Mohon tunggu...
Hotim Munawaroh
Hotim Munawaroh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sendiri

Bim

Selanjutnya

Tutup

Financial

Konsep Maslahah dalam Konsumsi Ekonomi Islam

15 Februari 2019   20:02 Diperbarui: 15 Februari 2019   20:24 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarat kedua ini sudah jelas tercantum dalam al qurn dan sunnah. Diamana makanan tersebut harus bersih,dan cocok untuk dimakan tidak kotor ataupun tidak menjijikkan sehingga merusak selera.

3.Prinsip kesederhanaan

Prinsip ini mengatur perilaku manusia mengenai makanan dan minuman sikap tidak berlebih-lebihan, yang berarti janganlah makan secara berlebih.

Dalam Al-Qurn dikatakan:

"..... makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."(Q.S. Al-Maidah, 5:87)

4.Prinsip kemurahan hati

Dengan mentaati perintah Islam tidak ada bahaya maupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang sudah disediakan Tuhan karena kemurahan hati-Nya.

5.Prinsip moralitas

Bukan hanya mengenai makanan dan minuman tetapi mengenai tujuan terakhirnya yaitu untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual.

Konsumsi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia maupun dalam perekonomian, karena tidak ada kehidupan tanpa konsumsi. Dalam ekonomi islam, kepuasan konsumsi dikenal dengan maslahah dalam artian terpenuhi kebutuhan baik fisik dan spiritual. Dengan begitu konsumsi akan mendorong terjadinya produksi dan distribusi. Dengan demikian akan menggerakkan roda-roda perekonomian.

Akan tetapi, presentase kebutuhan yang dimiliki oleh manusia sangatlah beragam, terkdang muncul tindakan yang ekstrim dalam mengakses kebutuhan. Ada sebagian orang yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhannya sehingga timbul sifat berlebihan. Dalam ekonomi islam,  pemenuhan kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan harus dilandasi dengan nilai-nilai spiritualisme dan adanya keseimbangan dalam pengelolaan harta kekayaan kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia dalam memenuhi kebutuhannya harus berdasarkan batas kecukupan, baik atas kebutuhan pribadi maupun keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun