaksudkan untuk tujuan demikian. Terlepas dari kebenaran saya melakukan kesalahan atau tidak, memang tidak sepantasnya orang tertawa atas permasalahan orang lain. Kalau tidak bisa membantu, yah paling tidak jangan menambah. Saya kuat, saya tetap berangkat ke sekolah setiap pagi.Â
Saya mengajar dan pura-pura tertawa di depan anak-anak. Jika saya sedih, saya akan makan sangat banyak, jadi saya kenyang dan bisa langsung tidur.Â
Beruntungnya mengajar di kelas kecil, kita selalu diberikan makanan dalam jumlah yang banyak. Saya lebih sering makan makanan manis dan dingin, itu membuat saya rileks. Jika saya tidak tahan, saya biasanya masuk ke kelas saat kelas kosong, dan menangis hingga tertidur di sana, padahal saya paling takut ruangan gelap. Saya menemukan cara saya sendiri untuk menjadi kuat.Â
Banyak tekanan ini itu dari lingkungan kerja tapi saya menjadi semakin kuat setiap harinya. Ya, hotmian itu artinya kuat dan tahan banting, itulah saya, Hotmian Simalango.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H